Implikasi Kebijakan HASIL DAN PEMBAHASAN

peningkatan nilai nominal rupiah terhadap dollar sebanyak satu satuan akan meningkatkan harga domestik teh hitam Indonesia sebanyak 0.302 satuan ceteris paribus . Hal ini terjadi karena nilai dollar yang tinggi akan menyebabkan kenaikan harga di faktor produksi dan menyebabkan inflasi sehingga akan meningkatkan harga domestik. Selain nilai tukar, lag harga domestik juga memiliki tanda parameter yang positif yaitu 0.223. Artinya peningkatan harga domestik tahun sebelumnya satu satuan akan meningkatkan harga domestik tahun berikutnya 0.223 satuan ceteris paribus. Lag harga domestik berpengaruh secara nyata pada taraf signifikansi 10. Krisis ekonomi berpengaruh secara positif terhadap harga ekspor. Hal ini terjadi karena sebelumnya krisis ekonomi telah menurunkan penawaran ekspor ketika penawaran ekapor turun, maka produk teh hitam akan kembali beredar dipasaran dalam negeri sedangkan permintaan domestik diasumsikan tetap yang kemudian menimbulkan kelebihan penawaran sehingga menurunkan harga domestik. Namun harga domestik teh hitam Indonesia tidak dipengaruhi secara nyata oleh krisis ekonomi.

5.3. Implikasi Kebijakan

Berdasarkan analisis estimasi diperoleh hasil bahwa produksi dipengaruhi secara nyata oleh luas lahan, dan upah tenaga kerja. Melihat hal tersebut maka kebijakan yang bisa diambil adalah mengenai luas areal lahan. Faktor tersebut memiliki pengaruh positif dalam produksi. Peningkatan luas lahan akan sangat berpengaruh jika peningkatan tersebut dibarengi oleh tingkat produktivitas yang stabil bahkan meningkat. Dalam meningkatkan permintaan domestik yang dianggap penting adalah peningkatan permintaan atau konsumsi domestik. Hal yang bisa dilakukan adalah kampanye yang dapat meng informasikan kepada masyarakat tentang keragaman jenis, kwalitas, dan pentingnya teh untuk kesehatan, serta tentunya peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga bisa mengkonsumsi teh. Selain itu industri hilir diharapkan bisa lebih inovatif dalam teknik penyajian teh hitam itu sendiri. Kenaikan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia juga menjadi penting karena ketika terjadi penurunan konsumsi teh dunia, maka konsumsi domestik bisa menjadi faktor pembantu tetap hidupnya industri ini. Untuk penawaran ekspor teh hitam Indonesia kebijakan yang bisa diambil adalah seputar nilai tukar dan krisis yang terjadi. Nilai tukar exchange rate rupiah terhadap dollar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor secara nyata. Peningkatan nilai nominal rupiah terhadap dollar akan meningkatkan volume penawaran ekspor teh hitam Indonesia. Hal tersebut menunjukan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah merangsang peningkatan volume ekspor. Hal ini terjadi karena harga yang diterima eksportir dalam dollar ketika ditukar kedalam rupiah nilainya menjadi besar, ketika hal ini terjadi maka logikanya eksportir akan melakukan peningkatan terhadap penawarannya. Sehingga solusi yang bisa dilakukan adalah menjaga nilai rupiah agar bisa didapatkan kepastian pendapatan. Penawaran ekspor teh hitam Indonesia juga dipengaruhi secara nyata krisis ekonomi. Krisis ekonomi menjadi faktor penghambat dalam penawaran ekspor teh hitam Indonesia. Lonjakan biaya dan hilangnya kepercayaan masyarakat domestik dan internasional menjadi pemicunya. Kekacauan politik dan tingkat keamanan yang rawan telah menggangu aktivitas ekonomi sehingga para pelaku pasar cendrung memilih untuk menunggu keadaan lebih stabil. Inflasi juga telah meningkatkan harga kebutuhan pokok sehingga tuntutan pemenuhan kesejahteraan menjadi pilihan para pekarja. Di lain pihak industri teh merupakan industi padat karya sehingga ketika hal tersebut terjadi maka biaya produksi meningkat jika tidak maka produksi akan lumpuh dan menurunkan penawaran ekspor. Kestabilan politik dan keamanan adalah solusi permasalahan ini. Hipotesa dan hasil penelitian menyebutkan bahwa fluktuasi harga ekspor teh Indonesia akan mengikuti fluktuasi harga ekspor teh hitam dunia. Hal ini akan merugikan jika kecenderungan harga pasar dunia mengalami penurunan. Oleh karena itu, Indonesia diharapkan bisa memperbaiki posisinya dalam penentuan harga di pasar internasional memalui penciptaan jaringan pemasaran yang kuat dan kerjasama yang baik. Selain itu juga Indonesia diharapkan bisa mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan konsumen negara-negara pengimpor yang mungkin memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perhatian terhadap mutu, ketepatan waktu pengiriman, kesesuaian dengan syarat-syarat kesehatan adalah sebagian dari hal- hal yang perlu diperhatikan. Dengan perlakuan-perlakuan tersebut diharapkan Indonesia bisa mempertahankan bahkan meningkatkan pasar yang telah ada dan bisa mengambil keuntungan dari hubungan perdagangan tersebut.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis ekspor teh hitam Indonesia dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Produksi teh hitam Indonesia dari tahun ke tahun selama kurun waktu 1979 sampai 2003 terus mengalami fluktuasi dengan kecendrungan meningkat. Pada saat terjadi gejolak politik dan ekonomi pada tahun 1997 produksi teh hitam Indonesia memang menurun. Hal tersebut terjadi dikarenakan pada masa ini terjadi situasi yang kurang kondusif bagi kegiatan produksi, namun produksi kembali mengalami peningkatan setelah keadaan sedikit membaik di tahun-tahun berikutnya 2. Volume ekspor teh hitam Indonesia dari tahun 1979 sampai tahun awal sembilan puluhan volume ekspor teh hitam Indonesia cendrung terus meningkat. Kemudian di awal tahun sembilan puluhan volume ekspor Indonesia menurun drastis. Penurunan ini dipicu oleh adanya konflik di wilayah timur tengah. pada masa krisis yang dimulai tahun 1997 terjadi penurunan volume ekspor yang cukup signifikan. Namun setelah keadaan politik dan keamanan mulai stabil serta didukung nilai dollar Amerika yang masih cukup tinggi volume eksporpun kembali meningkat dengan cukup signifikan. 3. Produksi teh hitam Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh variabel luas lahan, upah tenaga kerja, serta produksi tahun sebelumnya. Tanda untuk