3
Arteri Ringroad sehingga cenderung pesat dan strategis. Selanjutnya, dimana masyarakat yang mampu bertahan hidup di permukiman kumuh dan di bantaran
rel kereta api tersebut dan tidak jelasnya status kepemilikan tanah yang dimiliki oleh masyarakat terhadap bangunan tempat tinggalnya.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana bentuk fisik pola permukiman liar bantaran rel kereta api di Jl. Arteri Ringroad Medan ?
Bagaimana masyarakat membentuk permukiman liar bantaran rel kereta api di
Jl. Arteri Ringroad Medan ?
Faktor-faktor apa yang mendorong permukiman tumbuh di bantaran rel kereta
api Jl. Arteri Ringroad Medan ? 1.3.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini bermaksud untuk mengkaji bagaimana masyarakat bertempat tinggal di permukiman liar pinggiran rel kereta
api serta mengetahui pola ruangnya. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : mengetahui kondisi fisik lingkungan permukiman di bantaran rel kereta api Jl.
Arteri Ringroad Medan mengetahui alasan masyarakat bertempat tinggal di lahan yang berstatus ilegal
yaitu di bantaran rel kereta api Jl. Arteri Ringroad Medan mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan tumbuhnya permukiman liar di
bantaran rel kereta api Jl. Arteri Ringroad Medan
Universitas Sumatera Utara
4
1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi peneliti Menambah wawasan mengenai preferensi bermukim
b. Bagi ilmu pengetahuan
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa ataupun penulis lainnya d. Bagi peneliti lain
Dapat dijadikan sebagai refrensi bahan perbandingan di masa yang akan datang
1.5. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan penulis, penelitian tentang permukiman di pinggiran rel kereta api yang sudah pernah dilakukan yaitu :
“Keadaan Sosial Budaya Penduduk di Permukiman Kumuh Pinggir Rel Kereta Api Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat” yang
dilakukan oleh Rika Afrilla, tahun 2012. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana cara hidup atau kebiasaan penduduk, bagaimana
interaksi antar sesama penduduk serta alasan mereka bertahan untuk bertempat tinggal di permukiman kumuh pinggiran rel kereta api kelurahan
Pulo Brayan Kota kecamatan Medan Barat. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman
Kumuh Di Kawasan Pusat Kota Studi Kasus : Kawasan Pancuran” yang dilakukan oleh Eny Endang Surtiani, tahun 2006. Penelitian ini memiliki
Universitas Sumatera Utara
5
tujuan untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebab kekumuhan lingkungan Kawasan Permukiman Pancuran yang ada di kawasan pusat Kota
Salatiga, dalam upaya memberikan alternatif penyelesaian masalah berupa rekomendasi perencanaan lingkungan sehingga mempu meningkatkan fungsi
dan kualitas Kawasan Permukiman Pancuran Kota Salatiga. Berikut tabel dari penelitian yang sudah dilakukan :
Judul, Tahun, Wilayah, Nama
Peneliti Tujuan
Penelitian Metode
Penelitian dan Pendekatan
Teknik Analisis dan Bahan
Penelitian Hasil penelitian
Keadaan Sosial Budaya
Penduduk di Permukiman
Kumuh Pinggir Rel Kereta Api
Kelurahan Pulo Brayan Kota
Kecamatan Medan Barat,
2012, Medan, Rika Afrilla
Untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab
timbulnya permukiman
kumuh di kelurahan pulo
brayan kota, serta keadaan
sosial budayanya
termasuk di antaranya
interaksi sosial antar sesama
penduduk, dan tetap bertahan
tinggal di permukiman
pinggir rel kereta api.
Metode Penelitian :
Deskriptif Kualitatif
Pendekatan : Kualitatif
Teknik Analisis : Observasi,
Wawancara, Kuisioner
Bahan Penelitian : Penelitian
lapangan Pendidikan
responden rata-rata tamatan SD dan
SMP, sehingga pengetahuan
responden rendah, dan hal ini yang
membuat mereka sulit mendapatkan
pekerjaan di kota, karena sulitnya
mendapatkan pekerjaan yang
layak yang membuat ekonomi
mereka pun menjadi tidak berkecukupan.
Akibatnya mereka memilih tinggal di
pemukiaman kumuh pinggir rel kereta
api dengan sarana dan prasarana yang
kurang memadai.
Universitas Sumatera Utara
6
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Terciptanya
Kawasan Permukiman
Kumuh Di Kawasan Pusat
Kota Studi Kasus :
Kawasan Pancuran
Salatiga, 2006,
Semarang, Eny Endang
Surtiani Untuk
mengetahui faktor yang
menjadi penyebab
kekumuhan lingkungan
Kawasan Permukiman
Pancuran yang ada di kawasan
pusat Kota Salatiga, dalam
upaya memberikan
alternatif penyelesaian
masalah berupa
rekomendasi perencanaan
lingkungan, sehingga
mampu meningkatkan
fungsi dan kualitas
Kawasan Permukiman
Pancuran Kota Salatiga.
Metode Penelitian :
Metode Analisis Desktiptif
Kuantitatif dan Metode Analisis
Deskriptif Normatif
Pendekatan : Kualitatif dan
Kuantitatif Teknik Analisis :
Analisis Deskriptif,
Analisis Deskriptif
Normatif dan Kualitatif,
Kuisioner
Bahan Penelitian :
Penelitian lapangan
Faktor yang mempunyai
pengaruh kuat penyebab Kawasan
Pancuran menjadi kumuh adalah
tingkat penghasilan, status kepemilikan
hunian, dan lama tinggal. Dari hasil
analisis, maka dapat direkomendasikan
upaya perbaikan kualitas lingkungan
perumahan dan permukiman di
kawasan Pancuran ke arah yang lebih
baik. Salah satu diantaranya adalah
penataan kawasan melalui
pembangunan RUSUNWAMA.
Pola Permukiman
Masyarakat di Pinggiran Rel
Kereta Api
Studi Kasus : Permukiman
Lingkungan Untuk
mengetahui alasan
masyarakat bertempat
tinggal di lahan yang
berstatus Metode
Penelitian :
Metode Deskriptif
Kualitatf Teknik Analisis :
Studi Literatur, Observasi,
Wawancara
Bahan Penelitian Dapat mengetahui
alasan masyarakat bertempat tinggal di
permukiman tersebut, dan
mengetahui faktor- faktor yang
menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
7
XII Jalan Arteri
Ringroad Medan, 2015,
Medan, Cut Dhaifina
Malahati ilegal, untuk
mengetahui faktor-faktor
yang menimbulkan
tumbuhnya permukiman
liar di pinggiran rel
kereta api, dan untuk
mengetahui kondisi
lingkungan permukiman
yang berhubungan
dengan kecenderungan
bermukim Pendekatan :
Kualitatif :
Pengamatan langsung
tumbuhnya permukiman liar di
pinggiran rel kereta api, dan mengetahui
kondisi lingkungan permukiman
tersebut terkait dengan
kecenderungan bermukim melalui
observasi dan wawancara ke
penduduk di permukiman pinggir
rel kereta api Jl. Arteri Ringroad.
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
Universitas Sumatera Utara
8
1.6. Kerangka Berfikir