I. PENDAHULUAN 1.1. Latar
Belakang
Pada saat ini, industri mie instan adalah salah satu sektor industri pangan yang sudah cukup pesat perkembangannya dan memiliki prospek yang baik.
Perkembangan industri mie instan dapat dilihat dari beberapa faktor. Faktor pertama adalah dilihat dari jumlah konsumsi mie instan per kapita di
Indonesia yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun 2000 konsumsi mie instan per kapita hanya mencapai 3,7 kilogram sama dengan
53,1 bungkus, pada tahun 2005 meningkat 46 menjadi 5 kilogram. Meningkatnya jumlah konsumsi mie instan memberikan kesan bahwa
industri mie instan merupakan industri yang tahan krisis dan memiliki peluang yang lebih besar pada masa yang datang. Perkiraan konsumsi mie
instan nasional dapat dilihat pada Gambar 1.
3.7 3.8
4 4.1
4.5 5
1 2
3 4
5 6
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Gambar 1. Perkiraan konsumsi per kapita mie instan nasional www.wartaekonomi.com, 2006
Faktor kedua adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menjadi produsen mie instan di Indonesia. Jika pada tahun 2001 terdapat 57
perusahaan yang terjun ke dalam industri ini, setahun kemudian terjadi peningkatan menjadi 59 perusahaan dan pada tahun 2005 terdapat 84
perusahaan. Perkembangan jumlah perusahaan mie instan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.
57 59
65 70
84
10 20
30 40
50 60
70 80
90
2001 2002
2003 2004
2005
Gambar 2. Perkembangan jumlah perusahaan mie instan Indonesia www.wartaekonomi.com, 2006
Faktor ketiga adalah meningkatnya volume produksi mie instan setiap tahunnya. Jika pada tahun 2004 volume produksi mencapai 975.000 ton,
pada tahun 2005 meningkat 30 menjadi 1.272.000 ton. Perkembangan volume produksi mie instan di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.
862 906
958 975
1272
200 400
600 800
1000 1200
1400
2001 2002
2003 2004
2005
Gambar 3. Perkembangan volume produksi mie instan Indonesia www.wartaekonomi.com, 2006
PT Indofood Sukses Makmur PT ISM, Tbk merupakan produsen mie instan di Indonesia yang memproduksi mie instan dengan 40 citarasa dan
beberapa merek. PT ISM, Tbk pada awalnya menguasai pangsa pasar mie instan di Indonesia 80, namun seiring dengan semakin banyaknya
perusahaan yang menjadi produsen mie instan, pangsa pasar PT ISM, Tbk menurun menjadi 70. Pembagian pangsa pasar mie instan di Indonesia
dapat dilihat pada Gambar 4.
Lain-lain, 10 wings food,
20 indofood, 70
Gambar 4. Pangsa pasar mie instan nasional tahun 2005 www.wartaekonomi.com, 2006
Banyaknya produk mie instan yang beredar di pasaran dan persaingan tingkat produsen yang semakin tinggi, menyebabkan PT ISM, Tbk harus
dapat bertahan dengan baik dan meningkatkan daya saing. Salah satu cara meningkatkan daya saing adalah perusahaan harus mengoptimalkan kinerja
dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan. Fungsi produksi dan operasi memegang peranan yang cukup penting
dalam kelangsungan hidup perusahaan, karena 50-60 kegiatan perusahaan merupakan aktifitas produksi dan operasi Render dan Heizer, 2005. Oleh
sebab itu, perusahaan harus memperhatikan setiap kegiatan produksinya dan meningkatkan efisiensi produksi agar dapat menekan biaya secara
keseluruhan. Efisiensi produksi dapat dilakukan dengan cara melakukan pengendalian persediaan bahan baku dengan baik.
Bahan baku perlu mendapat perhatian ekstra dari perusahaan, karena bahan baku sangat menentukan mutu produk mie instan itu sendiri. Sebaik
apapun proses produksi mie instan suatu perusahaan, tidak akan menghasilkan produk mie instan yang baik dan bermutu, jika bahan baku
yang digunakan tidak bermutu atau dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini menyebabkan pengendalian persediaan bahan baku mutlak perlu dilakukan
perusahaan, baik dari saat pemesanan sampai dengan penyimpanan di gudang.
Selain itu, sebagian besar perusahaan melibatkan investasi yang besar pada aspek persediaan bahan baku, yaitu 30-40 Hill, 1994. Divisi
Noodle , PT ISM, Tbk menggunakan bahan baku tepung terigu dan tepung
tapioka dalam jumlah yang cukup besar yaitu sebesar 1.394.837 zak per tahun dan 10.902 zak per tahun. Jumlah persediaan bahan baku yang
berlebihan akan meningkatkan biaya penyimpanan dan akan menyebabkan
opportunity cost atas modal yang seharusnya dapat diinvestasikan pada
sektor lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, jumlah persediaan bahan baku yang tidak mencukupi
kebutuhan akan menyebabkan terganggunya kontinuitas proses produksi dan operasi perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan
biaya pengadaan darurat yang lebih mahal. Selain itu juga mengakibatkan mutu pelayanan perusahaan kepada konsumen berkurang dan dapat
membuat konsumen kecewa, serta beralih kepada merek atau perusahaan lain. Oleh sebab itu, pengendalian persediaan bahan baku mutlak harus
dilakukan perusahaan mengingat konsukuensi yang dihadapi perusahaan atas kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku.
Salah satu metode pengendalian persediaan bahan baku adalah metode simulasi. Metode simulasi adalah suatu metode yang mampu menganalisa
situasi dunia nyata yang kompleks dan rumit menjadi sebuah model manajemen operasi sederhana sehingga dapat memecahkan permasalahan.
Tipe simulasi yang menunjukan peluang dari perusahaan untuk menyelesaikan masalah dengan pengambilan contoh secara acak adalah
simulasi Monte Carlo. Metode simulasi ini perlu dikembangkan untuk dapat menentukan jumlah pemesanan dan waktu pemesanan yang dapat
meminimalkan total biaya persediaan pada saat permintaan dan waktu tunggu yang tidak konstan. Di dalam penelitian ini model simulasi yang
dikembangkan adalah model simulasi skenario 1 dan model simulasi skenario 2. Model simulasi skenario 1 adalah model simulasi berdasarkan
reorder point perhitungan penulis. Model simulasi skenario 2 adalah model
simulasi berdasarkan reorder point perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana sistem persediaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT
Indofood Sukses Makmurm Tbk ? 2.
Divisi Noodle, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk menggunakan metode simulasi apakah untuk mengendalikan persediaan bahan bakunya ?
3. Seberapa besar tingkat pemesanan bahan baku dan biaya persediaan
bahan baku yang optimal bagi Divisi Noodle, PT Indofood Sukses Makmur, Tbk ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menganalisis sistem persediaan bahan baku pada Divisi
Noodle , PT Indofood Sukses Makmur, Tbk.
2. Menghitung dan menganalisis pengendalian persediaan bahan baku
dengan metode simulasi pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk. 3.
Menghitung dan mengevaluasi tingkat pemesanan bahan baku dan biaya persediaan bahan baku yang optimal bagi perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem