Pelatihan yang Diberikan Kepada Karyawan atau Staf Sanitasi

adanya Surat Keputusan dari Kepala BLH Kota Semarang mengenai pemberian Izin Pembuangan Limbah Cair IPLC.

5.2.1.2 Prosedur Tetap bagi Operator IPAL dan Dokumen Peraturan

Lainnya Aturan perundangan harus dilengkapi dengan sebuah dokumen kebijakan dan petunjuk teknis yang dirancang untuk menerapkan peraturan tersebut. Petunjuk teknis berkaitan dengan perundangan harus praktis dan dapat langsung diterapkan. Petunjuk itu harus mencakup spesifikasi berikut disertai dengan uraian yang jelas untuk memastikan bahwa praktik yang aman memang terpantau dan standar yang tepat dapat terpenuhi Pruss, A., dkk, 2005:35. Rumah Sakit “X” Semarang memiliki buku petunjuk pengoperasian IPAL bagi operator IPAL dan Standar Operating Procedure SOP pendukung lainnya seperti SOP pengukuran pH derajat keasaman limbah cair, SOP pengelolaan, operasional dan perawatan IPAL serta SOP penanganan gangguan dan tanggap darurat IPAL. Selain itu karyawan dan staf sanitasi Rumah Sakit “X” Semarang juga sudah memiliki job description masing-masing sehingga dengan adanya dokumen tersebut maka para staf dapat mengetahui secara pasti apa yang harus dilakukan dalam melakukan pekerjaannya.

5.2.2 Aspek Sumber Daya Manusia

5.2.2.1 Pelatihan yang Diberikan Kepada Karyawan atau Staf Sanitasi

Tenaga atau SDM Rumah Sakit “X” Semarang dalam pengelolaan limbah cair terdiri dari dua orang staf lulusan SLTA dan satu orang tenaga ahli lulusan D3 Kesehatan Lingkungan. Rumah Sakit “X” Semarang memberikan program pelatihan bagi karyawan atau staf Sanitasi khususnya pengelola limbah cair yang dapat berasal dari pihak eksternal maupun internal rumah sakit. Khusus bagi tenaga ahli yaitu Supervisor diwajibkan untuk mengikuti pelatihan eksternal yang dapat diperoleh dari BLH, Kepmenkes maupun penyelenggara terkait lainnya. Sedangkan pelatihan bagi dua staf lainnya yaitu pengawas dan pelaksanaoperator IPAL lebih banyak yang bersumber dari internal baik melalui training of the train dari Supervisor Unit Sanitasi, sosialisasi pada saat briefing dan meeting maupun koordinasi langsung ke lapangan. Dengan adanya pelatihan ini, maka dapat membantu dalam mengelola SDM yang baik sehingga mampu berkontribusi secara optimal dalam melaksanakan pekerjaannya. Sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan elemen organisasi yang sangat penting, karenanya harus dipastikan sumber daya manusia ini harus dikelola sebaik mungkin dan akan mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi Fitriani, 2014:13. Pengawas Sanitasi Rumah Sakit “X” Semarang sudah mempunyai pengetahuan kimia dan fisika secara umum serta memahami proses biologis dan biokimiawi karena telah mengikuti pelatihan internal sebanyak 3 kali yang dibiayai rumah sakit pula dimana bentuk pelatihannya berupa pemberian materi terkait pengelolaan limbah cair dan kunjungan ke Rumah Sakit Saint Carolus di Jakarta. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002:135, seorang pengawas harus berpendidikan dalam bidangnya serta mampu menggunakan dasar perhitungan matematis dan geometris, mempunyai pengetahuan kimia dan fisika umum, memahami proses biologis dan biokimiawi, mampu berkomunikasi secara tertulis maupun lisan, memahami keselamatan dan kesehatan kerja, mampu menganalisis dan mempresentasikan data. Pelaksanaoperator IPAL Rumah Sakit “X” Semarang pernah mengikuti pelatihan internal sebanyak satu kali yang dibiayai oleh pihak rumah sakit. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002:135, pengoperasian dan pemeliharaan instalasi pengolahan limbah cair menuntut keterampilan khusus yang dapat diperoleh melalui pendidikan, praktik dan pengalaman. Dalam hal ini, pelaksana Sanitasi Rumah Sakit “X” Semarang juga telah memiliki pengalaman bekerja sebelumnya di PT. Unitama yang bergerak di bidang waste water management. Rumah Sakit “X” Semarang juga telah memiliki tenaga sanitarian dengan pendidikan D3 Kesehatan Lingkungan yang menjabat sebagai Supervisor atau Kepala Bagian Sanitasi. Selain itu, Rumah Sakit “X” Semarang sering mengirimkan tenaga sanitariannya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan eksternal terkait pengelolaan limbah cair yang biasanya diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup. Sesuai dengan Kepmenkes 1204XMENKES2004, rumah sakit pemerintah maupun swasta yang sebagian kegiatan kesehatan lingkungannya dilaksanakan oleh pihak ketiga, maka tenaganya harus berpendidikan sanitarian dan telah mengikuti pelatihan khusus di bidang kesehatan lingkungan rumah sakit yang diselenggarakan oleh pemerintah atau badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tenaga sebagaimana dimaksud, diusahakan mengikuti pelatihan khusus di bidang kesehatan lingkungan rumah sakit yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pihak lain terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5.2.2.2 Monitoring dan Evaluasi Pengolahan Limbah Cair