53 4. Perhitungan
Perhitungan jumlah
α-tokoferol dari sampel dalam μgg adalah sebagai berikut :
Axm CxaxDx
25 Keterangan :
C = Konsentrasi standar alpha tokoferol μgml
A = Rata-rata luas area puncak dari standard α-tokoferol
a = Rata-rata luas area puncak α-tokoferol dari sampel
m = Berat contoh yang digunakan g D = Faktor pengenceran
D. Modifikasi pengukuran total karoten menggunakan spektrofotometer
Apriyantono et al., 1989
Ukur absorbansi larutan contoh dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 446 nm. Blanko yang digunakan adalah heksan adsorpsi dan
desorpsi, isopropanol dan etanol desorpsi. Untuk adsorpsi, sebanyak 0,1 ml larutan contoh diencerkan dalam labu takar 10 ml dengan menggunakan
heksan. Buat kurva standard, yaitu hubungan absorbansi dan konsentrasi total karoten. Hitung konsentrasi total karoten dalam sampel berdasarkan kurva
standard yang dibuat.
E. Kemampuan Melepaskan
β-karoten dari Adsorben Desorpsi
Perbandingan contoh uji dengan pelarut adalah 1 : 50 bv. Pelarut yang digunakan antara lain heksan, isopropanol dan etanol. Campuran tersebut
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dipanaskan di dalam shaker waterbath dengan suhu desorpsi 50°C selama 10 menit.
Larutan desorpsi diagitasi dengan kecepatan 180 rpm.
Contoh disaring dengan menggunakan filter injector
. Contoh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 446 nm dan nilai absorbansi diplotkan pada kurva standard untuk mengetahui nilai
konsentrasi β-karoten yang terdesorpsi.
54 Lampiran 3. Skema reaktor adsorpsi
β-karoten dari olein sawit kasar tipe tangki berpengaduk
Wadah pyrex Waterbath
Ke vakum Pengatur
kecepatan motor Ke atmosfer
Wadah contoh
Motor pengaduk
Termometer
Termokontrol Penyangga
motor
55 Lampiran 4. Foto reaktor adsorpsi
β-karoten dari olein sawit kasar tipe tangki berpengaduk
Keterangan :
1. Wadah pyrex
2. Waterbath
3. Termokontrol
4. Pengatur kecepatan motor
5. Termometer
6. Wadah contoh
7. Pompa vakum
8. Pipa contoh
1 3
2 4
6
7 5
8
56 Lampiran 5. Perbandingan bentonit dan olein sawit kasar sebelum dan sesudah
adsorpsi
Bentonit: a sebelum adsorpsi, b setelah adsorpsi
Olein sawit kasar a
sebelum adsorpsi, b setelah adsorpsi a
b
a b
57 Lampiran 6. Penentuan kondisi kesetimbangan adsorpsi
A. Penentuan kondisi kesetimbangan pada bentonit suhu 40°C
B. Penentuan kondisi kesetimbangan pada bentonit suhu 50°C
konsentrasi vs waktu
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
220 240
260 280
300 320
340 360
380 400
420
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100 110 120 130 140 150 160 170 180
Lam a Adsorpsi m enit K
ons e
n tr
a s
i
konsentrasi vs waktu
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
220 240
260 280
300 320
340 360
380 400
420
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
Lam a Adsorpsi K
ons e
nt ra
s i
58
C. Penentuan kondisi kesetimbangan pada bentonit suhu 60°C
D. Penentuan kondisi kesetimbangan pada arang aktif suhu 40°C