71
peran role playing dapat meningkatkan keterampilan bermain drama pada siswa kelas V MI Gapura Watukumpul Pemalang.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian yang telah diperoleh. Pembahasan yang dilakukan difokuskan pada data hasil belajar,
hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Pada pembahasan untuk lebih jelasnya akan diuraikan mengenai pemaknaan temuan
penelitian dan implikasi hasil penelitian.
4.3.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Hasil tes siklus I pada materi drama mendapat nilai rata- rata kelas baru mencapai 67. Sebanyak 6 siswa mendapat nilai
≥ 65 atau 33,33. Adapun target yang ditetapkan peneliti nilai rata- rata kelas
≥ 65 atau 70. Hasil rata-rata yang diperoleh belum mencapai target yang ditetapkan. Disebabkan karena : 1 siswa
merasa asing dengan penggunaan metode bermain peran role playing, dibuktikan dengan kebingungan siswa ketika guru menyuruh siswa untuk melakukan praktek
bermain peran pada materi drama; 2 persepsi siswa terhadap media yang ditampilkan guru membuat siswa tidak fokus ke materi darama melainkan siswa
terfokus pada media yang ditampilkan guru; 3 guru masih melakukan pendekatan dan perhatian secara klasikal, sehingga siswa yang pemahaman belajarnya lambat,
nilainya masih di bawah KKM; 4 guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi, sehingga menyebabkan siswa kurang memahami materi drama yang disampikan; 5
guru terlalu cepat dalam mencontohkan dialog drama yang benar; 6 Suara guru kurang keras dalam menyampaikan materi, sehingga siswa yang duduk di belakang
kurang jelas mendengarkan penjelasan guru; 7 guru kurang memberikan motivasi
72
kepada siswa baik secara verbal maupun nonverbal; 8 pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena penataan ruang yang kurang efektif untuk melakukan
pembelajaran. Permasalahan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II rata- rata kelas mencapai 84,53. Hasil nilai rata- rata kelas
pada siklus II sudah memenuhi target yang ditetapkan. Penelitian tidak perlu menambah siklus, karena dua siklus sudah memenuhi kriteria minimal yaitu 65.
Hasil observasi siswa selama proses pembelajaran pada materi drama bila dibandingkan dengan siklus I, siklus II mengalami perubahan-perubahan sebagai
berikut: 1 siswa menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, terlihat pada tanggungjawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan guru; 2 siswa lebih perhatian terhadap
penjelasan materi drama dari guru; 3 siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan metode bermain peran role playing terlihat pada antusias
siswa dalam berlatih drama dan memerankan drama saat penilaian performansi. Hasil observasi performansi guru pada siklus I masih kurang dalam
memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Penerapan metode bermain peran role playing masih kurang maksimal, karena siswa masih
asing terhadap metode yang digunakan guru dan guru kurang mempersiapkan siswa dalam penerapan metode bermain peran role playing. Jadi, dapat dinyatakan bahwa
performansi guru pada siklus I belum memuaskan, sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.
Pada siklus II performansi guru sudah dikatakan bagus, karena sudah bisa memotivasi siswa. Penerapan metode bermain peran role playing sudah cukup
bagus karena siswa sudah terbiasa dan guru lebih mempersiapkan siswa dalam
73
menerapkan metode bermain peran role playing. Hasil pengamatan performansi guru pada siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan.
4.3.2 Implikasi Hasil penelitian