akan mengeluarkan bukti penerimaan dan mencatat barang-barang yang diterima ke dalam kartu persediaan.
4.3.4. Penyimpanan Bahan Baku
Bahan baku yang menjadi bagian penting dalam proses produksi ditempatkan di gudang bahan baku. Hal yang berkenaan dengan
penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse Gudang. Departemen Gudang bertanggungjawab atas
keluar masuknya bahan baku serta penyimpanannya. Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle, PT ISM,
Tbk terdapat prosedur penanganan bahan baku, yaitu : 1.
Penerimaan Penerimaan bahan baku ke Departemen Warehouse Gudang
merupakan hasil pemesanan yang dilakukan oleh Departemen Purchasing. Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang
digudang akan mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan pesanan PO dan selanjutnya Departemen QC akan mengambil
contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Apabila sudah sesuai standar kemudian Departemen Gudang akan
membuat nota bukti penerimaan bahan dan mencatatnya ke dalam kartu persediaan.
Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan
oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan
rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah
memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55- 24,85 kg.
2. Penyusunan
Setelah bahan baku diterima oleh petugas penerimaan Departemen Gudang, selanjutnya dilakukan kegiatan pengeluaran
bahan baku dari dalam truk atau kontainer. Kegiatan pengeluaran
bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau
kontainer, bahan baku terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan lainnya di
atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per
palet. Bahan baku yang sudah disusun di atas palet akan
dimasukan ke dalam gudang dengan menggunakan forklift. Kemudian bahan baku tersebut disimpan di dalam gudang
dengan jarak simpan dari dinding 10-30 cm. Hal ini dilakukan agar bahan baku lebih mudah dalam pengeluaran, memudahkan
pengontrolan dan pembersihan di ruang penyimpanan serta mencegah kontaminasi terhadap bahan baku. Kemudian, bahan
baku tersebut diberi label sesuai tanggal kedatangan dan lokasi penempatannya. Pemberian label ini bertujuan untuk mengetahui
umur bahan baku. 3.
Pengeluaran Pengeluaran bahan baku dilakukan apabila bagian produksi
memerlukan bahan baku dalam proses produksi. Bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi, biasanya akan
dikirimkan dari gudang sehari sebelumnya untuk menghindari kemacetan produksi akibat menunggu bahan baku dari gudang.
Apabila ada bahan baku yang berlebih, maka bahan baku tersebut akan dikirim kembali ke gudang. Semua kegiatan pengeluaran
ataupun pengembalian bahan baku dari bagian gudang dilakukan dengan bukti atau laporan tertulis mengenai berapa jumlah bahan
baku yang keluar dari gudang dan berapa bahan baku yang dikembalikan ke gudang.
Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out FIFO yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang
dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi. Hal
ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadarluasa dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama.
Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas,
penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
4. Administrasi
Sistem pencatatan terhadap semua barang yang masuk atau keluar dari gudang dilakukan setiap hari dimana pengecekan
barang oleh operator gudang akan dilaporkan kepada bagian administrasi gudang. Bagian administrasi mencatat seluruh
laporan yang masuk ke dalam Daily Stock Report Laporan Stok Harian.
5. Kontrol
Pengontrolan dilakukan terhadap keadaan bahan baku di tempat penyimpanan. Pengontrolan dilakukan setiap harinya
pada pukul 09.00-10.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk penelusuran apabila ada kesalahan dalam penanganan barang.
Selain itu pengontrolan terhadap jumlah bahan bahan baku dilakukan dengan melihat Laporan Stok Harian. Hal ini
dikarenakan besarnya jumlah bahan baku, sehingga tidak dilakukan perhitungan manual di lapangan. Perhitungan manual
terhadap jumlah bahan baku hanya dilakukan pada saat bahan baku tersebut masuk dan keluar dari gudang.
4.3.5. Pengujian dan Pengawasan Mutu Bahan Baku