Teori Mark-Up untuk Inflasi Beberapa Pandangan Mengenai Inflasi 1. Monetarist

ekuilibrium, konvergensi t π tergantung pada prospek yaitu bahwa zt e − akan menjadi nol ketika t menjadi tak hingga. Ini merupakan kasus yang jelas. Oleh karena itu, sangat mungkin untuk mengatakan inflasi pada jangka panjang akan mengarah pada tingkat pertumbuhan money supply. Jika z adalah negatif yaitu 1 γε , inflasi akan divergen dari ekuilibriumnya. Situasi tersebut terjadi ketika permintaan uang riil berkurang secara proporsional lebih besar dari peningkatan tingkat inflasi.

2.2.3. Teori Mark-Up untuk Inflasi

Teori ini dikemukakan oleh Duesenberry 1950 dalam Oomes dan Ohnsorge 2005. Teori mark-up digunakan sebagai kerangka untuk mengestimasi determinan jangka panjang dari inflasi. Berdasarkan teori mark-up untuk inflasi, pada jangka panjang tingkat harga domestik adalah mark-up dari total biaya per unit. Berdasarkan De Brower dan Ericson 1998 dalam Oomes dan Ohnsorge 2005, tingkat harga domestik pada jangka panjang dapat dituliskan seperti pada persamaan 2.34. Dimana, α , β dan γ bernilai positif dan konstan. γ β α μ ut im P P ULC P . = 2.34 dengan : P = Indeks harga konsumen, μ = Mark-Up , ULC = Biaya tenaga kerja per unit rata-rata biaya upah per unit output, im P = Harga dari input yang diimpor, ut P = Indeks dari utility prices termasuk energi dan listrik, α = Elastisitas indeks harga konsumen terhadap biaya tenaga kerja per unit, β = Elastisitas indeks harga konsumen terhadap harga input yang diimpor, γ = Elastisitas indeks harga konsumen terhadap indeks utility prices. 2.2.4. Beberapa Pandangan Mengenai Inflasi 2.2.4.1. Monetarist Kaum monetarist berpandangan bahwa satu-satunya faktor yang dapat mengakibatkan inflasi adalah pertumbuhan money supply. Pandangan kaum monetarist tersebut dijelaskan dengan grafik berikut : Pada mulanya perekonomian ada pada titik 1, dengan output berada pada tingkat full employment dan tingkat harga adalah P 1 . Jika money supply meningkat, maka permintaan agregat akan bergeser ke kanan menjadi AD 2 . Dampak awalnya adalah perekonomian akan bergerak ke titik 1’ dan output akan Gambar 2.6. Respon dari Peningkatan Money Supply yang Kontinu Y n Y’ Harga Agregat, P Output Agregat, Y P 1 4 3’ 3 2’ 2 1’ 1 AS 1 AS 2 AS 3 AS 4 AD 4 AD 3 AD 2 AD 1 P 2 P 3 P 4 Sumber : Mishkin, F. S 2001. meningkat sehingga lebih besar dari natural rate-nya menjadi Y’. Akan tetapi, penurunan pengangguran di bawah NAIRU itu akan menyebabkan upah meningkat dan AS akan mulai bergeser ke kiri. AS baru akan berhenti bergeser jika telah mencapai AS 2 , yaitu saat perekonomian kembali ke tingkat output full employment pada kurva AS jangka panjang. Pada ekuilibrium yang baru ini, tingkat harga meningkat dari P 1 ke P 2 . Jika money supply meningkat lagi pada tahun berikutnya, AD akan kembali bergeser ke AD 3 dan AS akan bergeser dari AS 2 ke AS 3 . Sehingga perekonomian akan bergerak dari titik 2’ kemudian ke titik 3, dimana tingkat harga meningkat menjadi P 3 . Jika money supply terus tumbuh pada tahun-tahun berikutnya, perekonomian akan terus bergerak ke arah tingkat harga yang lebih tinggi. Selama money supply terus tumbuh, proses ini akan terus berlangsung dan inflasi akan terjadi.

2.2.4.2. Keynesian