32
Kelarutan Cotrel and Kovacs, 1980
Kertas saring dengan luasan tertentu dikeringkan dalam oven selama ½ jam dan ditimbang. Kemudian dilakukan penyaringan terhadap 0,75 gram produk yang
dilarutkan dalam 100 ml aquades dengan menggunakan pompa vakum. Kertas saring kemudian dikeringkan dalam oven 100
o
C selama 3 jam, lalu ditimbang. Perhitungan :
Kelarutan = Berat kering contoh – berat residu x 100 Berat kering contoh
3.6. Analisis Sifat Kimia Rumput Laut hasil perendaman dan Tepung Rumput Laut
Kadar Air SNI-01-2356-1991
Pengukuran kadar air menggunakan wadah crusible kosong yang sudah dipanaskan dalam oven 105
o
C sedikitnya 2 jam dan didinginkan dalam desikator, selanjutnya ditimbang sampai berat konstan A. Kemudian homogenate contoh
seberat kurang lebih 2 gram B dimasukkan ke dalam crucible kosong tersebut dan diletakkan dalam oven vakum pada suhu 95 – 100
o
C dengan tekanan udara tidak lebih dari 100 mmHg selama 5 jam atau dapat juga menggunakan oven tidak
vakum pada suhu 105
o
C selama 16 – 24 jam. Setelah itu, crucible didinginkan di dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang sampai berat konstan C .
Perhitungan : Air = A + B – C x 100
B
Kadar Abu Total SNI-01-2354-1991
Homogenate contoh seberat kurang lebih 2 gram B dimasukkan ke dalam crucible kosong yang sebelumnya sudah dipijarkan pada suhu 550
o
C selama 8 jam dan ditimbang A. Kemudian homogenate contoh dipijarkan di dalam
furnace pada suhu 550
o
C selama 8 jam atau sampai diperoleh abu berwarna putih. Selanjutnya crucible dan abu ditimbang dengan neraca analitis C sampai berat
konstan.
33 Perhitungan :
Abu = C – A x 100 B
Kadar Protein AOAC,2000 Pengukuran kadar protein dilakukan melalui tahap destruksi, destilasi dan
titrasi. Pada tahap destruksi, contoh sekitar 2 gram dimasukkan ke dalam labu destruksi dan ditambahkan 2 butir tablet katalis atau 7 g K
2
SO
4
dan 0,5 g CuSO
4
0,83 g CuSO
4
. 5 H
2
O serta beberapa butir batu didih. Selanjutnya ditambahan 15 ml H
2
SO
4
pekat 95 – 97 dan 3 ml H
2
O
2
dan diamkan 10 menit dalam ruang asam. Destruksi dilakukan dengan suhu 410
o
C selama + 2 jam atau sampai mendapatkan hasil destruksi yang jernih, kemudian didiamkan hingga suhu kamar
dan ditambahkan 50 ml aquadest. Pada tahap destilasi, alat destilasi dicuci dengan cara melakukan distilasi aquadest. Apabila destilat yang tertampung mengubah
warna garam borat merah Æ kuning maka dilakukan pencuciandestilasi ulang sampai hasil distilat yang tertampung tidak berubah warna. Selanjutnya labu yang
berisi hasil destruksi dipasang pada rangkaian alat destilasi uap dan ditambahkan 50 ml NaOH 50 yang mengandung N
2
S
2
O
3
2,5 . Hasil destilasi ditampung dalam Erlenmeyer 250 ml yang berisi 25 ml H
3
BO
3
4 hingga volume mencapai minimal 150 ml hasil destilat akan berubah menjadi kuning. Selanjutnya dititrasi
dengan HCl 0,2 N yang sudah terstandardisasi sampai berwarna merah jambu. Untuk mengontrol hasil pengukuran dilakukan pengerjaan titrasi blanko seperti
tahapan contoh. Perhitungan :
Protein = ml contoh – ml blanko HCL x N HCl x 14,007 x 6,25 x 100 Berat contoh g x 1000
Keterangan : N = Normalitas HCl standar yang digunakan
14,007 = Berat atom Nitrogen 6,25 = Faktor konversi protein untuk ikan.
