Permeabilitas Sifat-Sifat Kimia Tanah C-Organik Nitrogen Tanah

kelayuan tanaman Russel, 1963. Menurut Towsend 1973, air tersedia merupakan air yang tersedia bagi tanaman yang merupakan selisih antara kapasitas lapang dan koefisien layu titik layu permanen. Hillel 1980, berpendapat bahwa kapasitas lapang merupakan batas maksimum air yang tersedia bagi tanaman, setara dengan kandungan air pada tegangan 13 atmosfir pF 2,54, sedangkan menurut Brady 1990 kapasitas lapang adalah jumlah air yang ditahan setelah air gravitasi habis. Titik layu permanen merupakan kandungan air tanah dimana tanaman tidak mampu menyerap air yang cukup untuk mempertahankan turgor sehingga tanaman layu permanen, sering ditentukan pada tegangan 15 bar Baver et al., 1972. Faktor yang mempengaruhi air tersedia antara lain: 1 sifat tanah, diantaranya a hubungan hisapan dan kelengasan matriks dan osmotik, b kedalaman tanah dan, c pelapisan tanah; 2 iklim, diantaranya suhu udara dan temperatur; 3 tanaman, diantaranya a bentuk perakaran, b daya tahan terhadap kekeringan, c tingkat dan stadia pertumbuhan Brady, 1990.

d. Permeabilitas

Permeabilitas merupakan kecepatan bergeraknya suatu cairan pada suatu media dalam keadaan jenuh. Permeabilitas ini sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air Haridjaja et al., 1983. Menurut Russel 1956, menyatakan bahwa permeabilitas tanah sebagai kecepatan air melalui tanah dalam keadaan jenuh pada periode tertentu dan dinyatakan dalam satuan cmjam. Permeabilitas merupakan sifat fisik tanah yang langsung dipengaruhi oleh pengolahan tanah, tanah dengan permeabilitas lambat lebih mudah tererosi daripada tanah dengan permeabilitas cepat. Penetapan permebilitas tanah baik secara vertikal maupun horizontal sangat penting peranannya dalam pengelolaan tanah dan air Baver, 1972. Beberapa faktor yang mempengaruhi permeabilitas tanah antara lain: tekstur, porositas tanah serta distribusi ukuran pori, stabilitas agregat, struktur tanah dan kandungan bahan organik Hillel, 1980.

2.3. Sifat-Sifat Kimia Tanah

a. C-Organik

C-organik adalah penyusun utama bahan organik. Menurut Istomo 1994 bahan organik ternyata mempunyai peranan yang sangat penting dalam tanah terutama pengaruhnya terhadap kesuburan tanah. Banyak sifat-sifat tanah baik fisik, kimia, dan biologi tanah secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh bahan organik. Bahan organik tanah adalah fraksi organik tanah yang berasal dari biomassa tanah dan biomassa luar tanah. Biomassa tanah adalah massa total flora dan fauna tanah hidup serta bagian vegetasi yang hidup dalam tanah akar. Biomassa luar tanah adalah massa bagian vegetasi yang hidup diluar tanah cabang, daun, batang, ranting, bunga, biji, dan buah. Kadar bahan organik tanah dipengaruhi oleh iklim, kedalaman, drainase, dan pengelolaan dari tanah tersebut Hakim, et al ., 1986.

b. Nitrogen Tanah

Sumber N adalah bahan organik sisa tumbuhan dan hewan, serta hasil fiksasi N bebas dari udara oleh bakteri-bakteri Rhizobium yang terdapat dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan Leguminase. Nitrogen dapat diambil oleh tanaman dalam bentuk ion NH 4 + atau NO 3 - Setyamidjaja, 1986. Secara alamiah N yang terdapat di dalam tanah berasal dari air hujan, bahan organik dari tumbuhan dan fiksasi jasad renik seperti yang telah dikemukakan di atas. Air hujan diperkirakan memberikan 22,4 kg Nhatahun tergantung lokasi dan dari fiksasi diperkirakan antara 16,8 – 50,4 kg Nhatahun. Dengan laju dekomposisi bahan organik 2 per tahun, sumber tersebut diperkirakan memberikan 22 -54 kg Nhatahun. Dengan menghitung jumlah yang hilang, ketiga sumber yang dikemukakan di atas tidak mencukupi kebutuhan tanaman Leiwakabessy, 1998. Sebagian besar N tanah berada dalam bentuk N organik maka pelapukan N organik merupakan proses yang menjadikan N tersedia bagi tanaman. Pelapukan merupakan proses biokimia kompleks yang membebaskan karbondioksida. Akhirnya nitrogen dibebaskan dalam bentuk ammonium, dan bila keadaan baik ammonium ini dioksidasikan menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat. Kedua proses terakhir disebut nitrifikasi, sedangkan yang pertama disebut mineralisasi Soepardi, 1983.

c. Fosfor Tanah