67
Siswa dikatakan tuntas belajar pada materi drama apabila nilai yang diperoleh telah memenuhi KKM yaitu dengan nilai 65. Berdasarkan diagram 4.2 dapat
diketahui ketuntasan belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II meningkat. Pada prasiklus sebelum diterapkan metode bermain peran role playing siswa yang
tuntas dengan persentase 33,33 dan siswa tidak tuntas dengan persentase 66,66. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan metode bermain peran
role playing ketuntasan belajar meningkat.
Peningkatan tuntas belajar dapat dilihat pada siklus I siswa yang tuntas 66,66 dan siswa tidak tuntas 33,33. Pada siklus II mengalami peningkatan, siswa
yang tuntas 100.
4.2.2 Hasil Observasi aktivitas siswa Siklus I Dan Siklus II
Observasi dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran. Rekapitulasi hasil observasi siklus I dan siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Observasi aktivitas siswa siklus I dan Siklus II
No Indikator Nilai
Keterangan Siklus I
Siklus II Skor
Rata- rata
Skor Rata-
rata
1 Tanggung jawab
39 2,17
46 2,56 Meningkat
2 Perhatian 36
2 45
2,5 Meningkat 3 Kerjasama
38 2,11
48 2,65 Meningkat
Jumlah skor 113
141 Meningkat
Rata-rata aktivitas 6.28
7,72 Meningkat
68
Perbandingan aktivitas siswa siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada diagram 4.3.
Diagram 4.3 Perbandingan aktivitas siswa siklus I dan Siklus II
Dari data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa perilaku siswa mengalami peningkatan. Tanggungjawab siswa memperoleh skor 39 pada siklus I, meningkat
pada siklus II menjadi 46. Perhatian siswa memperoleh skor 36 pada silkus I, meningkat pada siklus II menjadi 45, dan kerjasama siswa memperoleh skor 38 pada
siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 48. Rata-rata aktivitas siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I dengan rata-rata 6,28, meningkat pada siklus II
menjadi 7,72. Jadi, secara keseluruhan aktivitas siswa pada saat pembelajaran drama mengalami peningkatan.
4.2.3 Hasil Performansi Guru Pada Siklus I Dan Siklus II
Performansi guru dalam proses pembelajaran dinilai dengan alat penilaian kemampuan guru APKG. Penilaian dilakukan untuk kemampuan guru dalam
69
menyusun RPP dan kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Rekapitulasi hasil performansi guru siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Performansi Guru Siklus I Dan Siklus II
No Aspek penilaian
Bobot Nilai
Keterangan Siklus I
Siklus II
1. Kemampuan guru dalam
meyusun RPP 1 73,3
87,63 Meningkat 2.
Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
2 156 179,5 Meningkat
Jumlah 3 229,3 267,13 Meningkat
Performansi guru
76,43 89,04 Meningkat Kriteria B
A Meningkat
Perbandingan Hasil Performansi Guru Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 4.4 Perbandingan Hasil Performansi Guru pada Siklus I Dan Siklus II
70
Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan guru
dalam menyusun RPP dapat dilihat pada nilai yang diperoleh pada siklus I guru hanya memperoleh nilai 73,3, pada siklus II meningkat menjadi 87,63. Nilai dalam
menyusun RPP dengan bobot penilaian 1. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan nilai pembelajaran dapat dilihat pada siklus I guru hanya memperoleh nilai 156, meningkat pada siklus II menjadi
179,5. Nilai dalam melaksanakan pembelajaran dengan bobot 2. Nilai performansi guru diperoleh dari nilai guru dalam menyusun RPP dan
dalam melaksanakan pembelajaran dibagi bobot keseluruhan 3, sehingga diperoleh nilai performansi guru pada siklus I 76,43 dengan kriteria B dan meningkat pada
siklus II dengan nilai 89, 04 dengan kriteria A.
4.3 Pembahasan