Identifikasi Kebutuhan Bahan Baku Prosedur Pembelian dan Penerimaan

memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam karung dengan berat per karung 50 kg. 3. Bahan Baku Tambahan Bahan baku tambahan merupakan bahan yang dipakai dalam proses produksi yang akan mempengaruhi mutu adonan yang dibuat. Bahan baku tambahan yang dipakai adalah : a. Air Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan- bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum PAM. b. Alkali Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik. Dalam penelitian ini dibahas pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka. Hal ini disebabkan tepung terigu dan tepung tapioka adalah bahan baku utama dan pemakaiannya paling besar.

4.3.2. Identifikasi Kebutuhan Bahan Baku

Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode sebelumnya.

4.3.3. Prosedur Pembelian dan Penerimaan

Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing Pembelian, Ware House Gudang, PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan bahan baku tersebut. Sebelum melakukan pemesanan bahan baku, Departemen ASP memberikan masukan kepada Departemen PPIC berupa peramalan atau prediksi penjualan produk jadi untuk satu minggu ke depan berdasarkan kondisi pasar dan pengalaman pada periode-periode sebelumnya. Selanjutnya dari peramalan penjualan produk dan data pemakaian bahan baku tiga perode sebelumnya, Departemen PPIC akan merencanakan kebutuhan bahan baku. Kemudian, Departemen PPIC mengajukan permintaan pembelian dengan membuat atau mengisi formulir permintaan pembelian atau Purchase Requition PR. Formulir ini diberikan kepada atasan yang berwenang untuk dimintakan tanda tangan sebagai bukti persetujuan. Formulir tersebut selanjutnya diberikan kepada Departemen Purchasing untuk dilakukan pembelian. Departemen Purchasing yang menerima PR dari Departemen PPIC, kemudian memeriksanya. Apabila permintaan pembelian tersebut tidak sesuai dengan syarat-syarat dan anggaran yang telah ditetapkan, maka PR tersebut dikembalikan pada Departemen PPIC. Tetapi apabila syarat-syarat telah terpenuhi dan sesuai dengan anggaran, maka Departemen Purchasing akan menandatangani PR tersebut. Berdasarkan PR yang telah ditandatangani oleh Departemen Purchasing, kemudian dibuat penawaran harga atau Price Offer PF untuk meminta penawaran harga dari pemasok untuk setiap jenis bahan baku yang dibutuhkan. Pada bahan baku tepung tapioka dan tepung terigu, baik Cakra Kembar, Segitiga Biru, maupun Segitiga Hijau perusahaan sudah memiliki sistem kontrak dengan pihak pemasok. Sistem kontrak dilakukan untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, kestabilan harga, dan mutu yang baik sesuai dengan standar yang telah disepakati. Setelah PF disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu pihak perusahaan dan pihak pemasok, maka kemudian dibuatlah permintaan pesanan atau Purchase Order PO. Di dalam PO sudah dinyatakan nama pemasok, nomor pesanan, jumlah yang dipesan, harga dan tanggal penerimaan barang. Pemesanan ini melibatkan sejumlah dana yang dibayarkan kepada pihak pemasok bahan baku tersebut. Salah satu dokumen PO, didistribusikan ke Departemen Finance and Accounting dengan tujuan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan untuk membayar pesanan tersebut. Pada saat barang-barang yang dikirim pemasok telah sampai di perusahaan, Petugas warehouse gudang dan QC bertugas menerima barang tersebut dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan. Petugas gudang akan memeriksa dengan teliti mengenai kelengkapan dokumen atau surat jalan, kondisi kemasan, label, segel, kuantitas pesanan volume atau berat dan jumlah barang yang diterima dengan yang tercantum di dalam PO. Kemudian barang diuji oleh Departemen QC dengan mengambil contoh secara acak. Jika hasil dari pemeriksaan dan pengujian tidak sesuai dengan yang tercantum dalam PO dan standar dalam kontrak ataupun dokumennya tidak lengkap, maka bagian Departemen Purchasing akan mengembalikan barang tersebut kepada pihak pemasok dan meminta penggantian barang. Sedangkan apabila barang yang diterima telah memenuhi syarat, maka bagian penerimaan di gudang akan mengeluarkan bukti penerimaan dan mencatat barang-barang yang diterima ke dalam kartu persediaan.

4.3.4. Penyimpanan Bahan Baku