Kadar Karbohidrat
by difference
Kadar karbohidrat dihitung dengan menggunakan rumus : Kadar karbohidrat bk = 100 - K.abu + K.Protein + K.lemak
34
Kadar Serat Pangan Asp et.al., 1983
Contoh kering homogen diekstraksi lemaknya dengan petroleum eter selama 15 menit pada suhu kamar. Kemudian diambil 1 gram dan dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer dan ditambahkan 25 ml 0,1 M buffer Natrium fosfat pH 6.0 serta dicampur secara menyeluruh. Setelah itu ditambahkan 0,1 ml alfa amylase
Termamyl 120 L dan labu ditutup dengan aluminium foil, kemudian diinkubasi selama 15 menit dalam penangas air panas bergoyang pada suhu 80
o
C. Selanjutnya didinginkan lalu ditambahkan 20 ml air destilata, pH diatur menjadi
1.5 dengan HCl 0,1 N dan elektroda dibersihkan dengan beberapa ml air. Kemudian ditambahkan pepsin 0,1 gram, ditutup dengan aluminium foil dan
diinkubasikan dalam penangas air bergoyang pada suhu 40
o
C selama 1 jam. Lalu ditambahkan 20 ml air destilata dan diatur pH nya menjadi 6.8 dengan NaOH,
elektroda dibersihkan dengan 5 ml air. Selanjutnya ditambahkan 0,1 gram pankreatin, kemudian labu ditutup dengan aluminium foil dan diinkubasi dalam
penangas air bergoyang pada suhu 40
o
C selama 1 jam, pH diatur menjadi 4.5 dengan HCl 0,1 N. Kemudian disaring dengan crucible, dicuci dengan 2 x 10 ml
air destilata. Serat Pangan Tidak Larut Residu IDF :
Residu dalam crucible dicuci dengan 2 x 10 ml etanol 90 dan 2 x 10 ml aseton. Crucible dikeringkan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap dan ditimbang
setelah didinginkan dalam desikator D1 . Kemudian diabukan pada suhu
550
o
C selama kurang lebih 5 jam serta ditimbang setelah pendinginan dalam
desikator I 1
Serat Pangan Larut FiltratSDF : Volume filtrate diatur dan dicuci dengan air sampai 100 ml kemudian
ditambahkan 400 ml etanol 95 hangat 60
o
C dan dibiarkan presipitasi selama 60 menit waktu dapat diperpendek. Lalu disaring dengan crucible yang kering
porositas 2 yang mengandung 0,5 gram celite, selanjutnya dicuci berturut-turut dengan 2 x 10 ml etanol 78 , 2 x 10 ml etanol 95 dan 2 x 10 ml aseton.
Setelah itu filter gelas dikeringkan dalam oven suhu 105
o
C sampai berat tetap
dan ditimbang setelah didinginkan dalam desikaotor D 2, dan terakhir
35 diabukan pada suhu 550
o
C selama kurang lebih 5 jam serta ditimbang setelah
pendinginan dalam desikator I 2.
