Tabel 8. Hasil Uji Duncan Pengaruh EnricHS PMF dan Pupuk Konvensional terhadap Beberapa Sifat Unsur Mikro Tanah
perlakuan Fe
Cu Zn
……………………………….. ppm ………………………………………. Kontrol P0
204,10 a 1,79 a
4,49 a
Standar P1 152,98 b
1,61 a
4,28 a
EnricHS 30 P2 212,24 a
1,65 a
4,18 a
EnricHS 35 P3 203,97 a
1,70 a
3,96 a
EnricHS 40 P4 184,07 ab
1,59 a
6,56 a
: Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05
4.5. Relative Agronomic Effectiveness RAE
Untuk menilai efektivitas dari suatu perlakuan pemupukan, salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan nilai Relative Agronomic Effectiveness
RAE terhadap pupuk standar. Relative Agronomic Effectiveness adalah perbandingan antara kenaikan hasil karena pemakaian suatu pupuk dengan
kenaikan hasil karena penggunaan pupuk standar dikalikan 100. Dalam hal ini pupuk standar yang digunakan adalah pupuk konvensional Urea, SP36, dan KCl.
kontrol BK
- al
konvension BK
kontrol BK
- perlakuan
BK =
RAE
x 100 keterangan :
BK = Bobot Kering Gabah Nilai RAE berbagai perlakuan pemupukan disajikan pada Tabel 9. Dari
Tabel ini dapat dilihat bahwa perlakuan EnricHS 30 memiliki nilai RAE 102,69 , artinya perlakuan secara agronomi lebih efektif dari pada perlakuan
standar, sedangkan perlakuan EnricHS 35 dan EnricHS 40 memiliki nilai RAE dibawah 100, artinya dosis tersebut kurang efektif dibandingkan standar.
Tabel 9. Nilai Relative Agronomic Effectiveness RAE Perlakuan
Relative Agronomic Effectiveness RAE Standar P1
100 EnricHS 30 P2
102,69 EnricHS 35 P3
69,54 EnricHS 40 P4
68,10
4.6. Analisis Usaha Tani
Analisis ekoonomi atau analisis usaha tani bertujuan untuk membandingkan produksi dan pendapatan petani tanpa perlakuan kontrol dan
dengan perlakuan dampak teknologi pada seluruh perlakuan. Teknologi tersebut diantaranya adalah pemupukan.
Data hasil bobot gabah kering giling dianalisis dengan metode analisis ekonomi secara parsial dengan formulasi, yaitu : keuntungan yang dapat diperoleh
petani dalam usaha tani dapat ditentukan dengan jalan menghitung semua penerimaan dari hasil penjualan dikurangi biaya pengeluaran.
Untuk menentukan perlakuan yang akan direkomendasikan dilakukan analisis Marginal Income Ratio MIR, yaitu rasio antara pendapatan bersih
dengan hasil pengeluaran pendapatan kotor.
B A
= MIR
x 100 dimana; MIR = Marginal Income Ratio
A = Pendapatan Bersih
B = Pendapatan Kotor hasil penjualan
Hasil analisis usaha tani produksi bobot gabah kering gilling disajikan pada tabel 11. Produksi gabah kering giling berkisar antara 7,275 tonha dan 9,965
tonha. Untuk nilai penerimaan bersih berkisar antara Rp 13460834,- dan
Rp 19551334,- dengan biaya produksi bernilai berkisar antara Rp 4.726.666,- dan Rp 5.932.393,- .
Tabel 10. Hasil Analisis Ekonomi
Perlakuan Hasil
Penerimaan kotor
Biaya pupuk
Jumlah biaya variabel
Penerimaan bersih
MIR tonha
……………………. Rp ……………………. Kontrol P0
7,275 18.187.500
- 4.726.666
13.460.834 74,.01
Standar P1 9. 895
24.737.500 1.205.727
5.932.393 18.805.107
76,02 EnricHS 30 P2
9,965 24.912.500
634.500 5.361.166
19.551.334 78,48
EnricHS 35 P3 9,109
22.772.500 740.250
5.466.916 17.305.584
75,99 EnricHS 40 P4
9,071 22.677.500
846.000 5.572.666
17.104.834 75,43
Ket: 1 Harga gabah kering giling Rp 2500kg 2 Pupuk dihitung berdasarkan harga tahun 20052006
3 Jumlah biaya variabel : biaya tambahan Rp 4.726.666
,- + biaya pupuk
Urea : Rp 1500kg ; SP36 : Rp 2750kg ; KCl : Rp 3500kg ; EnricHS PMF : Rp 4500kg.
Perhitungan ini bertujuan untuk membandingkan antara perlakuan yang diberi penerapan teknologi pemupukan dengan kontrol yang tidak diterapkan
teknologi. Secara keseluruhan nilai MIR perlakuan lain lebih besar dari kontrol 74,01. Dengan kata lain seluruh perlakuan masih berpeluang memberikan
keuntungan bagi petani jika dibandingkan dengan kontrol. Nilai MIR yang terbesarlah yang paling menguntungkan petani. Urutan nilai MIR dari yang
tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : EnricHS 30 Standar EnricHS 35 EnricHS 40 kontrol.
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Perlakuan pupuk konvensional dan pupuk EnricHS PMF tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah anakan
produktif, tetapi nyata meningkatkan bobot 1000 butir, bobot gabah per malai dan bobot kering gabah.
Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa perlakuan pupuk EnricHS PMF granul dengan dosis 30 pupuk konvensionl memiliki hasil gabah tertinggi
sebesar 62,28 gpot, tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk konvensional 61,84 gpot dan relatif terbaik di antara perlakuan pupuk lainnya.
Perlakuan EnricHS 30 memiliki nilai RAE sebesar 102,69, artinya perlakuan EnricHS 30 secara agronomi lebih efektif daripada perlakuan standar
100. Nilai Marginal Income RatioMIR tertinggi juga terjadi pada perlakuan EnricHS 30 sebesar 68,35, sedangkan pada perlakuan standar sebesar
64,73. Pada perlakuan EnricHS 30 pupuk konvensional terjadi penghematan
sumberdaya pupuk, khususnya N, P, dan K. Selain itu penggunaan EnricHS yang bersifat lepas lambat dapat mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Dilihat
dari penghematan biaya, penggunaan EnricHS PMF dapat menghemat biaya pemupukan sebesar 7,6.
5.2. Saran
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan EnricHS PMF terhadap keragaan tanaman, produksi padi, serta status hara tanah secara lebih luas, disarankan untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut di lapang dengan jenis tanah yang berbeda.