78
Gambar 4.5 Equalization Tank
4.4.2.2.4 Anoxic Tank
Gambar 4.6 Anoxic Tank
Dari bak ekualisasi, limbah akan dipompa melalui flow control box yang berfungsi untuk mengatur aliran limbah yang masuk menuju ke bak anoxic. Di
dalam bak anoxic terjadi proses penguraian limbah oleh mikroba secara
anaerobik. 4.4.2.2.5
Aeration Tank
Gambar 4.7 Aeration Tank “…di dalam anoxic terjadi proses anaerobik…”
Informan 4
“…nah dari anoxic baru ke kontak aerasi…”
Informan 3
79
Selanjutnya air limbah secara overflow mengalir ke bak aerasi yang di dalamnya terdapat fine bubble diffuser yang berfungsi sebagai distributor oksigen
dari blower. Di dalam bak aerasi tersebut, dimasukkan Fill Media atau Media Bio Film untuk pertumbuhan dan melekatnya bakteri aerob pengurai limbah.
4.4.2.2.6 Sedimentation Tank
Gambar 4.8 Sedimentation Tank
Proses selanjutnya dari bak aerasi masuk secara overflow ke bak sedimentasi. Secara umum, fungsi dari bak sedimentasi adalah memisahkan bagian padat
“…dari anoxic akan dialirkan menuju ke bak aerasi yang di dalamnya terdapat pond sebagai media untuk berkembang biaknya bakteri aerob. Selain
itu, di dasar bak aerasi ada bubble diffuser…”
Informan 4
“…di kontak aerasi ada aerasi yang tujuannya untuk memberi supply oksigen untuk bakteri agar dapat berkembang biak dengan baik untuk memakan
limbah…”
Informan 3
“…Selanjutnya limbah masuk secara overflow ke bak sedimentasi. Lumpur yang mengendap masuk ke airlift lalu masuk ke bak aerasi dan ada yang
masuk ke sludge tank ...”
Informan 4
“…dari situ mengalir secara overflow ke bak sedimentasi ada proses pengendapan lumpur yang nantinya akan disedot oleh air lift, lalu disana
juga ada scum skimmer…”
Informan 3
80
lumpursludge dengan air limbah yang sudah relatif bersih dari bak aerasi. Di dalam bak sedimentasi, endapan lumpur masuk ke air lift, sedangkan lumpur yang
mengapung di bak sedimentasi akan dihisap oleh scum skimmer. 4.4.2.2.7
Intermediet Tank 1
Gambar 4.9 Intermendiet Tank 1
Kemudian air limbah secara overflow mengalir ke bak intermediet 1 yang berfungsi sebagai bak perantara untuk menampung hasil pengolahan limbah yang
belum terkontaminasi bahan kimia. Bak ini terpasang pompa untuk sistem recycling hasil pengolahan air limbah. Dari pompa tersebut, seharusnya air limbah
dipompa, dialirkan dan diinjeksikan dengan bahan kimia untuk proses flokulasi dan koagulasi pada mixing tank. Namun, saat ini limbah dari bak intermediet 1
ada yang mengalir ke bak efluen. Hal ini dikarenakan jarak antara bak intermediet 1 dengan mixing tank
yang cukup jauh. Rumah Sakit “X” Semarang sudah “…Dari bak sedimentasi masuk ke bak intermediet 1 dan seharusnya masuk
secara overflow ke mixing tank, tetapi ada yang masuk ke bak effluent. Ini masih mau dibuatkan pipa oleh pihak vendor karena jarak antara bak
intermediet 1 dengan bak mixing yang terlalu jauh…”
Informan 4
“…nah dari intermediet 1 dipompalah menuju ke mixing tank kalau melihat dari gambarnya sebenarnya yang ada disana belum diproses seperti itu
persis, sebenarnya dari sedimentasi ke intermediet ada yang langsung ke effluent, tetapi kalau dari gambarnya bak sedimentasi ke intermediet 1 baru
ke mixing, tetapi sekarang sudah diajukan untuk dilakukan agar sesuai
dengan gambar…””
81
mengajukan perbaikan agar pengelolaan di lapangan bisa berjalan sesuai dengan perencanaan. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, pihak vendor yakni PT. Fransa
Ritirta sudah berencana akan memasang pipa antara bak intermediet 1 dengan
mixing tank. 4.4.2.2.8
Mixing Tank
Gambar 4.10 Mixing Tank Gambar 4.11 Motor Mixer
Pada mixing tank, terjadi proses pencampuran air limbah dengan bahan kimia seperti PAC dan Polymer dan pembentukan partikel-partikel halus atau flok. Bak
ini dilengkapi dengan satu unit mixer untuk mempercepat pembentukan flok.
4.4.2.2.9 Clarifier Tank