II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat umum Ultisol
Ultisol adalah tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut, mempunyai kandungan liat tinggi di horizon B horizon Argilik, bersifat masam dan
kandungan basa kurang dari 35 pada kedalaman 1,8 m dari permukaan tanah atau 1,25 m di bawah batas atas horizon Argilik atau kandik Soil Survey Staff,
1994. Hardjowigeno 1993 menyatakan bahwa faktor utama pembentukan
Ultisol dan yang paling berpengaruh adalah : 1. Bahan induk, dimana bahan induk telah tua. Bahan induk tua misalkan batuan
liat atau batuan volkanik masam. 2. Iklim, dimana untuk daerah sedang didominasi hutan pinus dan di Indonesia
didominasi hutan tropika dan padang alang-alang. 3. Relief, yaitu umumnya berombak sampai berbukit.
4. Umur telah tua, jadi tanah Ultisol telah mengalami pelapukan lanjut serta mengalami pencucian yang hebat terhadap liat, basa-basa dan unsur hara.
2.2. Pupuk Majemuk Lepas Terkendali Enriched Humic Substances EnricHS
PMF
Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanaman baik langsung atau tidak langsung, guna mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau
memperbaiki kualitasnya sebagai akibat dari perbaikan nutrisi tanaman. Pemupukan bertujuan untuk memperoleh produksi tinggi dan bernilai dengan
memperbaiki penyediaan hara sambil memperhatikan atau memperbaiki kesuburan tanah tanpa merusak lingkungan Leiwakabessy dan Sutandi, 2004.
Pemupukan bukan sekedar menyangkut aspek pemberian pupuk ke tanaman, tetapi juga menyangkut aspek yang berhubungan dengan ketersediaan
hara, teknik diagnosis masalah hara, sifat- sifat unsur hara, serapan hara, sifat pupuk, sifat tanaman, aspek efisiensi, ekonomi pupuk, dan lain-lain
Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau tiga unsur hara,
misalnya N dan K, atau N, P, K Leiwakabessy dan Sutandi, 2004. Jenis pupuk majemuk yang sedang dikembangkan adalah pupuk majemuk lepas terkendali
EnricHS PMF granul, yang mengandung : 15 N total, 8 P
2
O
5
, 17 K
2
O, 2 CaO, 2 MgO, 2 C-Organik, dan 1 hara mikro. Alasan digunakannya pupuk
EnricHS PMF adalah karena pupuk ini bersifat controlled realease atau pelepasan terkendali, artinya mekanisme pelepasan hara dari pupuk ini bertahap secara
teknis dan dilepaskan pada saat dibutuhkan oleh tanaman Goenadi, 2005. Penggunaan Pupuk Lambat Tersedia Fertimel cenderung menurunkan
kadar Ca-dd, Al-dd, dan Fe tanah. Kenyataan ini diduga sebagai akibat proses pengikatan unsur tersebut oleh senyawa organik baik yang berasal dari pupuk
maupun yang ada di dalam tanah Goenadi 1992a. Terdapat dugaan bahwa tanggap tanaman terhadap Pupuk Lambat
Tersedia fertimel dipengaruhi oleh kepekaan tanaman terhadap kemasaman tanah. Tanaman kakao yang peka terhadap kemasaman tanah memberikan respon yang
kurang nyata dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit yang relatif toleran terhadap kemasaman tanah Goenadi, 1992b. Hasil penelitian
sebelumnya memberikan petunjuk bahwa pada tanah masam, pupuk ini mempunyai periode pelepasan terkendali yang cukup lama Goenadi, 1992a.
Penelitian berikutnya memberikan petunjuk bahwa di dalam tanah media pembibitan kakao, penggunan PLT Fertimel tidak mengakibatkan timbulnya
degradasi unsur hara. Dosis 1 tablet PLT Fertimel per pot dapat menunjang pertumbuhan bibit cukup baik Goenadi, 1992b, sehingga PLT Fertimel
memberikan jawaban atas tuntutan efisiensi pemupukan dari segi penghematan tenaga kerja yang diperlukan.
2.3. Budidaya Padi Sawah 2.3.1.