74
74
4.4 Hasil Penelitian
4.4.1 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini, informan utama adalah pelaksana Sanitasi Rumah Sakit “X” Semarang. Selain informan utama juga terdapat informan tim ahli dalam
penelitian ini, yaitu pengawas Sanitasi, Supervisor Unit Sanitasi dan FMS Division Manager
di Rumah Sakit “X” Semarang. Karakteristik masing-masing informan seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Karakteristik Informan
Informan Jabatan
Umur Jenis
Kelamin Pendidikan
Masa Kerja
1 2
3 4
5 6
1 FMS Division
Manager 47
L S1
2 2
Supervisor Unit Sanitasi
39 L
D3 14
3 Pengawas Sanitasi
49 L
SMA 31
4 Pelaksana Sanitasi
39 L
SMA 12
Sumber : Data primer, 2015
4.4.2 Pengolahan Limbah Cair di Rumah Sakit “X” Semarang
4.4.2.1 Sumber Limbah Cair
Berasal darimana sajakah sumber limbah cair RS Telogorejo?
“dari kamar mandi, pantry atau dapur masuk ke sampit pengumpul sementara terus ke sistem pengolahan utama…sampit OPD juga dari kamar
mandi, pantry, RO juga ada…limbah dikumpulkan ke bak kontrol disentralkan ke sampit lalu didistribusikan ke IPAL. Cara pengalirannya
secara elevasi gravitasi menuju ke sampit sedangkan sampit ke IPAL melalui
pompa…” “dari seluruh unit perawatan itu dari rawat inap, rawat jalan, pokoknya
semua aktifitas rumah sakit termasuk laundry, dapur trus ada yang dari laborat itu masuk ke bak kontrol dialirkan menuju ke sampit…dimana ada 2
yaitu sampit koperasi dan sampit OPD lalu ke IPAL…”
Informan 3
75
Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua informan tersebut, sumber limbah cair yang dihasilkan yaitu berasal dari setiap gedung perawatan baik rawat
jalan maupun rawat inap, kegiatan perkantoran, laboratorium, laundry dan dapur. Sebelum limbah cair masuk ke IPAL, limbah cair yang dihasilkan tersebut masuk
ke bak-bak kontrol terlebih dahulu lalu dialirkan secara elevasi gravitasi menuju ke pengumpul sementara atau sampit lalu dipompa menuju ke IPAL. Sesuai
dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, belum ada flow meter untuk inlet, terdapat enam buah bak kontrol di bagian belakang Unit Gizi atau dapur dan
dua bak pengumpul sementara atau sampit yang terletak di bagian belakang koperasi dan OPD. Semua bak-bak penampung tersebut tertutup rapat, mudah
dibuka, terbuat dari bahan yang kuat dari cor beton dan kedap air serta masih berfungsi dengan baik.
Limbah cair yang dihasilkan di Rumah Sakit “X” Semarang diolah di IPAL, kecuali air hujan yang memiliki saluran pembuangan tersendiri dengan
menggunakan ssistem saluran tertutup. Air hujan ini dialirkan langsung ke saluran pembuangan limbah perkotaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang
diungkapkan oleh informan sebagai berikut :
Apakah semua limbah cair yang dihasilkan tersebut akan diolah di IPAL?
“Limbahnya itu masuk ke IPAL, kecuali air hujan..”
Informan 4
“iya, kalau air hujan langsung dibuang ke saluran kota... menyerahkan penuh dari pihak kontraktor ke rumah sakit karena sistem yang belum sempurna,
kolam indikator belum ada seperti flow meter untuk inletnya belum ada karena susah untuk mencari flow meter karena disitu masih ada kotoran2
sehingga kalau dipasang sekarang mudah tersumbat…”
Informan 3
76
4.4.2.2 Proses Pengolahan Limbah Cair