Bobot Isi Bulk Density

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah yang diukur pada penelitian ini antara lain bobot isi, porositas total, air tersedia, dan permeabilitas tanah. Kegiatan pemanenan hasil hutan telah menyebabkan terjadi perubahan pada sifat fisik tanah yang lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai rata-rata sifat fisik tanah pada plot penelitian CIFOR RIL CNV Kontrol No Sifat Fisik Lantai Hutan Jalan Sarad Lantai Hutan Jalan Sarad Lantai Hutan 1 Bobot Isi gcc 1,15 1,41 1,19 1,42 1,15 2 Porositas Total 56,58 46,85 55,26 46,25 56,71 3 Air Tersedia 8,07 9,95 7,93 9,66 8,80 4 Permeabilitas cmjam 5,04 2,68 2,86 1,27 6,33

5.1.1. Bobot Isi Bulk Density

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa nilai bobot isi tanah di lantai hutan pada plot CNV, RIL dan Kontrol tidak berbeda nyata. Demikian juga nilai bobot isi tanah di jalan sarad pada plot RIL dan CNV tidak berbeda nyata. Pada Tabel 2 terlihat bahwa plot CNV di lantai hutan memiliki nilai rata-rata bobot isi tanah paling tinggi yaitu sebesar 1,19 gcc dibandingkan dengan nilai rata-rata bobot isi tanah di lantai hutan pada plot RIL dan Kontrol. Hal ini disebabkan karena pada plot CNV digunakan teknik Conventional Logging atau yang lebih dikenal dengan teknik tebang habis, dimana hampir semua tanaman berkayu ditebang. Oleh karena hampir semua tanaman berkayu ditebang, maka penggunaan alat-alat berat lebih intensif. Alat-alat berat tersebut melintasi hampir seluruh areal plot CNV untuk menarik atau mengangkat kayu yang sudah ditebang, dikarenakan alat-alat berat tersebut mempunyai bobot yang sangat berat menyebabkan tanah menjadi tertekan dan memadat sehingga nilai rata-rata bobot isi tanah di lantai hutan pada plot CNV menjadi tinggi. Sementara itu pada plot RIL digunakan teknik Reduced Impact Logging atau yang lebih dikenal dengan teknik tebang pilih, dimana tanaman berkayu yang akan ditebang dipilih berdasarkan ukuran diameternya sehingga tidak semua tanaman berkayu ditebang seperti pada plot CNV. Alat-alat berat yang digunakan pada plot RIL relatif lebih kecil dan lebih ringan serta tidak melintasi seluruh areal plot RIL sehingga tanah tidak mendapatkan tekanan atau gesekan yang dapat merusak atau memadatkan tanah. Sedangkan nilai rata-rata bobot isi tanah di jalan sarad pada plot CNV lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata bobot isi tanah di jalan sarad pada plot RIL. Hal ini disebabkan karena alat-alat berat yang digunakan untuk membuat jalan sarad pada plot CNV lebih besar dan lebih berat daripada alat-alat berat yang digunakan pada plot RIL, sehingga bobot isi tanah di jalan sarad pada plot CNV lebih besar dibandingkan dengan plot RIL. Pengaruh alat-alat berat dalam proses pemadatan tanah dapat terlihat dari nilai rata-rata bobot isi tanah di jalan sarad pada plot RIL dan CNV yang lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata bobot isi tanah di lantai hutan. Bobot Isi gcc 1.15 1.19 1.15 1.41 1.42 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 RIL CNV Kontrol Perlakuan N il a i B o b o t Is i g c c Lantai Hutan Jalan Sarad Gambar 2. Grafik Bobot Isi

5.1.2. Porositas Total