Pengolahan Pendahuluan Pre Treatment Pengolahan Pertama Primary Treatment

5.2.2.1 Pengolahan Pendahuluan Pre Treatment

Rumah Sakit “X” Semarang melakukan pengolahan pendahuluan pre treatment dengan menggunakan alat berupa automatic screen saringan otomatis, grit chamber penangkap pasir, grease trap penangkap lemak dan equalization tank bak penyetaraan. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002:106, pengolahan pendahuluan ini bertujuan untuk memisahkan padatan kasar, memisahkan minyak atau lemak, dan proses menyetarakan fluktuasi aliran limbah. Proses pengolahan pendahuluan termasuk pengolahan fisika. Pengolahan tersebut sangat penting salah satunya untuk mengurangi risiko rusaknya peralatan akibat adanya kebuntuan clogging pada pipa, valve dan pompa yang dapat berpengaruh terhadap biaya operasi dan perawatan peralatan Siregar, 2005:24.

5.2.2.2 Pengolahan Pertama Primary Treatment

Proses pengendapan dan pengapungan yang terjadi secara fisika di bak sedimentasi sedimentation tank merupakan pengolahan pertama primary treatment yang dilakukan di Rumah Sakit “X” Semarang. Proses pengendapan tersebut dibantu oleh clarifier yang bertujuan untuk menghasilkan hasil buangan ke sungai dengan sedikit partikel zat tercampur. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002:107, pengurangan BOD dan padatan pada tahap awal ini selanjutnya akan membantu mengurangi beban pengolahan tahap kedua secondary treatment. Selain dengan cara pengendapan, untuk mengambil zat-zat yang tercampur juga dapat menggunakan cara pengapungan. Proses pengapungan yang terjadi di bak sedimentasi IPAL Rumah Sakit “X” Semarang dibantu dengan adanya airlift pump dan scum skimmer. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan gelembung gas guna meningkatkan daya apung campuran. Dengan adanya gas ini membuat larutan menjadi kecil sehingga campuran akan mengapung Sugiharto, 2005:110. 5.2.2.3 Pengolahan Kedua Secondary Treatment Proses pengolahan kedua mencakup proses pengolahan secara biologis yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurangi bahan-bahan organik di dalam limbah cair. Menurut Asmadi dan Suharno 2012:74, proses penguraian bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme secara aerobik atau anaerobik. Unit pengolahan tahap kedua yang digunakan di Rumah Sakit “X” Semarang adalah lumpur aktif activated sludge. Lumpur aktif ini terletak di dalam bak kontak aerasi contact aeration. yang dikenal dengan pengolahan secara aerobik karena menggunakan bantuan oksigen, sedangkan pengolahan anaerobik terjadi di bak anoxic tanpa menggunakan bantuan oksigen. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002:107, pada unit ini diperkirakan terjadi pengurangan kandungan BOD dalam rentang 35 - 95 bergantung pada kapasitas unit pengolahnya.

5.2.2.4 Pengolahan Ketiga Tertiary Treatment