Fungsi Permintaan Domestik Teh Hitam Indonesia

produksi. Namun variabel tersebut tidak berpengaruh secara nyata pada model. Hal tersebut bisa saja terjadi karena jika kita melihat pangsa pasar produksi teh di Indonesia, sekitar 60 dihasilkan dari perkebunan besar negara, dan sisanya masing- masing sekitar 20 dihasilkan oleh perusahaan swasta dan perkebunan rakyat. Dengan melihat hal ini diasumsikan bahwa produksi teh hitam dikuasai oleh perusahaan dengan modal yang kuat sehingga kenaikan tingkat suku bunga tidak menjadi hambatan dalam produksi.

5.2.2. Fungsi Permintaan Domestik Teh Hitam Indonesia

Permintaan domestik teh hitam Indonesia QD t diduga sebagai fungsi dari Harga domestik PD t , Produk Domestik Bruto Y t , jumlah penduduk Pop t , dan Harga kopi domestik riil PKD t , serta permintaan domestik teh hitam tahun sebelumnya QD t-1 . Hasil dugaan parameter persamaan Permintaan domestik teh hitam Indonesia dapat dilihat pada tabel 5. Nilai koefisien determinasi R 2 dari model permintaan domestik teh hitam Indonesia ini adalah 0.7244. Hal ini berarti bahwa 72.44 variasi keragaman model produksi teh hitam Indonesia tersebut dapat dijelaskan oleh variasi variabel penjelas dalam model sedangkan sekitar 27.56 lagi dijelaskan oleh faktor- faktor lain di luar model. Nilai F hitung yaitu 9.987 dan lebih besar dari F tabel dengan α = 1yaitu 2.78. Hal ini berarti bahwa variabel harga domestik, Produk Domestik Bruto, jumlah penduduk, dan Harga kopi domestik riil, serta permintaan domestik teh hitam tahun sebelumnya. secara bersama-sama memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan domestik teh hitam Indonesia. Berdasarkan uji T terdapat beberapa variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan domestik teh hitam Indonesia yaitu PDB Y t , dan permintaan domestik teh hitam tahun sebelumnya QD t-1 . dengan taraf signifikansi yang berbeda. Hampir semua tanda parameter yang ada memiliki kesesuaian dengan logika ekonomi meski ada yang tidak sesuai diharapkan namun masih terdapat penjelasannya. Tabel 5. Hasil Pendugaan Fungsi Permintaan Domestik Teh Hitam Indonesia Parameter T for H0: Elastisitas Variable DF Estimate Parameter=0 Prob |T| Jangka Pendek INTERCEP 1 -33824 -0.832 0.4159 PD t 1 11.392 1.476 0.1564 0.411 Y t 1 -0.025 -1.622 0.1014 -0.243 Pop t 1 239.030 0.893 0.3831 0.822 PKD t 1 1.173 0.411 0.6859 0.054 QD t-1 1 0.604 3.19 0.0048 R-Square 0.7244 F Value 9.987 ProbF 0.0001 Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa variabel harga domestik teh hitam Indonesia tidak berpengaruh secara nyata pada permintaan domestik teh hitam. Variabel ini juga memiliki tanda parameter yang tidak sesuai dengan harapan yaitu positif. Dengan tanda parameter yang positif berarti bahwa peningkatan harga domestik teh akan menyebabkan peningkatan peningkatan konsumsi dalam negeri. Hal tersebut tidak sesuai dengan hipotesa yang menyebutkan bahwa ketika harga tinggi maka permintaan akan menurun. Perbedaan tanda tersebut diasumsikan terjadi karena konsumen dari dalam negeri adalah para eksportir dan juga para perusahaan pengolah komoditas teh hitam ini. Ketika harga pasaran ekspor ataupun harga olahan produk tersebut tinggi maka konsumsi domestik akan tinggi juga seiring keadaan yang terjadi. Pada model ini tingkat pendapatan yang diwakili PDB berpengaruh secara nyata pada taraf signifikansi 10. Namun tanda parameter yang didapatkan tidak sesuai dengan hipotesa yaitu –0.025. Artinya peningkatan pendapatan sebanyak satu satuan akan menyebabkan penurunan permintaan sebanyak 0.025 satuan ceteris paribus. .Menurut hipotesa seharusnya peningkatan pendapatan akan meningkatkan permintaan jika barang tersebut adalah barang normal namun karena parameter yang didapatkan negatif yang terjadi adalah sebaliknya. Hal ini dimungkinkan terjadi karena beberapa hal antara lain karena di Indonesia penduduk baik penduduk berpendapatan tinggi maupun penduduk dengan pendapatan rendah sama-sama meminum teh walaupun dengan kwalitas yang berbeda. Kemudian ketika pendapatan meningkat maka konsumen Indonesia cendrung lebih memilih minuman yang lebih bergengsi seperti susu misalnya. Kemungkinan ini terjadi karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang rendah terhadap komoditas teh yang diakibatkan keterbatasan informasi masyarakat tentang keragaman jenis, kwalitas serta manfaat teh bagi kesehatan. Ditambah lagi dengan teh hitam yang diperjual belikan di pasar domestik adalah teh dengen kwalitas yang rendah bahkan menurut penelitian terdahulu teh di pasar domestik adalah teh sisa dan teh yang ditolak pasar internasional karena tidak memenuhi standar yang ditetapkan pembeli. Oleh karena itu teh hitam di Indonesia diasumsikan adalah barang inferior. Variabel lain yang berpengaruh nyata adalah permintaan domestik tahun sebelumnya. Lag permintaan domestik ini nyata pada taraf signifikansi 1 dengan tanda parameter positif yaitu 0.604 yang berarti bahwa kenaikan permintaan tahun sebelumnya satu satuan akan meningkatkan permintaan tahun berikutnya 0.604 satuan ceteris paribus. Populasi atau jumlah penduduk Indonesia juga memiliki tanda parameter yang positif. Tanda parameter positif pada variabel populasi telah sesuai dengan hipotesa awal yang menyebutkan bahwa kenaikan jumlah penduduk akan menyebabkan kenaikan permintaan. Hal tersebut didukung dengan adanya fakta bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan tumbuh terus setiap tahunnya. Namun variabel ini tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap model. Terjadinya hal tersebut diasumsikan karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia terhadap teh hitam yang masih relatif kecil yaitu hanya sekitar 0.22 kgkapitatahun. Jika saja terjadi peningkatan tingkat konsumsi ditambah peningkatan jumlah penduduk maka akan meningkatkan permintaan domestik teh hitam Indonesia. Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang rendah harus menjadi catatan tersendiri karena tingkat konsumsi yang meningkat dalam negeri akan membawa pengaruh positif bagi industri teh hitam Indonesia. Kopi dalam model dianggap sebagai produk substitusi teh hitam, secara teoritis jika harga produk substitusi meningkat maka permintaannya akan menurun dan beralih kepada produk yang merupakan substitusinya sehingga akan meningkatkan permintaan produk tersebut. Hipotesa ini telah sesuai dengan hasil dugaan yang didapat yaitu tanda parameter harga riil kopi domestik memiliki tanda yang positif. Artinya kenaikan harga kopi akan meningkatkan permintaan domestik teh hitam Indonesia. Namun berdasarkan hasil dugaan variabel harga kopi domestik tidak ikut mempengaruhi secara nyata dalam model.

5.2.3. Fungsi Penawaran Ekspor Teh Hitam Indonesia