ADSORBEN Kinetika Adsorpsi Isotermal Β-Karoten Dari Olein Sawit Kasar Dengan Menggunakan Bentonit

11 Beta karoten mempunyai dua struktur cincin yang sama pada kedua sisi rantai karbon alifatik, yaitu berupa cincin β-ionon ∆5-1, 1,5-trimetil-siklo- heksan. Oleh karena itu, β-karoten disebut pula β-β-karoten Andarwulan dan Koswara, 1992. Struktur molekul β-karoten dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur molekul β-karoten Sumber provitamin A yang paling penting bagi manusia dan hewan adalah semua sayuran atau buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning. Beta karoten sebagai salah satu zat gizi mikro di dalam minyak kelapa sawit mempunyai beberapa aktivitas biologis yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain mencegah penyakit xerophtalmia, mencegah avitaminosis, menghambat perkembangan sel kanker dan dapat berperan aktif sebagai pemusnah radikal bebas Muhilal, 1991 dalam Muchtadi, 1992.

D. ADSORBEN

Adsorben merupakan bahan padat dengan luas permukaan dalam yang sangat besar. Permukaan yang luas ini terbentuk karena banyaknya pori yang halus pada padatan tersebut Bernasconi et al., 1995.

1. Bentonit

Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit sebagai komponen utamanya Kirk dan Othmer, 1954. Jenis mineral monmorillonit dioktahedral termasuk ke dalam kelompok 12 smectite yang merupakan adsorben komponen organik utama dan paling banyak digunakan. Nama bentonit berasal dari jenis lempung plastis dan mempunyai sifat koloid tinggi yang ditemukan di daerah Fort Benton, Wyoming, Amerika Serikat Theng, 1979. Bentonit dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan kandungan alumunium silikat hidrousnya www.tekmira.esdm.go.id, yaitu : 1. Activated clay : lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu, 2. Fullers earth : digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wol dari lemak. Rumus molekul dari monmorillonit adalah Na,Ca 0,33 Al,Mg 2 Si 4 O 10 OH 2 ·H 2 O www.nusagri.com. Apabila dilihat dari struktur molekulnya, monmorillonit tersusun atas unit-unit yang terdiri dari dua lapisan silika tetrahedral dengan pusat yang merupakan lapisan alumina oktahedral. Semua ujung dari tetrahedral mengacu pada arah yang sama dan berhadapan dengan pusat dari unit. Lapisan tetrahedral dan oktahedral dikombinasikan sehingga ujung dari masing-masing lapisan tetrahedron silika dan salah satu bidang hidroksil dari lapisan oktahedral membentuk monmorillonit Grim, 1968. Struktur molekul mineral monmorillonit dapat dilihat pada Gambar 3. Molekul Al 3+ dapat ditukar secara parsial oleh kation lain seperti Mg 2+ , Fe 2+ dan Fe 3+ pada gugus oktahedral dan pertukaran molekul Si 4+ oleh Al 3+ pada gugus tetrahedral Theng, 1979. Bentonit yang telah diaktivasi mempunyai komponen SiO 2 sebesar 56, Al 2 O 3 sebesar 14, MgO sebesar 4, Fe 2 O 3 sebesar 2,5. 13 Kation dan n H 2 O 4 Si, Al 4 Si, Al 6 O 6 O 4 Si, Al 4 O + 2 OH 4 Al, Fe, Mg 4 O + 2 OH 6 O Gambar 3. Struktur molekul mineral monmorillonit Theng, 1979 Bentonit mempunyai karakteristik yang khas, yaitu mampu mengembang sampai beberapa kali lebih besar dari ukuran semulanya apabila dimasukkan ke dalam air. Bentonit dapat membentuk struktur thixotropic gel dengan air meskipun komposisi jumlah gel yang terdapat dalam bentonit sangat kecil Grim, 1968. Bentonit mempunyai ciri-ciri umumnya bertekstur lunak, plastis, berwarna pucat dengan penampakan berwarna putih, hijau muda, abu-abu dan merah muda dalam keadaan segar, serta menjadi krem apabila lapuk yang kemudian berubah menjadi kuning, merah, coklat atau hitam. Ada dua macam jenis bentonit, yaitu Na-bentonit dan Ca-bentonit. Na-bentonit mempunyai sifat yang mampu mengembang apabila dicampurkan dengan air, biasanya digunakan dalam industri penambangan lumpur bor, gas bumi dan minyak sebagai lumpur pembilas. Ca-bentonit biasa digunakan sebagai bahan pemucat pada industri minyak goreng atau minyak pelumas, sebagai katalis, bahan penyerap, bahan pengisi dan lain sebagainya. Ca-bentonit dalam dunia perdagangan biasa disebut dengan bleaching earth, fuller’s earth, bleaching clay, taylorite atau soapy clay www.nusagri.com. Luas permukaan Ca-bentonit adalah 115 m 2 g Theng, 1979. 14 Menurut Ketaren 1986, daya pemucat bleaching clay disebabkan karena ion Al 3+ pada permukaan partikel adsorben dapat mengadsorpsi partikel zat warna. Daya pemucat tersebut tergantung dari perbandingan komponen SiO 2 dan Al 2 O 3 dalam bleaching clay. Menurut Adnan 1997 silika mampu menyerap hampir semua zat, magnesium mempunyai aktivitas yang lemah di dalam menyerap komponen karotenoid dan tokoferol. Tanah liat monmorillonit terdiri dari Al dan Si yang kekurangan satu elektron sehingga mudah menerima kation. Oleh karena itu, bentonit memiliki kapasitas pertukaran ion KTK karena kemampuannya untuk menerima kation, maka senyawa yang diadsorpsi cenderung menempel pada permukaan lempung Theng, 1979.

