Fungsi Respon Produksi Teh Hitam Indonesia

Theil terbilang relatif kecil, sehingga secara umum estimasi modelnya bisa dikatakan baik. Walaupun dalam penelitian ini tidak dilakukan simulasi kebijakan namun hasil perhitungan tersebut dapat menjadi langkah awal sebelum melakukan simulasi kebijakan nantinya.

5.2.1. Fungsi Respon Produksi Teh Hitam Indonesia

Produksi teh hit am Indonesia QP t diduga sebagai fungsi dari luas lahan LA t-4 , harga domestik teh hitam Indonesia PD t , tingkat suku bunga pinjaman R t , dan Upah tenaga kerja W t , serta produksi tahun sebelumnya P t-1 . Hasil dugaan parameter persamaan produksi teh hitam Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pendugaan Fungsi Respon Produksi Teh Hitam Indonesia Parameter T for H0: Elastisitas Variable DF Estimate Parameter=0 Prob |T| Jangka Pendek INTERCEP 1 -25315 -0.893 0.3828 LA t-4 1 0.912177 2.521 0.0208 0.812 PD t 1 0.541287 0.158 0.8758 0.007 W t 1 -0.109945 -1.675 0.1004 -0.129 R t 1 -114.90872 -0.38 0.7081 -0.015 QP t-1 1 0.49127 2.531 0.0204 R-Square 0.8726 F value 26.035 probF 0.0001 Nilai koefisien determinasi R 2 dari model produksi teh hitam Indonesia ini adalah 0.8726. Hal ini berarti bahwa 87.26 variasi keragaman model produksi teh hitam Indonesia tersebut dapat dijelaskan oleh variasi variabel penjelas dalam model sedangkan sekitar 12.74 lagi dijelaskan oleh faktor- faktor lain di luar model. Nilai F hitung yaitu 26.35 dan lebih besar dari F tabel yaitu 2.87. Hal ini berarti bahwa variabel luas lahan, harga domestik, upah tenaga kerja, tingkat suku bunga, dan produksi teh hitam tahun sebelumnya secara bersama- sama memberikan pengaruh nyata terhadap Produksi teh hitam Indonesia. Untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dapat dilihat dari hasil uji T. Hasil uji T menunjukan bahwa produksi teh hitam Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh variabel luas lahan, upah tenaga kerja, dan produksi tahun sebelumnya. Tanda parameter yang ada seluruhnya memiliki kesesuaian dengan logika ekonomi. Variabel luas lahan berpengaruh secara nyata terhadap produksi teh hitam Indonesia pada taraf signifikansi 5 dengan tanda parameter positif yaitu 0.912 yang berarti bahwa penambahan luas areal satu satuan akan meningkatkan jumlah produksi teh hitam Indonesia sebesar 0.912 satuan ceteris paribus. Tanda tersebut telah sesuai dengan teori produksi yaitu bertambahnya luas lahan akan menambah jumlah produksi. Nilai elastisitas jangka pendek variabel ini adalah 0.8122 artinya jika luas lahan ditingkatkan sebanyak 1 maka produksi akan meningkat sebanyak 0.8122 . Jika peningkatan luas lahan ini bisa ditunjang dengan tingkat produktivitas yang stabil atau meningkat, maka peningkatan produksi juga akan lebih terasa lagi. Variabel yang memiliki tanda parameter positif dalam persamaan produksi selain dari luas lahan adalah harga domestik teh hitam. Tanda parameter tersebut telah sesuai dengan hipotesa yaitu peningkatan harga akan menyebabkan produsen meningkatkan produksinya untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak. Namun variabel harga domestik ini tidak berpengaruh secara nyata terhadap model. Hal tersebut diasumsikan terjadi karena produk teh hitam Indonesia lebih diorientasikan untuk ekspor. Selain itu juga diasumsikan terjadi karena teh merupakan komoditas yang masa produksinya cukup lama sehingga kenaikan harga tidak serta merta mempengaruhi produksi. Komoditas teh juga merupakan komoditas yang masih tergantung pada alam sehingga kenaikan harga pada saat situasi alam yang tidak kondusif belum tentu bisa mempengaruhi produksi tahun selanjutnya. Produksi teh hitam tahun sebelumnya juga memiliki tanda parameter yang positif. Variabel tersebut berpengaruh secara nyata pada taraf signifikansi 5. Variabel produksi teh hitam tahun sebelumnya memiliki tanda yang positif yaitu 0.491 yang berarti bahwa peningkatan produksi teh hitam tahun sebelumnya sebanyak satu satuan akan meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 0.491 satuan ceteris paribus. Tanda parameter pada lag produksi sesuai dengan trend atau kecendrungan volume produksi yang terus meningkat. Variabel upah tenaga kerja memiliki tanda parameter negatif yaitu –0.109 yang berarti bahwa peningkatan upah tenaga kerja perkebunan sebesar satu satuan akan menurunkan jumlah produksi yang dihasilkan sebanyak 0.109 satuan ceteris paribus. Tanda parameter upah tenaga kerja tersebut telah sesuai dengan hipotesa dimana kenaikan upah tenaga kerja akan menyebabkan kenaikan biaya produksi yang selanjutnya bisa mengurangi produksi. Variabel upah tenaga kerja berpengaruh secara nyata pada taraf signifikansi 10 dalam model ini. Dalam jangka pendek elastisitas upah tenaga kerja adalah –0.1293. Sama halnya dengan upah variabel tingkat suku bunga juga memiliki tanda parameter yang negatif yang berarti bahwa kenaikan tingkat suku bunga akan menurunkan sektor produksi. Namun variabel tersebut tidak berpengaruh secara nyata pada model. Hal tersebut bisa saja terjadi karena jika kita melihat pangsa pasar produksi teh di Indonesia, sekitar 60 dihasilkan dari perkebunan besar negara, dan sisanya masing- masing sekitar 20 dihasilkan oleh perusahaan swasta dan perkebunan rakyat. Dengan melihat hal ini diasumsikan bahwa produksi teh hitam dikuasai oleh perusahaan dengan modal yang kuat sehingga kenaikan tingkat suku bunga tidak menjadi hambatan dalam produksi.

5.2.2. Fungsi Permintaan Domestik Teh Hitam Indonesia