101
Lanjutan Tabel 4.5
1 2
3 4
BOD
5
mgL 30
23
COD mgL
80 80
NH
3
– Bebas mgL
0,1 9,23
PO
4
– P mgL
2 0,73
Bakteri Gol. Coli
MPN100 ml 5.000
16000
Sumber : Data primer, 2015
Tabel 4.6
Hasil Monitoring, Sampling dan Pemeriksaan Laboratorium Sampel Outlet
IPAL Rumah Sakit “X” Semarang Bulan Agustus 2015
Parameter Satuan
Baku Mutu Bulan dan Hasil
Pemeriksaan Kadar
Maksimum Agustus
Temperatur
o
C 30
30,0
TSS mgL
30
21
pH 6 - 9
6,9
BOD
5
mgL
30
17,21
COD mgL
80
30,04
NH
3
– Bebas mgL
0,1
0,010
PO
4
– P mgL
2
0,735
Bakteri Gol. Coli
MPN100 ml 5.000
78
Sumber : Data sekunder, 2015
4.4.5 Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit “X” Semarang
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kualitas air limbah pada titik pengambilan inlet dan outlet terdapat perbedaan terhadap semua
parameter yang meliputi temperatur, TSS, pH, BOD
5
, COD, NH
3
, PO
4
, dan bakteri Gol. Coli sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan oleh IPAL.
Penilaian efisiensi dihitung berdasarkan rumus oleh Metcalf Eddy 1991 yang telah ditentukan yaitu dengan menghitung selisih konsentrasi parameter nilai inlet
102
dikurangi konsentrasi parameter nilai outlet dibagi konsentrasi nilai parameter inlet selanjutnya dikalikan 100 .
Menurut Depkes RI 2009, perhitungan tersebut diterapkan untuk parameter BOD, COD, TSS dan Ammoniak. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus di atas, secara deskriptif dapat ditentukan nilai efisiensi pengolahan limbah di Rumah Sakit “X” Semarang sebagai berikut :
Tabel 4.7 Nilai Efisiensi Pengolahan Limbah Cair
Parameter Satuan
Nilai Inlet
Nilai Outlet
Penurunan Efisiensi
TSS mgL
33 21
12 36,4
BOD
5
mgL 23
17,21 5,79
25,8 COD
mgL 80
30,04 49,96
62,45 NH
3
mgL 9,23
0,010 9,22
99,9 Sumber : Data primer, 2015
103
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengolahan Limbah Cair di Rumah Sakit “X” Semarang
5.1.1 Sumber Limbah Cair
Berdasarkan sumbernya, limbah cair rumah sakit termasuk limbah cair yang berasal dari aktivitas manusia di bidang pelayanan jasa. Karakteristik limbah cair
dari kegiatan perumahan, perkantoran, perdagangan dan pelayanan jasa secara umum mempunyai kesamaan. Limbah cair dari keempat jenis kegiatan itu
dimasukkan dalam kelompok limbah cair domestik Soeparman dan Suparmin, 2002:19-20.
Sumber limbah cair yang dihasilkan oleh Rumah Sakit “X” Semarang berasal
dari unit pelayanan medis seperti rawat jalan maupun rawat inap, unit penunjang pelayanan medis seperti laboratorium dan unit penunjang pelayanan non medis
seperti cuci laundry dan dapur instalasi gizi. Menurut Depkes RI 2009:3-4, sumber limbah cair rumah sakit adalah unit atau bangunan di rumah sakit yang
dalam aktivitasnya menghasilkan limbah berbentuk cair. Berdasarkan data tersebut, masing-masing limbah yang dihasilkan Rumah
Sakit “X” Semarang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut Pruss, A., dkk 2005:11-12, limbah yang berasal dari bangsal rawat inap sebagian besar
berupa limbah infeksius seperti pembalut, penutup luka, plaster luka, sarung tangan, peralatan medis disposable, jarum hipodermik dan perlengkapan infus
bekas, cairan tubuh dan ekskreta, kemasan yang terkontaminasi dan remahan makanan. Limbah yang berasal dari laboratorium umumnya berupa limbah