4.4.1. Reaksi Tanah
Dari data pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai pH tidak menunjukkan perbedaan yang nyata akibat perlakuan pemberian pupuk EnricHS PMF dan
pupuk konvensional. Tingkat kemasaman pada perlakuan EnricHS 40 merupakan kemasaman dengan nilai tertinggi, yaitu 5,21 dan yang terendah pada
kontrol 5,42. Nilai pH pada perlakuan pupuk konvensional dan pupuk EnricHS PMF cenderung lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk.
Kondisi ini disebabkan karena adanya penambahan pupuk konvensional dan pupuk EnricHS PMF yang bersifat masam sehingga reaksi tanah setelah panen
menjadi masam.
4.4.2. C-Organik
Pada Tabel 7 terlihat bahwa perlakuan pupuk konvensional dan EnricHS PMF nyata meningkatkan C-organik tanah setelah panen. Nilai tertinggi terjadi
pada perlakuan standar sebesar 1,76 ; sedangkan nilai terendah terjadi pada kontrol yaitu sebesar 0,69 . Nilai C-organik pada perlakuan standar tidak
berbeda nyata dengan perlakuan EnricHS 30, EnricHS 35, EnricHS 40. Hal ini disebabkan karena adanya tambahan kandungan C-Organik pada EnricHS
PMF. 4.4.3.
Nitrogen-Total
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa kadar N-total pada perlakuan EnricHS 40 sebesar 0,22 nyata lebih tinggi
dibandingkan kadar N-total pada kontrol, standar, EnricHS 30 dan EnricHS 35.
Besarnya jumlah N yang diberikan ke dalam tanah tidak memperlihatkan kandungan N-total tanah yang besar pula. Kondisi ini terlihat pada perlakuan
standar. Kondisi ini disebabkan karena N yang ditambahkan ke dalam tanah tersebut sebagian besar mengalami volatilisasi dan sebagian lagi diserap oleh
tanaman, sehingga N hilang dari tanah. Kadar N-total tertinggi terjadi pada perlakuan EnricHS 40 sebesar
0,22 dan terendah terjadi pada perlakuan EnricHS 30, sebesar 0,19. Kondisi ini disebabkan karena kandungan hara N pada EnricHS 40 lebih tinggi
dibandingkan EnricHS 30 dan EnricHS 35, serta kehilangan N melalui volatilisasi sedikit.
4.4.4. P-tersedia
Dari data pada Tabel 7, dapat dilihat bahwa nilai P-tersedia setelah panen lebih rendah dibandingkan nilai P-tersedia pada analisis pendahuluan. Kondisi ini
kemungkinan disebabkan karena unsur tersebut lebih banyak diserap tanaman dan sebagian terfiksasi kembali saat pengeringan. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa
nilai P-tersedia pada perlakuan standar tidak berbeda nyata dengan perlakuan EnricHS PMF.
Di antara perlakuan pupuk dosis EnricHS PMF, perlakuan EnricHS 30 memiliki kandungan P-tersedia tanah terendah 8,35 gpot. Hal ini disebabkan
karena total unsur P yang ditambahkan melalui pupuk pada perlakuan EnricHS 30 lebih rendah daripada perlakuan dosis EnricHS 35 dan EnricHS 40.
Rendahnya kadar fosfor tersebut kemungkinan disebabkan oleh karena pengeringan tanah setelah pengenangan. Pengeringan tanah setelah penggenangan
umumnya menurunkan kadar fosfor yang berasal dari tanah maupun pupuk, dan
meningkatkan fiksasi fosfor sehingga menurunkan kelarutan fosfor Ismunadji dan Roechan, 1988. Unsur P penting bagi tanaman padi karena unsur ini dapat
memacu pertumbuhan akar, pembungaan, dan pemasakan.
4.4.5. K-dd