Dilakukan juga perhitungan serat blanko dengan menggunakan prosedur seperti di atas tetapi tanpa menggunakan sample. Nilai blanko ini harus diperiksa
secara berkala dan bila enzim yang digunakan berasal dari batch baru. Perhitungan :
IDF = D1 – I 1 – B 1 x 100 W
SDF = D2 – I 2 – B 2 x 100 W
TDF = IDF + SDF Keterangan :
W = berat sample gram D = berat setelah pengeringan gram
I = berat setelah pengabuan gram B = berat blanko bebas serat gram
Kadar Iodium
Salah satu cara penetapan kuantitatif untuk menetapkan kadar iodium dalam bahan makanan adalah berdasarkan reduksi katalis ion Ce4+ kuning menjadi
Ce3+ tidak berwarna. Metode ini terdiri dari 4 bagian yaitu pembuatan larutan pereaksi, pembuatan kurva standar, persiapan contoh dan perhitungan kadar
iodium. a. Pembuatan larutan pereaksi
1. Asam arsenit 0,02 N : sebanyak 0,986 gram arsen trioksida As2O3
dilarutkan dalam 10 ml NaOH 0,5 N dalam sebuah gelas piala dan dipanaskan. Selanjutnya dimasukkan secara kuantitatif ke dalam labu takar
1 liter, diencerkan dengan 850 ml air suling dan ditambahkan 20 ml asam klorida pekat dan 20,6 ml asam sulfat pekat, kemudian ditepatkan dengan
air suling sehingga 1 liter. 2.
Seri ammonium sulfat 0,03 N : 48,6 ml asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam air suling dalam labu takar 1 liter. Kemudian tambahkan 20 gram
seri ammonium sulfat dan dilarutkan, ditepatkan hingga 1 liter.
36 3.
Larutan pengabuan : sebanyak 212 gram natrium karbonat anhydrous dan 20 gram kalium hipoklorida dilarutkan di dalam 1 liter air suling.
4. Larutan standar indul iodium 4 ugml dibuat dengan melarutkan standar
kalium iodide di dalam air suling. 5.
Standar kerja iodium : Larutan standar iodium dipipet ke dalam tabung takar 100 ml masing-masing 1,2,3 dan 4 ml dan ditepatkan hingga tanda
garis. Larutkan ini sekarang mengandung 0,04; 0,08; 0,12 dan 0,16 ug iodiumml.
b. Pembuatan kurva standar
Sebanyak 5 ml masing-masing larutan standar kerja iodium 0; 0,04; 0,08; 0,12 dan 0,16 ug iodiumml dipipet ke dalam tabung reaksi atau kuvet dan
direndam dalam penangas air bersuhu 37
o
C. Setelah suhu 37
o
C tercapai, ditambahkan dengan 0,1 ml larutan seri ammonium sulfat ke dalam tabung.
Setelah 20 menit, reduksi seri kepada sero diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm. Dilakukan juga blanko tanpa sample atau standar.
Selanjutnya dibuat kurva hubungan konsentrasi ug iodiumml versus serapan masing-masing larutan standar.
c. Persiapan contoh
Sebanyak 5 gram contoh mengandung 0,04 – 0,08 ug iodium ditimbang ke dalam tabung pyrex 22 x 200 mm atau 15 x 125 mm dan ditambahkan larutan
pembantu pengabuan 0,5 ml. Kemudian campuran tersebut dikeringkan dalam oven pada suhu 105 – 110
o
C selama + 2 jam. Selanjutnya tabung dipindahkan ke dalam tanur lalu suhu dinaikkan perlahan-lahan dan contoh diabukan pada suhu
500
o
C selama 4 – 6 jam. Tabung didinginkan, kemudian abu diekstrak dengan menambahkan 10 ml larutan asam arsenit dan didiamkan selama + 15 menit.
Campuran diputarkan pada 200 rpm selama 20 menit dan sebanyak 5 ml supernatan dipipet ke dalam tabung reaksi atau kuvet dan direndam dalam
penangas air bersuhu 37
o
C. Setelah suhu 37
o
C tercapai, ditambahkan dengan pipet 1,0 ml larutan seri ammonium sulfat ke dalam tabung tepat setelah 20 menit,
reduksi seri kepada sero diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
37 Perhitungan :
Iodium ug100 gram = C x V x 100 B
Keterangan : C = konsentrasi larutan sample yang terbaca dari kurva standar dalam ug
iodiumml V = volume ekstrak sample dalam ml 10 ml
B = berat sample dalam gram
3.7. Analisis Mikrobiologi Minuman Berserat Total Plate Count TPC SNI 01-2339-1991