Peramalan Permintaan Produk Mie Instan

rendah yaitu 589 zak dan rataan kekurangan bahan yang rendah, yaitu 0,6 zak per hari. Total biaya persediaan bahan baku per hari untuk masing-masing bahan baku dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Total biaya persediaan bahan baku per hari Rupiah hari Jenis Bahan Baku Total Biaya Pemesanan Total Biaya Penyimpanan Total Biaya Stock Out Total Biaya Persediaan Cakra Kembar 2.880 1.271.340 2.471.212 3.745.432 Segitiga Biru 2.880 59.224 107.444 169.548 Segitiga Hijau 2.880 395.640 832.691 1.231.211 Tepung Tapioka 960 96.596 35.233 132.789 Total 9.600 1.822.800 3.446.580 5.278.980 Berdasarkan total biaya persediaan bahan baku per hari, maka total biaya persediaan bahan baku yang telah dikeluarkan oleh perusahaan per tahun dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Total biaya persediaan bahan baku pada tahun 2006 Rupiah tahun Jenis Bahan Baku Total Biaya Pemesanan Total Biaya Penyimpanan Total Biaya Stock Out Total Biaya Persediaan Cakra Kembar 898.560 396.658.080 771.018.144 1.168.574.784 Segitiga Biru 898.560 18.477.888 33.522.528 52.898.976 Segitiga Hijau 898.560 123.439.680 259.799.592 384.137.832 Tepung Tapioka 299.520 30.137.952 10.992.758 41.430.230 Total 2.995.200 568.713.600 1.075.333.022 1.647.041.822

