Jenis dan Sumber Data Model Analisis Pendugaan Model dan Uji Signifikansi

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalm penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data bulanan dari tahun 2002:1-2006:12. Sumber data berasal dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik BPS.

4.2. Model Analisis

Model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua persamaan struktural dan satu persamaan identitas dengan tiga variabel endogen yaitu Ls, Ld, dan SB. Serta variabel predetermined yaitu S, ROA, NPL, SBI, INF, GDP, LD t-1 , KSM. Variabel-variabel tersebut akan diduga dengan sistem persamaan simultan. Model persamaan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penawaran kredit investasi Ls t = + 1 SB t + 2 S t + 3 ROA + 4 LDR t + 5 NPL t + 6 SBI t + 4.1 dimana : 1 0, 2 0, 3 0, 4 0, 5 0, 6 2. Permintaan kredit investasi L Dt = + 1 SB t + 2 INF t + 3 GDP t + 4 L Dt-1 + 5 KSM t + 4.2 dimana : 1 0, 1 0, 3 0, 4 0, 5 3. Persamaan Identitas Ls t = L Dt dimana: Ls t = Jumlah kredit yang ditawarkan Milyar L Dt = Jumlah kredit ysng diminta Milyar SB t = Sukubunga kredit investasi Persen S t-1 = Jumlah tabungan periode sebelumnya Milyar ROA = Return on Asset Persen LDR t = Loan to Deposit Ratio Persen M2 t = Jumlah uang beredar Trilyun GDP t = Pendapatan Nasional Trilyun L Dt-1 = Permintaan kredit investasi periode sebelumnya Milyar = error term t = Periode waktu bulan INF = Inflasi Persen NPL t = Non Performing Loan Persen SBI t = Suku Bunga SBI Persen KSM t = Permintaan Kredit Konsumsi Milyar Suku bunga kredit investasi diharapkan berpengaruh positif pada penawaran kredit investasi namun negatif pada permintaan kredit investasi. Tabungan masyarakat berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi. LDR berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi. ROA berpengaruh positif terhadap penawaran kredit investasi. Inflasi berpengaruh negatif terhadap permintaan kredit investasi. GDP berpengaruh positif terhadap permintaan kredit investasi.

4.3. Identifikasi Persamaan

Identifikasi persamaan dilakukan untuk mengetahui suatu model persamaan simultan baik atau tidak. Persamaan dikatakan sudah baik jika memenuhi syarat perlu order condition dan syarat cukup rank condition, dan persamaan tersebut dapat diidentifikasi identified baik secara tepat exactly identified ataupun secara lebih over identified. Sebaliknya jika syarat perlu dan syarat cukup tidak dapat dipenuhi, maka persamaan tersebut dikatakan tidak dapat diidentifikasi unidentified ataupun kurang dapat diidentifikasi under identified.

4.3.1. Order Condition

Kondisi order merupakan syarat perlu dari identifikasi model, dimana model didefinisikan sebagai berikut : M = Banyaknya variabel endogen dalam model, m = Banyaknya variabel endogen dalam suatu persamaan, K = Banyaknya variabel pada model, k = Banyaknya variabel dalam suatu persamaan tertentu. Kondisi order untuk mengidentifikasikan persamaan simultan menyatakan bahwa ”agar suatu persamaan teridentifikasi dalam suatu model dari M persamaan simultan, maka banyaknya variabel yang sudah ditetapkan dalam model dikurangi banyaknya variabel dalam persamaan harus tidak kurang dari banyaknya variabel endogen yang dimasukkan dalam persamaan dikurangi satu. Kondisi order ini dinyatakan dengan K-k m-1, dan jika K-k m-1 maka persamaan tersebut under identified, jika K-k = m-1 maka just identified” Gujarati 1995. Tabel 1 berikut adalah hasil pengujian Order Condition dari kedua persamaan yang digunakan di dalam penelitian ini. Tabel 4.1. Pengujian Order Condition K-k ,,= m-1 Identified Persamaan 1 Persamaan 2 13 - 7 = 6 13 - 6 = 7 2 - 1 = 1 3 – 1 = 2 Over Identified Over Identified Sumber: Gujarati 1995 Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua persamaan struktural dalam model adalah over identified, sehingga parameter-parameter pada persamaan simultan diatas dapat diestimasi dengan menggunakan metode Two Stage Least Square TSLS.

4.3.2. Rank Condition

Kondisi order adalah kondisi yang diperlukan tapi tidak cukup dijadikan pedoman dalam mengidentifikasi persamaan, maksudnya jika kondisi order dipenuhi, mungkin saja terjadi suatu persamaan yang tidak diidentifikasikan. Gambaran umumnya adalah sebagai berikut, jika kondisi order K-k m-1 dipenuhi oleh suatu persamaan, maka belum tentu persamaan tersebut teridentifikasi kerena variabel yang ditetapkan pertama kali dikeluarkan lebih dahulu dari persamaan ini, tetapi didalam model tidak semuanya independen sehingga mungkin tidak ada hubungan satu-satu antara koefisien struktural dan koefisien bentuk yang direduksi. Oleh karena itu, diperlukan kedua-duanya baik order condition maupun rank condition. Kondisi rank untuk mengidentifikasikan persamaan simultan menyatakan bahwa ”dalam suatu model M persamaan dalam M variabel endogen, suatu persamaan diidentifikasikan jika dan hanya jika sekurang-kurangnya satu penentu tidak nol dari ordo M-1M-1 dapat dibentuk dari koefisien variabel baik endogen maupun eksogen yang tidak dimasukkan dari persamaan tertentu tadi tetapi dimasukkan dalam persamaan lain dari model, jika K-k m-1 dan tingkat dari matriks A adalah M-1, berarti persamaan tadi terlalu diidentifikasikan” Gujarati 1995. Tabel 2 berikut adalah hasil pengujian Rank Condition dari kedua persamaan yang digunakan di dalam penelitian ini. Tabel 4.2. Pengujian Rank Condotion M – 1 Rank A Identified Persamaan 1 Persamaan 2 2 2 2 2 Over Identified Over Identified Sumber: Gujarati 1995 Hasil dari pengujian rank condition menunjukkan bahwa kedua persamaan struktural dalam model memenuhi syarat rank, dimana tingkat dari matriks A adalah M – 1, sehingga persamaan diatas over identified. Parameter-parameter pada persamaan simultan diatas dapat diestimasi dengan menggunakan metode Two Stage Least Square TSLS.

4.4. Pendugaan Model dan Uji Signifikansi

Pendugaan model dan uji signifikansi menggunakan metode Two Stage Least Square TSLS dengan bantuan software E-views. Pendugaan model dan uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat apakah dugaan model penawaran tersebut relatif baik untuk digunakan dilihat dari R 2 dan apakah variabel-variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

4.5. Uji Asumsi Klasik