41
4.2. Lingkungan XII Kelurahan Helvetia
Menurut hasil survey permukiman di Lingkungan XII Kelurahan Helvetia merupakan permukiman yang berada di atas tanah ilegal yaitu tanah milik
Perusahaan Jawatan Kereta Api. Awal mula permukiman ini dimulai dari tahun 1981 hingga sekarang dengan adat turun temurun. Pada tahun 1981-1984 hanya
ada 3 bangunan saja di permukiman tersebut. Permukiman ini berada di bagian utara rel kereta api yang menuju ke kota Binjai. Di bagian selatan permukiman
Lingkungan XII berbatasan dengan permukiman liar pinggiran rel kereta api juga tetapi di Kelurahan Dwi Kora. Sampai saat ini belum ada program pemerintah
yang mengatasi permukiman liar tersebut.
4.2.1. Kondisi Sosial Budaya dan Perekonomian Masyarakat
Permukiman Lingkungan XII Kel. Helvetia terlihat cukup padat dari kondisi hunian yang tidak beraturan. Walaupun masyarakat tinggal diatas tanah
milik negara, rata-rata penghuni di permukiman Lingkungan XII memiliki kartu tanda penduduk. Berikut ialah kondisi sosial budaya dan perekonomian
masyarakat di Lingkungan XII :
1. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Lingkungan di Lingkungan XII tersebut terdapat 100 rumah dengan 110 KK, beberapa diantaranya terdapat 5
rumah dengan 2 KK dalam satu bangunanrumah. Terkait dengan teori menurut Sinulingga 2005 dalam Hutapea 2012 yang
menyatakan salah satu dari ciri permukiman kumuh ialah penduduk sangat padat
Universitas Sumatera Utara
42
antara 250-400 jiwaHa. Pendapat para ahli perkotaan menyatakan bahwa apabila kepadatan suatu kawasan telah mencapai 80 jiwaHa maka timbul masalah akibat
kepadatan ini, antara perumahan yang dibangun tidak mungkin lagi memiliki persyaratan fisiologis dan psikologis.
2. Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi penduduk di lingkungan tersebut rata-rata ialah masyarakat berpenghasilan rendah. Mata pencaharian penduduk sekitar menurut
hasil survey adalah tukang bangunan, tukang becak, pedagang baju bekas, pedagang kios, pemulung, dan lainnya. Rata-rata penghasilan masyarakat di
Lingkungan XII sekitar Rp 50.000 – Rp 150.000 per harinya.
Hal tersebut terkait dengan pernyataan menurut Sumarwanto 2014 yang menyatakan bahawa potret masyarakat berpenghasilan rendah tercermin dari
kondisi sosial ekonomi dalam kehidupannya dan ditunjukkan dengan kondisi perumahan yang tidak memadai seperti di pinggiran rel kereta api.
3. Sosial Budaya
Penduduk di Lingkungan XII memiliki keragaman suku etnis dan agama. Variasi suku yang telah diketahui ialah suku batak dan jawa yang mayoritasnya
beragama Nasrani Kristen Protestan. Sebagian penduduk adalah masyarakat yang berpindah dari tanah jawa dan sebagian lagi pindahan dari sekitaran kota
Medan. Pada awal-awal penduduk bertempat tinggal di permukiman Lingkungan XII,
rata-rata penduduk di permukiman tersebut merasa gelisah dengan suasana
Universitas Sumatera Utara
43
permukiman yang hanya jarak beberapa meter dari rel kereta api tersebut, tetapi setelah bertahun-tahun penduduk sudah terbiasa dengan suasana kereta api yang
berlalu lalang setiap jamnya. Sampai saat ini selama 10 tahun hanya ada 4 kejadiankecelakaan yang telah terjadi di rel kereta api tersebut.
4. Fungsi dan Kegiatan