Pengembangan Bahan Ajar Handout Peristiwa Rengasdengklok

13 2 Menyediakan handout materi pokok Peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi bagi sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran sejarah Indonesia pada materi pokok Peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi.

E. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi dan agar tidak meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertian yang dimaksudkan dalam judul, maka perlu adanya batasan istilah, yaitu:

1. Pengembangan

Pengembangan dalam kamus bahasa Indonesia berarti perluasan. Pengembangan yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini merupakan perluasaan atau pendalaman suatu materi pembelajaran sehingga menghasilkan suatu produk. Pengembangan dalam penelitian ini berupa pengembangan bahan ajar materi pokok Peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi yang dikemas dalam bentuk handout.

2. Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan segala bahan baik informasi, alat maupun teks berisi materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.Bahan ajar memiliki berbagai bentuk, dan salah satunya berbentuk bahan cetak printed. Kemp dan Dayton dalam Prastowo, 2013:77 mengemukakan bahan cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk 14 keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Namun demikian, mengingat banyaknya ragam bentuk bahan ajar cetak, peneliti dalam penelitian ini mengambil bentuk bahan ajar handout dengan materi pokok Peristiwa Rengasdengklokdan perumusan teks proklamasi.

3. Handout

Handout merupakan bahan pembelajaran yang dibuat oleh pendidik guna memperkaya pengetahuan peserta didik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran serta melengkapi kekurangan materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan oleh pendidik.Handoutyang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu handout dengan materi pokok Peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teksproklamasi.

4. Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa 16 Agustus 1945 bukan hanya mengupas mengenai keberadaan Bung Karno, Bung Hatta, dan Ibu Fatmawati disertai Guntur Sukarnoputra yang dibawa oleh para pemuda dan PETA. Peristiwa tersebut terjadi setelah para pemuda gagal meyakinkan Sukarno-Hatta untuk segera memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, seperti yang terdapat pada bahan ajar sejarah Indonesia pada umumnya. Tetapi melalui handout ini, peneliti akan berusaha mengembangkan materi yang ada. Di mana sehari sebelum proklamasi dikumandangkan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, di Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 terjadi peristiwa penting yang sebelumnya belum dipaparkan pada bahan ajar sejarah 15 Indonesia peserta didik.Peristiwa tersebut yaitu peristiwa perebutan kekuasaan yang dilakukan masyarakat setempat. Perebutan kekuasaan tidak selalu berarti harus disertai pertempuran atau peperangan yang mengakibatkan terjadinya pertumpahan darah. Perebutan kekuasaan di Rengasdengklok berlangsung damai yang ditandai penurunan lambang negara yang berkuasa. Menurut Suganda 2009:56 pada pagi itu, di halaman pendopo Kawedanan Rengasdengklok diselenggarakan upacara penurunan bendera Jepang, Hinomaru, dan digantikan Sang Saka Merah Putih disertai pernyataan “Merdeka” oleh camat setempat Sujono Hadipranoto. Peristiwa Rengasdengklok telah membawa pengaruh yang cukup berarti. Handout ini juga mengupas suasana yang terjadi di Jawa Tengah menjelang terjadinya Peristiwa Rengasdengklok. Beritamenyerahnya Jepang pada sekutu rupanya juga telah tersebar di Jawa Tengah tepatnya di seluruh Karesidenan Pekalongan. Menurut Lucas 2004: 93 kelompok-kelompok yang ada disana serta gerakan bawah tanah yang basisnya di Pemalang rupanya telah mendengar siaran berita mengenai penyerahan Jepang tanpa syarat pada malam hari 14 Agustus 1945 kira-kira lewat pukul 09.00 malam lewat sender Australia.

5. Perumusan Teks Proklamasi