Menurut Kartasubrata 1986, pendapatan rumah tangga menurut sumbernya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu pendapatan kehutanan dan
pendapatan non-kehutanan. Pendapatan kehutanan adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan di hutan, sedangkan pendapatan non-kehutanan adalah
pendapatan yang berasal dari kegiatan di luar kehutanan. Menurut salah satu penelitian Lembaga Penelitian IPB 1990 mengenai
hutan rakyat menerangkan bahwa pada dasarnya pengelolaan hutan rakyat merupakan upaya menyeluruh dari kegiatan-kegiatan merencanakan, membina,
megembangkan, dan menilai, serta mengawasi pelaksanaan kegitan produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran secara terencana dan berkesinambungan. Tujuan
akhir dari pengelolaan hutan rakyat adalah peningkatan peran kayu rakyat terhadap peningkatan pendapatan pemilik atau pengusahanya secara terus-
menerus selama daur. Rumah tangga adalah sekelompok orang yang menempati suatu rumah
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Rumah tangga petani di pedesaan umumnya masih sangat sederhana. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari maka sang ayah
harus bekerja. Pendapatan yang diperoleh dari bekerja dapat terbagi menjadi pendapatan dari sektor kehutanan dan pendapatan non kegutanan.
2.6 Hubungan Luas Lahan Dengan Tingkat Pendapatan Petani
Faktor luas lahan merupakan faktor yang menentukan bagi pendapatan petani di mana lahan menjadi modal penting dalam usaha tani Attar, 1998. Akan
tetapi menurut penelitian Taufiqurrahman 1992 di kawasan hutan kemasyarakatan HKm Desa Belanting, Kabupaten Lombok Timur diketahui
bahwa faktor luas lahan HKm memiliki hubungan yang lemah dan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan, artinya semakin luas lahan HKm yang
dimiliki tetap tidak mampu memberi kontribusi terhadap peningkatan pendapatan petani.
Luas hutan rakyat yang dimiliki petani berukuran relatif sempit. Faktor- faktor yang menetukan besarnya pendapatan petani tidak hanya berdasarkan
besarnya luas hutan rakyat yang mereka miliki, tetapi ada faktor-faktor lain seperti pemilihan jenis tanaman, jumlah tanaman, serta sistem pengelolaan yang
diterapkan pada hutan rakyat tersebut
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Padasari, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan
Juli 2010.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Alat tulis
b. Kuisioner c. Kalkulator
d. Kamera e. Komputer
3.3 Jenis Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan dari petani hutan rakyat adalah:
a. Karakteristik responden, yaitu nama, umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendidikan, mata pencaharian atau pekerjaan lainnya.
b. Informasi lahan, yaitu luas kepemilikan lahan, status lahan, luas lahan non hutan, usaha pertanian, dan peternakan.
c. Data tentang pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan, yaitu pengadaan benih, pemilihan jenis, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, perlindungan, dan
pemanenan. d. Data pendapatan rumah tangga petani, yaitu jumlah pendapatan dan sumber-
sumber pendapatan. e. Data pengeluaran rumah tangga petani, yaitu jumlah pengeluaran dan sumber-
sumber pengeluaran. Data sekunder yang diperoleh dari penelitian ini antara lain data tentang
keadaan umum lokasi penelitian yang meliputi letak dan keadaan geografis, iklim, sarana dan prasarana yang ada, serta kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada
di daerah tersebut.
3.4 Metode Pengumpulan Data