89
BAB IV CIRI KARYA PENDIDIKAN TAREKAT CAROLUS BORROMEUS
A. Spiritualitas Tarekat Carolus Borromeus dalam Pendidikan
1. Dasar Pendidikan Katolik
Konsili Vatikan II mempertimbangkan dengan seksama pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia.
1
Pendidikan mempunyai pengaruh yang semakin bertambah dalam kemajuan zaman. Melalui pendidikan orang lebih
sadar akan martabat dan kedudukannya. Melalui pendidikan pula orang menjadi semakin berkeinginan untuk ikut ambil bagian secara aktif dalam
dalam kehidupan sosial. Maka Konsili Vatikan II mengeluarkan prinsip-prinsip dasar Pendidikan Katolik supaya diperkembangkan dan diterapkan oleh
keuskupan-keuskupan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Menurut Konsili Vatikan II semua manusia dari segala sukubangsa,
keadaan, dan usia mempunyai hak akan pendidikan sesuai dengan tujuan mereka.
2
Pendidikan membantu manusia untuk menuju tujuan mereka yakni memajukan dan mengokohkan persatuan serta perdamaian di dunia.
3
Pendidikan yang perlu diusahakan adalah pendidikan yang menjurus pada pembinaan pribadi manusia untuk mengejar tujuan mereka. Pendidikan
pembinaan pribadi manusia perlu dilakukan melalui berbagai sarana.
1
Deklarasi Konsili Vatikan II: Asas-Asas Pendidikan Kristen, Sikap Gereja Terhadap Agama Bukan Kristen, Kebebasan Beragama., Ende:
Percetakan Arnoldus, 1966, hlm. 5.
2
Ibid., hlm. 6.
3
Ibid., hlm. 7.
Sekolah menempati posisi yang strategis di antara semua sarana-sarana pendidikan. Sekolah merupakan tempat untuk mengembangkan bakat-bakat
intelektual, melestarikan warisan kebudayaan, memupuk rasa hormat akan nilai, dan persiapan bagi kehidupan profesional.
4
Sekolah membantu melengkapi pendidikan yang diusahakan oleh keluarga. Maka orang tua dalam mendidik anak-anaknya mempunyai hak dan
kebebasan dalam memilih sekolah-sekolah. Bagi keluarga Katolik tanggung jawab untuk memelihara moral dan nilai-nilai Kristiani tidaklah mudah. Gereja
hadir memberikan bantuannya kepada setiap keluarga untuk memelihara moral dan nilai-nilai Kristiani melalui Sekolah Katolik. Sekolah Katolik sebagaimana
dengan sekolah-sekolah lainnya mengejar tujuan-tujuan kebudayaan serta pembinaan insani kaum muda. Meskipun demikian Sekolah Katolik tetap
menawarkan nilai-nilai Kristiani meskipun keadaan murid-muridnya ada yang bukan Katolik. Nilai-nilai atau mentalitas Kristiani ini diperkenalkan melalui
nilai etika manusiawi yang berupa kejujuran dan solidaritas moral.
5
Terlepas dari itu Sekolah Katolik menciptakan lingkungan paguyuban sekolah yang
dijiwai semangat kebebasan dan cintakasih injili.
6
Pendidikan Katolik mempunyai cita-cita munculnya pelaku-pelaku perubahan sosial. pendidikan semacam itu dapat disebut pendidikan yang
4
Ibid., hlm. 12.
5
BMS. Suryasudarma, SJ., Visi Yayasan Pendidikan Katolik: Salah Satu Pandangan, Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta, 1988, hlm. 15.
6
Sewaka, SJ., Ajaran dan Pedoman Gereja tentang Pendidikan Katolik, Jakarta: PT. Grasindo, 1991, hlm. 6.