Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem

3. Menetapkan Interval Angka Acak. Angka acak merupakan serangkaian digit yang telah dipilih oleh sebuah proses acak yang sempurna. 4. Membangkitkan Angka Acak Angka acak dapat dibangkitkan dengan dua cara. Jika persoalan yang dihadapi besar dan proses yang sedang diteliti melibatkan banyak percobaan simulasi, maka digunakan program komputer untuk membangkitkan angka acak. Jika simulasi dilakukan dengan perhitungan tangan, angka acak dapat diambil dari sebuah tabel angka acak. 5. Mensimulasikan Serangkaian Percobaan Peubah yang akan digunakan dalam simulasi dibuat dalam berbagai variasi. Variasi-variasi dari peubah tersebut pada tahap ini dicoba untuk disimulasikan.

2.5. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian Purwani 2006 mengenai Kajian Persediaan Bahan Baku Kulit Sintetik di Perusahaan Sumber Karya Indah SKI dengan menggunakan Metode Simulasi menunjukan bahwa pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan SKI belum optimal. Hal ini dilihat dari total biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan SKI mengeluarkan Rp 13.716.000,00 per tahun untuk biaya persediaan. Sedangkan dengan metode simulasi Perusahaan SKI mengeluarkan Rp 1.841.191,00 per tahun. Hal ini menunjukan dengan menggunakan metode simulasi perusahaan dapat melakukan penghematan 86. Dalam penelitian Putra 2005 mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Ban pada PT Goodyear Indonesia, Tbk, Bogor, menunjukkan bahwa kebijakan pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan masih belum optimal. Untuk bahan baku lokal, terlihat perbedaan frekuensi pemesanan bahan baku relatif sangat kecil. Penghematan yang dapat dilakukan apabila perusahaan menggunakan metode Economic Order Quantity EOQ adalah sebesar Rp 108.190 atau 0,904. Pengadaan persediaan bahan baku impor dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada yang dikeluarkan oleh perusahaan. Penghematan yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode EOQ mencapai 16,44. Dalam penelitian Anggraini 2002 mengenai Analisis Pengendalian Persediaan Tepung Terigu Sebagai Bahan Baku Utama Produk Biskuit pada PT Arnott’s Indonesia. Penelitian ini membandingkan metode MRP, yaitu teknik Lot for Lot, teknik EOQ dan Teknik PBB, dengan metode yang diterapkan oleh perusahaan. Hasil perbandingan tersebut menunjukan bahwa pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan belum optimal. Penghematan terbesar yang dapat dilakukan adalah apabila perusahaan menggunakan teknik Lot for Lot. Metode EOQ dapat digunakan oleh perusahaan, karena metode EOQ dapat melakukan penghematan biaya persediaan bahan baku, walaupun tidak sebesar apabila menggunakan teknik Lot for Lot. Metode EOQ lebih relevan digunakan oleh perusahaan daripada metode Lot for Lot, karena metode Lot for Lot meminimumkan jumlah persediaan di gudang dapat menimbulkan resiko kekurangan bahan baku apabila terjadi perubahan jadwal produksi.

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka

Pemikiran Penelitian Bahan baku perlu mendapat perhatian ekstra dari perusahaan, karena bahan baku sangat menentukan mutu produk mie instan itu sendiri. Sebaik apapun proses produksi mie instan suatu perusahaan, tidak akan menghasilkan produk mie instan yang baik dan bermutu jika bahan baku yang digunakan tidak bermutu atau dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini menyebabkan pengendalian persediaan bahan baku mutlak perlu dilakukan perusahaan, baik dari saat pemesanan sampai dengan penyimpanan di gudang. Jumlah persediaan bahan baku yang berlebihan akan meningkatkan biaya penyimpanan dan akan menyebabkan opportunity cost atas modal yang seharusnya dapat diinvestasikan pada sektor lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, jumlah persediaan bahan baku yang tidak mencukupi kebutuhan akan menyebabkan terganggunya kontinuitas proses produksi dan operasi perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengadaan darurat yang lebih mahal dan juga mengakibatkan mutu pelayanan perusahaan kepada konsumen berkurang serta dapat membuat konsumen kecewa atau beralih kepada merek atau perusahaan lain. Oleh sebab itu, pengendalian persediaan bahan baku, mutlak harus dilakukan perusahaan mengingat konsukuensi yang dihadapi perusahaan atas kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku. Salah satu metode pengendalian persediaan bahan baku adalah metode simulasi. Metode simulasi adalah suatu metode yang mampu menganalisa situasi dunia nyata yang kompleks dan rumit menjadi sebuah model manajemen operasi sederhana, sehingga dapat memecahkan permasalahan. Metode simulasi jika diterapkan pada sistem persediaan bahan baku dapat menentukan jumlah pemesanan dan waktu pemesanan yang dapat meminimalkan biaya total persediaan pada saat permintaan dan waktu tunggu yang tidak konstan. Tipe simulasi yang menunjukkan peluang dari perusahaan untuk menyelesaikan masalah dengan pengambilan contoh