2. Arang Aktif

Arang aktif merupakan karbon dengan struktur amorf atau mikrokristalin yang dengan perlakuan khusus dapat memiliki luas permukaan dalam yang sangat besar. Struktur amorf tersebut terdiri dari pelat-pelat datar, disusun oleh atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagon Djatmiko et al., 1985. Pori-pori dalam arang biasanya diisi oleh tar, hidrokarbon dan zat-zat organik lainnya yang terdiri dari fixed carbon, abu, air, persenyawaan yang mengandung nitrogen dan sulfur Ketaren, 1986. Menurut Gotz 1953 dalam Djatmiko et al. 1985 penghilangan komponen hidrokarbon pada permukaan arang dapat menyebabkan luas permukaannya menjadi lebih besar dan daya adsorpsinya lebih tinggi. Kemampuan arang aktif dalam mengadsorpsi juga ditentukan dari struktur kimianya, yaitu adanya atom O, H dan C yang terikat secara kimia sehingga membentuk gugus fungsi www.dprin.go.id. Arang aktif pada umumnya digunakan sebagai bahan penyerap dan penjernih. Arang aktif dapat menyerap zat warna sebanyak 95-97 dari total zat warna yang terdapat dalam minyak dan dapat digunakan dalam 15 jumlah yang kecil bila dibandingkan dengan bleaching clay Ketaren, 1986. Arang aktif dapat dibuat dari bahan yang mengandung karbon. Sumber bahan baku arang aktif antara lain kayu, ampas tebu, tempurung kelapa, tongkol jagung dan batu bara. Suhu aktivasi pada arang berkisar antara 300-900°C bergantung dari cara pengaktifannya. Aktivasi arang dapat juga dilakukan pada suhu 1000°C dengan cara kimiawi. Ukuran pori dari arang aktif dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu makro, meso dan mikro. Makropori mempunyai ukuran dimeter pori sebesar 1000-100.000 Å, mesopori mempunyai ukuran diameter 100-1000 Å dan mikropori mempunyai ukuran diameter yang kurang dari 100 Å. Luas permukaan arang aktif pada umumnya berkisar dari 850 hingga 3000 m 2 g Roy, 1995. Sifat fisikokimia arang aktif bergantung dari cara pengaktifannya. Arang yang diaktifkan dengan gas strukturnya masih menunjukkan struktur bahan mentah, arang yang diaktifkan dengan bahan kimia strukturnya berlainan dari bahan mentahnya. Arang yang diaktifkan dengan uap, mempunyai reaksi basa sedangkan yang diaktifkan dengan asam, memberikan reaksi asam Djatmiko et al., 1985.

E. ADSORPSI