Kredit investasi tertinggi tahun 2002 terjadi pada bulan Desember sebesar 84,424 milyar rupiah. Tahun 2003 pun nilai tertinggi terjadi pada bulan Desember
sebesar 95,775 milyar rupiah. Begitu pula pada tahun 2004, 2005 dan 2006. Keadaan ini disebabkan baik masyarakat maupun bank lebih memilih untuk tetap
berada dalam posisi aman yaitu menghindari resiko dari fluktuasi suku bunga serta faktor-faktor lainnya yang bisa merugikan mereka.
Perkembangan kredit investasi bank umum nasional memang mengalami peningkatan seperti yang terlihat pada Gambar 4. Tahun 2003, 2004 dan 2005
kredit investasi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,035 persen; 0,067 persen dan 0,088 persen dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2006
mengalami penurunan sebesar 0,035 persen. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa kredit investasi mengalami peningkatan namun tingkat pertumbuhannya
masih relatif rendah.
5.2. Perkembangan Tingkat Bunga Kredit Investasi
Penyaluran kredit baru dan tingginya suku bunga kredit investasi pada kondisi suku bunga deposito yang menurun cukup tajam mengikuti penurunan
suku bunga SBI, mampu mendorong penerimaan bunga kredit cukup tinggi. Tingkat suku bunga kredit investasi baru menunjukkan sedikit penurunan sejak
Oktober 2002 seiring dengan adanya penurunan pada tingkat bunga SBI dan tingkat bunga deposito, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum
krisis yang berkisar antara 16,0 hingga 16,5. Tahun 2003 penurunan suku bunga simpanan telah diikuti oleh suku bunga kredit namun dengan laju
penurunan yang lebih lambat. Suku bunga kredit investasi juga mengalami penurunan, yakni menjadi sebesar 15,68.
-4 4
8 12
16
2003 2004
2005 2006
SBKRINVRIIL
Gambar 5.2. Grafik Perkembangan Tingkat Bunga Kredit Investasi Bank Indonesia, diolah
Tahun 2004 penurunan suku bunga kredit investasi terjadi dengan laju yang lebih lambat. Suku bunga kredit investasi menurun, tercatat sebesar 14,05
pada akhir tahun. Penurunan tersebut lebih lambat daripada penurunan yang terjadi pada 2003, sehingga mendorong tetap tingginya kesenjangan antara suku
bunga deposito dan kredit investasi. Kesenjangan suku bunga tersebut secara makro mengindikasikan masih cukup tingginya persepsi risiko perbankan
terhadap penyaluran kredit jangka panjang.
5.3. Jumlah Tabungan pada Bank Umum Nasional
Perkembangan yang terlihat pada jumlah tabungan yaitu terjadinya peningkatan dari tiap bulan dan juga tiap tahun. Namun peningkatan tersebut tidak
besar karena tingkat peningkatan pendapatan masyarakat yang juga tidak terlalu besar. Tahun 2002 rata-rata jumlah tabungan masyarakat yaitu sebesar 173,17
milyar, peningkatan yang terjadi tiap bulannya tidak terlalu besar. Sedangkan pada tahun 2003 rata-rata jumlah tabungan masyarakat sebesar 206,85 milyar.
130 140
150 160
170 180
190 200
210
2002 2003
2004 2005
2006 TABMASYRIIL
Gambar 5.3. Grafik Perkembangan Tabungan Masyarakat Bank Indonesia, diolah
Tahun 2004 adalah sebesar 263,02 milyar, tahun 2005 sebesar 282,30, dan terakhir pada tahun 2006 rata-ratanya sebesar 286,63. Jumlah tabungan tertinggi
pada periode 2002-2006 terjadi pada bulan Desember 2006. Rata- rata tertinggi juga terjadi pada tahun 2006. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya
pendapatan masyarakat serta perekonomian yang semakin membaik di Indonesia pada tahun-tahun terakhir.
Tabungan masyarakat secara keseluruhan mengalami peningkatan pada tahun 2003, 2004, dan 2005. Kenaikannya masing-masing sebesar 0,053 persen;
0,330 persen dan 0,159 persen. Tahun 2006 yaitu pada awal sampai pertengahan, tabungan masyarakat mengalami penurunan sebesar 0,346 persen, kemudian
meningkat kembali di akhir tahun 2006.
5.4. Gross Domestik Product GDP