Permintaan Uang sebagai Alat Transaksi Permintaan Uang untuk Spekulasi

bunga dalam mempengaruhi perilaku masyarakat memilih memegang uang tunai atau surat-surat berharga. Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Permintaan uang untuk memperoleh keuntungan inilah yang disebut sebagai permintaan uang untuk spekulasi.

2.1.2.1. Permintaan Uang sebagai Alat Transaksi

Sebenarnya Keynes membedakan permintaan uang untuk transaksi menjadi dua komponen, yaitu untuk transaksi rutin dan transaksi yang tak dapat diduga sebelumnya. Permintaan uang untuk transaksi rutin ini yang disebutnya sebagai transaction motive demand for money. Sedangkan permintaan uang untuk transaksi tak terduga disebutnya sebagai permintaan uang untuk berjaga-jaga precautionary motive. Tidak ada perbedaan prinsipil antara permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga. Karenanya, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dapat digabungkan menjadi permintaan uang untuk transaksi. Tidak ada perbedaan antara teori Keynes tentang permintaan uang untuk transaksi dengan teori permintaan uang untuk transaksi menurut para ekonom klasik. Besarnya permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan nasional. Jika pendapatan makin besar maka permintaan uang untuk transaksi juga makin besar. Secara grafis dapat dinyatakan seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1. Permintaan Uang Untuk Transaksi Gambar diatas menunjukkan bila tingkat pendapatan nasional meningkat Y meningkat misalnya dari Y 1 ke Y 2 , maka permintaan uang untuk transaksi juga meningkat dari M T 1 ke M T 2 . Tercakup dalam peningkatan permintaan uang untuk transaksi ini adalah untuk kegiatan rutin maupun non rutin berjaga-jaga. Secara matematis hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : Y f M T = 2.6 dimana : Y f M T = Δ . Karena hanya terkait dengan pendapatan maka permintaan uang untuk transaksi tidak sensitif terhadap tingkat bunga : berapapun tingkat bunga, jumlah permintaan uang untuk transaksi tidak berubah. Jika hal ini yang terjadi maka permintaan uang akan inelastis sempurna, seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.2. M T 1 M T M T 2 M T Y 1 Y 2 Y Sumber : Manurung, M. dan P. Rahardja 2004. Gambar 2.2. Permintaan Uang Untuk Transaksi

2.1.2.2. Permintaan Uang untuk Spekulasi

Permintaan uang untuk spekulasi adalah keinginan memegang uang tunai sebagai alternatif dari menyimpannya dalam bentuk obligasi konsol. Permintaan uang untuk spekulasi berhubungan erat dengan perkiraan tingkat bunga di masa mendatang. Perkiraan tingkat bunga di masa mendatang sangat ditentukan oleh persepsi seseorang tentang tingkat bunga yang dianggap normal. Gambar 2.3. Permintaan Uang Bermotif Spekulasi Liquidity Preferences i M T M T Sumber : Manurung, M. dan P. Rahardja 2004. Perangkap Likuiditas M Sp i Sumber : Manurung, M. dan P. Rahardja 2004. Gambar tersebut menunjukkan hubungan berlawanan arah antara permintaan uang untuk spekulasi dengan tingkat bunga. Dimana permintaan uang untuk spekulasi merupakan fungsi dari tingkat bunga yang dirumuskan sebagai berikut : i f M Sp = 2.7 dengan : ≤ Δ Δ i M Sp . Dewasa ini pilihan selain dari memegang uang tunai bukan hanya obligasi konsol. Melainkan aset finansial non uang tunai lainnya. Jika tingkat bunga makin tinggi, maka biaya ekonomi dari menyimpan uang tunai akan semakin besar. Karenanya, masyarakat cenderung menyimpan uangnya dalam bentuk non tunai yang akan memberikan pendapatan bunga. Dengan demikian, pada tingkat bunga yang tinggi, keinginan memegang uang tunai akan semakin kecil. Sebaliknya jika tingkat bunga semakin rendah maka biaya ekonomi dari menyimpan uang tunai akan semakin kecil, sehingga masyarakat cenderung menyimpan uang tunai lebih banyak Manurung dan Rahardja, 2004.

2.1.2.3. Permintaan Uang Total