Tugas dan Peran Guru dalam Pembelajaran

23 meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa, sehingga kualitas sumber daya manusia siswa sebagai generasi penerus bangsa dapat terasah dengan maksimal.

2.1.4 Tugas dan Peran Guru dalam Pembelajaran

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Menpan No. 26Menpan1989, pasal 1 ayat 1 1989: 9, guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas pendidikan di sekolah. Begitu pula yang tertera pada Undang – undang Nomor 25 tahun 2005 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi Perintisan Pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah. Maksud undang – undang tersebut adalah sebagai upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional memalui standarisasi kompetensi guru. Men urut Asf dan Mustofa 2013: 175 “… tugas guru yang paling utama dalam proses pelaksanaan belajar mengajar meliputi 1 tugas guru sebagai demonstrator; 2 sebagai pengelola kelas; 3 sebagai moderator dan fasilitator; 4 sebagai evaluator”. Lain halnya dengan Slameto 2013: 97 menyebutkan tugas guru adalah 1 mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang; 2 memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai; 3 membantu perkembangan aspek – aspek pribadi seperti sikap, nilai – nilai, dan penyesuaian diri. Berikut ini peran guru dalam pembelajaran mengacu pada kajian peran guru menurut Satori 2010: 3.1: 24 1 Peran guru dalam memahami siswa sebagai dasar pembelajaran, peran ini berkaitan dengan pemahaman guru terhadap karakteristik siswa. Pemahaman guru terhadap karakteristik siswa menjadi hal penting berkaitan dengan pengembangan isi ilmu pengetahuan atau materi pelajaran dan strategi pembelajaran. Dalam mengembangkan materi pelajaran dan strategi pembelajaran harus memperhatikan aspek – aspek perkembangan siswa yang meliputi perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi dan sosial. 2 Peran guru dalam pengembangan rancangan pembelajaran. Dalam menyusun sebuah rancangan pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan siswa. Tujuan pembelajaran menjadi tolak ukur untuk memilih bahan ajar, merancang isi pembelajaran, mengembangkan prosedur pembelajaran, dan mempersiapkan tes dan ujian. Adapun kegiatan dalam menyusun rancangan pembelajaran mencakup analisis kurikulum, penyiapan tujuan instruksional, kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan, serta perencanaan evaluasi. 3 Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas. Seperti yang kita ketahui bahwa harapan bagi setiap guru untuk dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran efektif dapat ditunjukkan dengan kondisi belajar yang kondusif. Pembelajaran kondusif sendiri dapat terlaksana jika guru memperhatikan lingkungan belajar yang tertata dan terkelola dengan baik, penataan dan pengelolaan lingkungan fisik kelas lebih dikenal dengan istilah manajemen kelas. Manajemen kelas merupakan salah satu prasyarat berlangsungnya proses pembelajaran efektif dan manajemen kelas juga 25 berpengaruh pada perilaku guru dan siswa, karena penataan ruang kelas dapat dikondisikan untuk menciptakan kedekatan hubungan pribadi siswa dengan guru atau sebaliknya, penataan ruang kelas yang menciptakan adanya jarak antara siswa dengan guru. Penataan kelas akan mempengaruhi keterlibatan dan partisipasi siswa, dan penataan secara fisik harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga diperlukan perencanaan yang matang sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 4 Peran guru dalam evaluasi pembelajaran berkaitan dengan kemampuan guru untuk memberikan keputusan atau tindak lanjut berdasarkan pertimbangan nilai yang diperoleh siswa. Jika evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian belajar siswa, maka tugas guru selanjutnya adalah memberikan keputusan atau tindak lanjut sesuai dengan nilai pencapaian belajar siswa tersebut. Jelas bahwa tugas guru dalam kegiatan pembelajaran tidak berhenti pada proses penilaian, namun harus dilanjutkan dengan memberikan tindak lanjut yang tepat bagi masing – masing siswa. Pemberian tindak lanjut harus memperhatikan karakteristik siswa dan juga kemampuan siswa. Demikian pula dengan Susanto 2014: 34 yang menjelaskan bahwa sebagai pengajar, tugas guru meliputi merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Berikut penjelasan selengkapnya: 1. Merencanakan pembelajaran Penyusunan perencanaan pembelajaran dapat membantu guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang dikehendaki. Perencanaan pembelajaran dapat memperkirakan tindakan yang akan dilakukan guru saat pembelajaran. 26 Susanto 2014: 40 menyebutkan bahwa unsur – unsur yang sangat penting dalam rencana pembelajaran adalah sebagai berikut: a apa yang akan diajarkan; b bagaimana mengajarkannya; dan c bagaimana mengevaluasi belajar siswa. Berikut ini pemaparan unsur – unsur dalam rencana pembelajaran. a Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan dan indikator pembelajaran. Dalam menyusun rencana pembelajaran salah satu unsur pentingnya adalah menentukan penggunaan bahan pembelajaran yang harus menyesuaikan dengan Standar Isi dan Kompetensi. Standar Isi dan kompetensi dapat dilihat dari dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP Depdiknas atau silabus yang dikembangkan oleh sekolah masing – masing. Hal ini juga dijelaskan dalam Sagala 2012: 23: Guru dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai pengajar, pemimpin, model, dan manajer kelas, mampu menyusun silabus mengacu pada standar isi, dan menyusun rencana pembelajaran mengacu pada silabus, serta mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar dan mengajar. Perumusan indikator dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan tafsiran ganda. Indikator disusun secara logis, dari yang mudah ke yang sukar, atau dari yang sederhana ke yang kompleks. b Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media alat bantu pembelajaran, dan sumber belajar. Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi harus disesuaikan dengan Standar Isi dan Kompetensi Dasar. Selain itu, dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi juga harus memperhatikan urutan materi yang 27 sistematik, materi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, serta mengikuti informasi yang aktual sesuai dengan perkembangan terakhir dalam bidangnya. Penentuan media alat bantu pembelajaran didasarkan pada segala sesuatu yang digunakan untuk menyajikan bahan pembelajaran sehingga memudahkan siswa belajar, dengan adanya media sebagai wujud konkrit untuk menjelaskan suatu materi pelajaran. Selain itu, media alat bantu pembelajaran perlu direncanakan karena harus memperhatikan ketersediaan media alat bantu, kondisi media alat bantu serta pemahaman cara penggunaan media alat bantu pembelajaran. c Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran. Penyusunan skenario merupakan langkah – langkah pembelajaran meliputi pendahuluan, kegiatan inti atau meyampaikan materi pelajaran, dan penutup. Setiap langkah yang dilakukan harus memperhatikan alokasi waktu agar tujuan pembelajaran tersampaikan dengan batas waktu yang tersedia, namun tetap mengutamakan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Adapun alokasi waktu yang disarankan dalam melaksanakan pembelajaran adalah 10 untuk kegiatan pendahuluan, 75 kegiatan inti pembelajaran, dan 15 untuk kegiatan penutup. Dengan pengalokasian waktu setiap langkah pembelajaran ini dapat membantu pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisien, langkah – langkah yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran menjadi lebih tertata. Selain itu, pembelajaran efektif ditandai partisipasi aktif siswa, sehingga untuk memotivasi siswa belajar aktif diperlukan rencana pembelajaran, karena disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa. 28 d Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian. Prosedur penilaian direncanakan agar penilaian oleh guru dapat dilaksan2akan secara sistematis, baik penilaian proses maupun penilaian akhir. Alat penilaian juga membantu guru untuk mengetahui sejauh mana pencapaian indikator pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Melaksanakan Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran berarti melaksanakan tahapan – tahapan sesuai dengan rencana pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan membuka pembelajaran, memulai kegiatan pembelajaran, dan mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan pembelajaran biasanya dilakukan dengan memeriksa kehadiran siswa, memeriksa ketersediaan alat tulis, dan memastikan siswa siap untuk mengikuti pembelajaran. Memulai kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan muncul pada diri siswa setelah pembelajaran. Adapun cara guru membuka pembelajaran dengan melakukan upaya penjembatanan antara apa yang telah dipahami siswa dengan yang akan dipelajarinya dengan cara bernyanyi, pertanyaan, cerita kasus, permainan, dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang meliputi penyampaian materi pelajaran, pengelolaan siswa dalam kelas, penggunaan alokasi waktu setiap tahapan pembelajaran, penggunaan mediaalat bantu pembelajaran, serta penggunaan sumber belajar. Hal ini menekankan kembali bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan hal yang penting demi 29 pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Selama pelaksanaan pmbelajaran guru selalu melakukan interaksi dengan siswa, dengan cara interaksi yang tepat, yaitu sesuai dengan karakter dan kemampuan siswa. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan merangkum, meninjau ulang, memberikan penegasan untuk hal – hal yang dianggap sebagai inti pelajaran atau dapat dilakukan dengan memberikan tindak lanjut atas pembelajaran yang dilakukan. 3. Mengevaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran, dapat dilakukan dengan prosedur penilaian proses dan penilaian hasil akhir pembelajaran. Penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan mendapatkan balikan mengenai tahap pencapaian tujuan selama proses pembelajaran. Penilaian pada akhir proses pembelajaran bertujuan mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Jenis penilaian yang diterapkan juga bervariasi dapat dengan tes lisan, tes tetulis, maupun tes perbuatan. Demikian pula dengan hubungan antar pribadi dalam kelas guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung sehingga segala hal yang akan dikomunikasikan dapat dimengerti dan dipahami siswa. Selain itu, hubungan antar pribadi merupakan hal yang sangat penting mengingat komunikasi yang lancar, suasana yang baik, dan keadaan yang kondusif akan memperlancar siswa dalam menangkap dan menyerap materi pelajaran. Dalam pembelajaran, hubungan antar pribadi dapat dilihat dari kemampuan guru mengembangkan sikap positif siswa, bersikap terbuka, menampilkan kegairahan dalam mengajar, serta mengelola interaksi perilaku kelas, selain itu dapat pula ditunjukkan dengan 30 keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran, sehingga memungkinkan dicapainya tujuan pengajaran. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pelaksanaan tugas guru sebagai wujud tanggung jawab dan juga sebagai gambaran kinerja seorang guru bukan hanya dilihat dari kemampuan melaksanakan pembelajaran, karena hubungan guru dengan siswa juga merupakan aspek yang tak kalah penting. Pola interaksi guru dengan siswa dapat dilihat pada kemampuan guru dalam bersikap dan berperilaku dengan siswa. Menurut Satori 2010: 3.16-7 pola interaksi guru dengan siswa dapat terjadi seperti guru secara cepat merespon kebutuhan, keinginan, dan pesan yang disampaikan siswa; guru mengembangkan berbagai kesempatan bagi siswa untuk berkomunikasi, karena siswa memperoleh keterampilan berkomunikasi melalui mendengar dan penggunaan bahasa, serta wawasan; guru memberikan kemudahan bagi pencapaian tugas perkembangan melalui pemberian dukungan, pemberian perhatian, sentuhan fisik, dan dorongan – dorongan verbal berupa pujian dan sanjungan.

2.1.5 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru