Anggapan lain mengatakan bahwa peningkatan kesejahteraan belum tentu berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat konsumsi domestik. Hal ini
dimungkinkan terjadi karena di Indonesia baik penduduk berpendapatan tinggi maupun penduduk dengan pendapatan rendah sama-sama meminum teh walaupun
dengan kwalitas yang berbeda tentunya ataupun ketika pendapatan meningkat maka konsumen Indonesia cendrung lebih memilih minuman yang lebih
bergenengsi seperti susu misalnya. Kemungkinan ini terjadi karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang rendah terhadap komoditas teh. Teh hitam
yang diperjual belikan di pasar domestik adalah teh dengan kwalitas yang rendah bahkan menurut penelitian terdahulu teh di pasar domestik adalah teh sisa dan teh
yang ditolak pasar internasional karena tidak memenuhi standar yang ditetapkan
pembeli Nugroho, 2004.
5.1.3. Ekspor Teh Hitam Indonesia
Volume ekspor teh hitam Indonesia terlihat fluktuatif seperti terlihat pada Gambar 5. Dari keseluruhan produksi dunia yang mencapai 3021632 ton pada
tahun 2002, produksi teh Indonesia terbilang relatif kecil, hanya sekitar lima persen. Akan tetapi, di sisi ekspor, teh Indonesia yang kemudian diekspor
kuantitasnya besar yang beredar di berbagai negara. Ekspor teh Indonesia pada tahun 2001 menduduki peringkat kelima setelah Sri Lanka, Kenya, RRC, dan
India. Terlihat pada Gambar 5 sampai tahun awal sembilan puluhan volume
ekspor teh hitam Indonesia cenderung terus meningkat. Kemudian diawal tahun sembilan puluhan volume ekspor Indonesia menurun drastis. Penurunan ini dipicu
oleh adanya konflik di wilayah timur tengah bahkan ekspor Indonesia ke Irak terhenti sama sekali. Pada waktu itu berbagai aset Irak di bank-bank Amerika
dibekukan kemudian ditambah lagi dengan adanya embargo dekonomi dari PBB ke negara tersebut.
20000 40000
60000 80000
100000 120000
140000
19 79
19 81
19 83
19 85
19 87
19 89
19 91
19 93
19 95
1997 19
99 20
01 2003
Tahun Ton
Sumber : Asosiasi Teh Indonesia diolah
Gambar 5. Grafik Perkembangan Volume Ekspor Teh Htam Indonesia
Nilai tukar exchange rate rupiah terhadap dollar juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor. Peningkatan nilai tukar akan
meningkatkan volume penawaran ekspor teh hitam Indonesia. Hal tersebut menunjukan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah merangsang peningkatan
volume ekspor. Hal ini terjadi karena harga yang diterima eksportir dalam dollar ketika ditukar kedalam rupiah nilainya menjadi besar, ketika hal ini terjadi maka
logikanya eksportir akan melakukan peningkatan terhadap penawarannya. Namun pada masa krisis yang dimulai tahun 1997 hal tersebut tidak terlihat.
Krisis ekonomi menjadi faktor penghambat dalam penawaran ekspor teh hitam Indonesia. Lonjakan biaya dan hilangnya kepercayaan masyarakat domestik
dan internasional menjadi pemicunya. Kekacauan politik dan tingkat keamanan yang rawan telah mengganggu aktivitas ekonomi sehingga para pelaku pasar
cenderung memilih untuk menunggu keadaan lebih stabil. Inflasi juga telah meningkatkan harga kebutuhan pokok sehingga tuntutan pemenuhan
kesejahteraan menjadi pilihan para pekarja. Di lain pihak industri teh merupakan industi padat karya sehingga ketika hal tersebut terjadi maka biaya produksi
meningkat jika tidak maka produksi akan lumpuh dan menurunkan penawaran ekspor. Namun setelah krisis mulai mereda, keadaan politik dan keamanan mulai
stabil serta didukung nilai dollar Amerika yang masih cukup tinggi volume eksporpun kembali meningkat dengan cukup signifikan.
Komoditas teh dari Indonesia dewasa ini diekspor ke 128 negara dengan 10 negara pengimpor terbesar antara lain, Inggris, Rusia, Australia, AS, Pakistan,
Malaysia, India, Jerman, Polandia dan Belanda. Inggris hingga saat ini masih merupakan negara pengimpor terbesar teh dari Indonesia. Badan Pengembangan
Ekspor Nasional BPEN mencatat nilai transaksi ekspor teh RI ke Inggris selama tahun 2003 mencapai US13.249 juta atau sekitar 13.3 dari total transaksi
ekspor teh Indonesia selama tahun 2003 yang mencapai US99.389 juta. Asosiasi Teh Indonesia ATI mencatat volume ekspor teh Indonesia sekitar 100 ribu ton
dari 1391900 ton ekspor teh dari berbagai negara. Namun, pasar ekspor teh Indonesia itu makin berkurang seiring munculnya pesaing baru di pasar teh dunia,
salah satunya adalah dari Vietnam.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
1979 1980
1981 1982
1983 1984
1985 1986
1987 1988
1989 1990
1991 1992
1993 1994
1995 1996
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003
Tahun US
Sumber : Asosiasi Teh Indonesia diolah
Gambar 6. Grafik Perkembangan Harga Ekspor The Hitam Indonesia FOB
Dari Gambar 6 kita bisa melihat bahwa harga teh hitam Indonesia cenderung mengalami penurunan. Penurunan tersebut dikarenakan adanya
oversupply akibat dari adanya akumulasi surplus teh di pasaran dunia. Harga rata-
rata di Jakarta mengalami penurunan sebesar 19.12 persen selama kurun waktu 2000-2001. Pergerakan harga ekspor teh hitam Indonesia ditenggarai memang
mengikuti harga pasar dunia dengan kecendrungan yang menurun. Namun pada masa krisis harga teh hitam Indonesia meningkat cukup tinggi sampai sekitar 1.69
USKg. Hal tersebut diduga terjadi karena meningkatnya harga faktor produksi dan pengurangan pasokan ekspor karena adanya gejolak politik dan keamanan
yang terjadi. Pengurangan penawaran akan menyebabkan meningkatnya harga ekspor teh hitam Indonesia karena diasumsikan permintaannya relatif tetap.
5.2. Pendugaan Fungsi Respon Produksi, Permintaan Domestik,