Peraturan dan Perundangan yang Digunakan Rumah Sakit “X”

5.2.2.6 Pengolahan Lanjutan Ultimate Disposal

Rumah Sakit “X” Semarang belum memiliki pengolahan lanjutan untuk lumpur hasil olahannya karena bangunan yang relatif baru sehingga lumpur yang dihasilkannya pun masih relatif sedikit. Menurut Sugiharto 2005:132, dari setiap tahap pengolahan air limbah, maka hasilnya adalah berupa lumpur yang perlu diadakan pengolahan secara khusus agar lumpur tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan kehidupan.

5.2 Peran Serta RS “X” Semarang dalam Pengelolaan Limbah Cair

5.2.1 Aspek Peraturan, Perundangan dan Kebijakan

5.2.1.1 Peraturan dan Perundangan yang Digunakan Rumah Sakit “X”

Semarang dalam Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit “X” Semarang mengacu pada beberapa peraturan pemerintah eksternal dalam mengelola limbah cair yang dihasilkannya. Peraturan tersebut adalah Undang-undang, Keputusan Menteri Kesehatan, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Peraturan Daerah Provinsi maupun Kota. Rumah Sakit “X” Semarang juga berlandaskan pada SK Direksi dan pedoman sanitasi sebagai peraturan internal yang mengatur tentang pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit yang mengacu pada Kepmenkes 1204MenkesX2004yang di dalamnya memuat tentang upaya-upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit,salah satunya pengelolaan limbah cair. Menurut Soeparman dan Suparmin 2002:143, peraturan perundangan-undangan bersifat mengikat bagi seluruh aparat pemerintah maupun seluruh warga masyarakat untuk wajib ditaati dan dilaksanakan. Pemeliharaan dan peningkatan kualitas lingkungan bukan hanya tugas dari pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Limbah cair sebagai limbah hasil usaha harus dikelola oleh setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan. Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup perlu dilakukan upaya pengendalian terhadap usaha atau kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan hidup melalui penetapan baku mutu air limbah Perda Prov. Jateng No. 5 Tahun 2012. Berdasarkan data primer diketahui bahwa Rumah Sakit “X” Semarang telah mengacu pada Peraturan Daerah yaitu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kegiatan Rumah Sakit yang merupakan pembaruan dari peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Daerah Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004. Menurut Pruss, A., dkk 2005:33 menyatakan bahwa perundangan tersebut memberlakukan kontrol resmi dan mengizinkan badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk pengelolaan limbah layanan kesehatan biasanya Departemen Kesehatan untuk memberlakukan sanksi di dalam penerapannya. Departemen Lingkungan Hidup atau Badan Nasional perlindungan lingkungan juga dapat dilibatkan. Rumah Sakit “X” Semarang telah melaksanakan kegiatan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan yang berlaku didukung oleh adanya Surat Keputusan dari Kepala BLH Kota Semarang mengenai pemberian Izin Pembuangan Limbah Cair IPLC.

5.2.1.2 Prosedur Tetap bagi Operator IPAL dan Dokumen Peraturan