“Keadaan dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku”. Sedangkan menurut Fathoni 2006:172, “Disiplin adalah
sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan organisasi dan norma-
norma sosial yang berlaku ”. Dari berbagai pengertian mengenai disiplin kerja di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap yang menaati semua peraturan atau tata tertib kerja dan tidak mengelak untuk menerima sanksi apabila melakukan
pelanggaran.
2.2.2 Jenis Disiplin
Disiplin mendorong seseorang untuk senantiasa berperilaku sesuai dengan peraturan yang ada. Pada dasarnya manajemen menerapkan jenis disiplin yang
sesuai dengan lingkungan kerja. Penerapan jenis pendisiplinan kerja tidak lepas dari pendapat para ahli. Mangkunegara 2009:129, menerangkan bahwa ada 2
macam bentuk disiplin kerja: 1.
Disiplin Preventif. Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai
mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai
berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.
2. Disiplin Korektif.
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi
peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disipilin koretif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku
dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.
2.2.3 Tujuan Disiplin
Wirawan 2009:138, Pendisiplinan merupakan tindakan organisasi yang tidak mengakibatkan seseorang pegawai tidak kehilangan sesuatu dari organisasi.
Pendisiplinan bersifat konstruktif atau memperbaiki karena pendisiplinan merupakan bagian dari proses pembelajaran. Berikut ini tujuan pendisiplinan
antara lain: 1.
Memotivasi karyawan untuk mematuhi standar kinerja perusahaan. 2.
Mempertahankan hubungan saling menghormati antara bawahan terhadap atasan atau sebaliknya.
3. Meningkatkan kinerja karyawan.
4. Meningkatkan moril, semangat kerja, etos kerja serta efektivitas, dan
efisiensi kerja. 5.
Meningkatkan kedamaian industri dan kewargaan organisasi. Simamora 2006:611, Disiplin tidak hanya negatif, menghasilkan hukuman
dan pencegahan. Disiplin dapat pula bermakna kualitas yang berharga bagi individu yang berharap kepadanya, meskipun bentuk disiplin tidak hanya
tergantung pada individu karyawan, namun juga pada tugas dan cara tugas itu diorganisasikan. Berikut ini tujuan disipliner adalah sebagai berikut:
1. Untuk memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan aturan
perusahaan. 2.
Untuk menumbuhkan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya di antara penyelia dan bawahannya.
3. Tindakan disipliner dapat membantu karyawan supaya menjadi lebih
produktif, dengan demikian menguntungkannya dalam jangka panjang.
2.2.4 Prinsip-Prinsip Disiplin