4.4.2. Peramalan Permintaan Produk Mie Instan

Berdasarkan data perusahaan tahun 2005-2006, pola data permintaan atau penjualan produk mie instan Divisi Noodle, PT ISM, Tbk cenderung berfluktuatif. Rataan jumlah penjualan produk mie instan 345.907 karton mie instan per minggu. Gambar 9 dan 10 menyajikan jumlah penjualan produk mie instan mulai bulan Januari 2005-Desember 2006. 100000 200000 300000 400000 500000 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 week 100000 200000 300000 400000 500000 1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 Gambar 9. Data penjualan mie instan tahun 2005 Gambar 10. Data penjualan mie instan tahun 2006 Jumlah penjualan mie instan tertinggi adalah 468.251 karton pada minggu ke 40. Tingginya penjualan mie instan ini disebabkan oleh peningkatan permintaan pasar atas produk mie instan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Penjulan mie instan terendah adalah 33.290 karton pada minggu 44. Rendahnya penjualan mie instan ini dikarenakan minggu 44 bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, dimana seluruh kegiatan pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk diliburkan. Jika data penjualan mie instan Divisi Noodle, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk tahun 2005-2006 diplotkan menurut Time Series Plot dapat terlihat seperti Gambar 11. W e e k Ju m la h P e n ju a la n 1 0 0 9 0 8 0 7 0 6 0 5 0 4 0 3 0 2 0 1 0 1 5 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 T i m e S e r i e s P l o t o f J u m l a h P e n j u a l a n Gambar 11. Times series plot data penjualan mie instan pada tahun 2005-2006 Dari plot di atas terlihat adanya data yang memencil pada minggu ke 44 dan minggu ke 95, serta pencilan tersebut terjadi karena pada minggu-minggu tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri tahun 2005 dan tahun 2006, sehingga jumlah penjualan produk mie instan menjadi lebih sedikit dibandingkan minggu-minggu lainnya. Dari data yang diketahui, diambil kesimpulan secara kasar bahwa data tersebut cenderung sebagai data musiman, dengan panjang musim selama satu tahun. Model dari data musiman dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu model multiplikatif dan model aditif. Model multiplikatif pada prinsipnya mengandung penggandaan antara komponen trend dengan komponen musim sedangkan untuk model aditif mengandung penjumlahan komponen trend dengan komponen musim. Model multiplikatif biasanya digunakan jika data pada musim tertentu proporsional terhadap musim-musim sebelumnya. Sedangkan model aditif biasanya digunakan jika perbedaan data pada setiap musim relatif konstan. Untuk data jumlah penjualan ini lebih cocok jika menggunakan metode Winters dengan jenis model multiplikatif. Untuk melakukan peramalan dengan menggunakan metode Winters, maka perlu dilakukan adalah menentukan smoothing constanta konstanta pemulusan. Konstanta pemulusan untuk metode Winters terdapat tiga jenis, yaitu Alpha, Gamma dan Delta. Alpha adalah komponen dasar, Gamma adalah komponen trend dan Delta adalah komponen musim. Nilai masing-masing konstanta adalah 0-1. Kombinasi nilai konstanta pemulusan ditentukan secara subyektif. Untuk menghasilkan peramalan yang akurat, maka ditentukan beberapa kombinasi nilai konstanta pemulusan. Setelah ditentukan beberapa kombinasi nilai konstanta pemulusan, maka dibandingkan nilai MAPE, MAD dan MSD output dari masing- masing kombinasi nilai konstanta pemulusan. Kombinasi konstanta yang paling baik adalah pada saat nilai MAPE, MAD, dan MSD paling kecil. Empat kombinasi nilai konstanta pemulusan dan nilai MAPE, MAD, dan MSD yang dihitung dengan menggunakan software Minitab 14 dapat dilihat pada Tabel 12 Tabel 12. Kombinasi nilai konstanta pemulusan Konstanta Pemulusan Alpha Gamma Delta MAPE MAD MSD 0.2 0.2 0.2 8 27.939 1.268.301.859 0.1 0.1 0.1 8 26.750 1.127.981.288 0.05 0.05 0.05 8 25.709 1.065.180.080 0.05 0.04 0.01 7 25.139 1.018.871.416 Berdasarkan Tabel 12, nilai MAPE, MAD dan MSD terkecil diperoleh pada saat kombinasi nilai konstanta pemulusan alpha = 0,05, Gamma = 0,04 dan dan Delta = 0,01. Selanjutnya dilakukan peramalan dengan metode Winters multiplikatif dengan menggunakan kombinasi nilai konstanta pemulusan tersebut. Hasil peramalan penjualan produk mie instan dapat dilihat pada Tabel 13. Week Ju m la h P e n ju a la n 144 128 112 96 80 64 48 32 16 1 600000 500000 400000 300000 200000 100000 Smoothing Constants Alpha lev el 0,05 Gamma trend 0,04 Delta seasonal 0,01 Accuracy Measures MAPE 7 MAD 25139 MSD 1018871416 Variable Forecasts 95,0 PI Actual Smoothed Winters Method Plot for Jumlah Penjualan Multiplicative Method Gambar 12. Nilai peramalan beserta nilai selang kepercayaan 95 Tabel 13. Hasil peramalan jumlah penjualan produk mie instan Minggu ke- Jumlah penjualan karton Batas Atas Batas Bawah 105 298.912 237.323 360.502 106 387.970 326.322 449.617 107 350.837 289.129 412.545 108 311.687 249.916 373.457 109 433.195 371.360 495.029 110 406.496 344.596 468.397 111 409.419 347.451 471.388 112 391.018 328.980 453.056 113 356.379 294.269 418.488 114 335.280 273.098 397.463 115 361.703 299.444 423.961 116 320.575 258.240 382.910 117 353.575 291.161 415.989 118 260.371 197.876 322.866 119 372.569 309.992 435.147 120 302.294 239.633 364.956 121 359.175 296.427 421.923 122 337.095 274.259 399.931 123 345.903 282.977 408.829 124 355.084 292.067 418.101 125 422.987 359.876 486.097 126 392.436 329.230 455.641 127 374.298 310.996 437.600 Lanjutan Tabel 13 Minggu ke- Jumlah penjualan karton Batas Atas Batas Bawah 128 386.586 323.186 449.987 129 396.247 332.746 459.748 130 407.527 343.924 471.130 131 396.071 332.364 459.777 132 405.952 342.140 469.765 133 419.414 355.495 483.334 134 420.843 356.815 484.872 135 359.334 295.195 423.472 136 441.531 377.280 505.781 137 348.113 283.748 412.478 138 439.479 374.999 503.959 139 451.069 386.472 515.667 140 409.100 344.384 473.816 141 443.114 378.278 507.951 142 491.767 426.808 556.726 143 467.409 402.326 532.491 144 470.661 405.453 535.869 145 447.808 382.474 513.143 146 38.033 -27.430 103.496 147 361.818 296.225 427.411 148 430.994 365.269 496.719 149 382.474 316.616 448.332 150 404403 338410 470396 151 428.372 362.243 494.501 152 426.190 359.924 492.457 153 416.686 350.279 483.092 154 425.074 358.527 491.621 155 361.748 295.059 428.438 156 310.092 243.259 376.925 Hasil peramalan penjualan produk mie instan pada Tabel 13 menunjukkan bahwa dari minggu ke minggu jumlah penjualan produk mie instan semakin meningkat. Peningkatan ini disebabkan karena peramalan penjualan didasarkan pada jumlah penjualan sebelumnya. Hal ini yang menjadi salah satu alasan peramalan hanya dilakukan selama satu tahun. Semakin panjang waktu peramalan, maka tingkat keakuratan hasil peramalan akan semakin kecil. Hal lain yang menjadi alasan peramalan dilakukan selama satu tahun adalah pola data yang menunjukan pola data musiman dengan panjang musim satu tahun.

4.4.3. Perhitungan Lead Time, Safety Stock dan ROP