4.5. Uji Asumsi Klasik
Uju Asumsi Klasik digunakan untuk mengetahui apakah parameter yang dihasilkan oleh model regresi yang diperoleh dari metode Two Stage Least Square
TSLS bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang
berarti. Uji asumsi klasik terdiri dari uji Normalitas, Autokorelasi, Heteroskedastisitas dan uji multikoliniearitas.
Menurut Patria 2004 uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi
data yang normal. Menurut Kendall dan Buckland dalam Gujarati 2004, autokorelasi dapat
didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam
suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk
memperkirakan nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Heteroskedastisitas yaitu varians tiap unsur pengganggu di dalam model
tidak sama. Menurut Algifari, 2000 konsekuensi dari heterosksedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel
kecil maupun besar. Multikolinearitas dapat di definisikan sebagai adanya hubungan linear
yang sempurna atau hampir sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi Gujarati, 2004.
V. PERKEMBANGAN KREDIT INVESTASI
5.1. Perkembangan Kredit Investasi
Jumlah penawaran kredit investasi dari tahun ke tahun mulai mengalami peningkatan, namun dalam perkembangannya belum berjalan seperti yang
diharapkan. Fenomena saat ini menunjukkan perbankan lebih cenderung untuk menyalurkan kredit jangka pendek dibandingkan kredit jangka panjang.
Lambannya penurunan suku bunga kredit investasi disebabkan terutama oleh masih tingginya persepsi risiko perbankan terhadap penyaluran kredit jangka
panjang, tercermin dari pertumbuhan kredit investasi yang rendah. Rendahnya pertumbuhan kredit investasi jika melihat dari sisi permintaan mencerminkan
masih tingginya risiko dunia usaha dan jika ditinjau dari struktur dana perbankan juga indikasi bahwa bank memiliki keterbatasan kemampuan untuk menyalurkan
kredit berjangka panjang karena DPK didominasi oleh dana jangka pendek.
-20 20
40 60
80 100
2002 2003
2004 2005
2006 KRINVRIIL
INFLASI SBKRINVRIIL
Gambar 5.1. Grafik Perkembangan Kredit Investasi Bank Indonesia, diolah