Besi Fe Sifat Kimia Tanah Setelah Perlakuan

30, sebesar 1,40 me100g dan kadar tertinggi terjadi pada perlakuan EnricHS 35 sebesar 1,51 me100g. Defisiensi Ca dan Mg jarang terjadi pada tanaman padi sawah karena dalam keadaan tergenang tanaman mendapat pasokan dari air irigasi. Kalsium dan Magnesium didesak keluar dari tempat-tempat pertukaran kation selama penggenangan sehingga meningkatkan konsentrasinya dalam larutan tanah Patrick, Mikkelsen dan Wells, 1985.

4.4.7. Kapasitas Tukar Kation

Pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa perlakuan pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap KTK, akan tetapi nilai KTK setelah panen cenderung meningkat. Secara umum nilai KTK pada perlakuan pupuk lebih tinggi dibandingkan nilai pada perlakuan tanpa pupuk. Nilai tertinggi terjadi pada perlakuan dosis pupuk EnricHS 35, sebesar 26,86 me100g dan terendah terjadi pada kontrol, yaitu sebesar 22,13 me 100g. Peningkatan KTK dapat disebabkan karena kadar C tanah yang meningkat. Nilai KTK diantaranya dipengaruhi oleh kadar jenis liat serta bahan organik, tanah bertekstur halus mengandung lebih banyak liat dan juga lebih banyak bahan organik Soepardi, 1983.

4.4.8. Besi Fe

Pada Tabel 8, terlihat bahwa kadar Fe tertinggi terjadi pada perlakuan EnricHS 30 , yaitu sebesar 212,24 ppm dan nilai terkecil terjadi pada perlakuan standar 152,98 ppm. Pada perlakuan dosis EnricHS PMF, nilai Fe terendah terdapat pada perlakuan EnricHS 40. Kondisi ini disebabkan karena tingginya serapan Fe oleh tanaman. Menurut Takenaga 1977, tanaman padi dapat tumbuh dalam media dengan konsentrasi Fe 2+ sekitar 300 ppm. Penghambatan serapan hara akibat peningkatan konsentrasi Fe 2+ terjadi dalam urutan : MnO, P 2 O 5 K 2 O SiO 2 NH 4 -N, CaO. Apabila konsentrasi Fe 2+ ditingkatkan, respirasi aerob dan aktivitas oksidasi sitokrom akar padi juga berkurang. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa berkurangnya respirasi dalam sistem oksidasi sitokrom berhubungan dengan hambatan serapan hara oleh Fe 2+ . 4.4.9. Cu dan Zn pada tanah Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar Cu dan Zn tanah. Kadar Cu tertinggi terjadi pada kontrol, sebesar 1,798 ppm dan kadar terendah terjadi pada perlakuan EnricHS 40 sebesar 1,594 ppm. Kadar Zn setelah panen menurun dibandingkan dengan analisis pendahuluan, kadar tertinggi terjadi pada perlakuan EnricHS 40 sebesar 6,53 dan kadar terendah terjadi pada perlakuan EnricHS 35 sebesar 3,96 ppm. Tabel 7. Hasil Uji Duncan Pengaruh EnricHS PMF dan Pupuk Konvensional terhadap Beberapa Sifat Unsur Makro Tanah perlakuan pH H 2 O C- organik N-total P K-dd Ca-dd Mg-dd KTK ……… …… ppm ……………….. me100 g …………. Kontrol P0 5,42 a 0,69 b 0,14 b 7,96 a 0,12 a 10,63a 1,49 a 22,13 a Standar P1 5,.36 a 1,76 a 0,19 a 8,43 a 0,11 a 9,89 a 1,40 a 23,35 a EnricHS 30 P2 5,26 a 1,71 a 0,18 ab 8,35 a 0,11 a 10,59 a 1,40 a 24,36 a EnricHS 35 P3 5,35 a 1,70 a 0,19 a 8,95 a 0,11 a 9,95 a 1,51 a 26,86 a EnricHS 40 P4 5,21 a 1,73 a 0,22 a 9,01 a 0,11 a 10,47 a 1,44 a 22,28 a : Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05 Tabel 8. Hasil Uji Duncan Pengaruh EnricHS PMF dan Pupuk Konvensional terhadap Beberapa Sifat Unsur Mikro Tanah perlakuan Fe Cu Zn ……………………………….. ppm ………………………………………. Kontrol P0 204,10 a 1,79 a 4,49 a Standar P1 152,98 b 1,61 a 4,28 a EnricHS 30 P2 212,24 a 1,65 a 4,18 a EnricHS 35 P3 203,97 a 1,70 a 3,96 a EnricHS 40 P4 184,07 ab 1,59 a 6,56 a : Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 0,05

4.5. Relative Agronomic Effectiveness RAE