BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan salah satu sumber daya yang tak ternilai harganya. Dari hutan banyak manfaat yang dapat diperoleh yaitu yang bersifat tangible dan
intangible . Manfaat tangible diantaranya berupa kayu, madu, dan rotan.
Sedangkan manfaat intangible berupa penyedia gas O
2
dan penyerap gas CO
2
, mencegah erosi, mencegah banjir, serta tempat menyimpan cadangan air saat
musim kemarau. Namun sekarang ini banyak lahan-lahan kritis tidak produktif yang
diakibatkan oleh pengelolaan lahan yang tidak memperhatikan aspek konservasi serta populasi jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun
yang menyebabkan tekanan terhadap hutan pun semakin meningkat, sedangkan pasokan kayu dari hutan alam tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Salah satu alternatif penyelesaian kedua masalah tersebut adalah dengan dibangunnya hutan rakyat.
Menurut peraturan Menteri Kehutanan pada tanggal 22 Juli 2004 No. P. 03Menhut-V2004 tentang tujuan pembuatan tanaman hutan rakyat adalah
terwujudnya tanaman hutan rakyat sebagai upaya rehabilitasi, untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan berbagai tanaman hutan rakyat berupa
kayu-kayuan dan non kayu. Selain itu tujuan lainnya adalah memberikan peluang kesempatan kerja dan kesempatan berusaha sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat, serta meningkatkan kualitas lingkungan melalui percepatan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah.
Saat ini telah banyak dilakukan berbagai penelitian mengenai hutan rakyat, baik di Jawa maupun di luar Jawa terutama pada aspek sosial ekonominya.
Menurut hasil penelitian Hardjanto 2000 di Jawa, diperoleh hasil bahwa pendapatan dari hutan rakyat bagi petani masih di posisikan sebagai pendapatan
sampingan dan bersifat insidentil dengan kisaran tidak lebih dari 10 dari pendapatan total. Dengan kontribusi sebesar itu menunjukan bahwa hutan rakyat
belum menjadi tumpuan hidup rumah tangga petani sehingga keberlangsungan
dari pengelolaan hutan rakyat terancam gagal. Suharjito 2004 menerangkan bahwa hutan rakyat masih dapat bertahan meskipun kontribusi ekonominya
rendah pada umumnya karena perannya tidak terbatas pada dimensi ekonomi rumah tangga saja, melainkan berkaitan kuat dengan dimensi sosial kultural
masyarakat dan muncul kesadaran fungsi ekologi dari hutan.
1.2 Rumusan Masalah