Kurs Exchange Rate KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

3.2. Kurs Exchange Rate

Krisis ekonomi yang terjadi dapat tercermin dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain itu kegiatan ekspor suatu komoditas taidak terlepas dari masalah nilai tukar yang terjadi. Untuk itu selanjutnya akan diulas mengenai nilai tukar exchange rate atau yang biasa disebut dengan kurs. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua: kurs nominal dan kurs riil. Menurut Mankiw 2003, kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara sedangkan kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang antar kedua negara. Kurs riil menyatakan dimana kita bisa memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang lain. Kurs riil kadang disebut juga term of trade. Pada kenyataannya, dalam dunia perdagangan terdapat banyak negara dengan banyak jenis komoditi yang diperdagangkan. Oleh sebab itu, pengukuran nilai tukar perdagangan tidak semata- mata didasarkan pada perhitungan rasio harga antara dua komoditi saja melainkan harus dirinci berdasarkan suatu indeks yang jauh lebih rumit dan kompleks. Didalam indeks tersebut harus memuat harga- harga dari berbagai komoditi yang diekspor dan diimpor oleh negara-negara yang bersangkutan. Salvatore, 1997. Hubungan yang terjadi antara kurs nominal dan kurs riil adalah bahwa kurs riil diantara kedua negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga di kedua negara. Jika kurs riil tinggi maka barang luar negeri relatif lebih murah dan barang domestik relatif lebih mahal. Apabila hal tersebut terjadi maka penduduk akan berkeinginan untuk membeli barang-barang impor sehingga ekspor netto menjadi lebih rendah. Ekspor netto sendiri adalah nilai ekspor dikurangi nilai impor. Jadi hubungan antara nilai tukar dengan ekspor netto adalah hubungan yang berkebalikan. Dalam beberapa kasus penelitian tentang ekspor, seperti Nugroho 2004 pada kasus ekspor teh hitam dan Anggraeni 2004 pada kasus karet, faktor nilai tukar adalah salah satu variabel yang responsif terhadap nilai ekspor suatu komoditi dengan nilai koefisien yang negatif. Artinya kenaikan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor perdagangan komoditi-komoditi tersebut. Sebagai iliustrasi, bisa kita misalkan untuk suatu komoditi pertanian. Jika nilai tukar rupiah terhadap dollar turun dalam artian dollar tinggi, makapendapatan yang akan diterima akan naik, karena jika pendapatan yang diterima berbent uk dollar maka ketika ditukar ke dalam rupiah nilainya akan semakin tinggi sebagai akibat dari kenaikan nilai nominal dollar sehingga produsen akan meningkatkan jumlah penawarannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Namun dalam jangka pendek produsen tidak dapat meningkatkan jumlah ekspor karena proses produksi yang relatif lama. Oleh karena itu eksportir hanya akan memanfaatkan jumlah produksi yang ada dan lebih cendrung menjualnya pasar internasional dibanding domestik. Dengan asumsi bahwa permintaan produk pertanian memiliki elastisitas yang rendah maka dipasar internasional perubahan harga berbeda atau tidak sebanding perubahan jumlah produk maka kemiringan kurva penawaran akan berubah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 dimana kurva A adalah pasar domestik dan kurva B adalah pasar ekspor. Diketahui bahwa fungsi nilai tukar slopenya naik yang dijelaskan kedalam kurva penawaran sebagai fungsi harga dollar. Persinggungan kurva permintaan dan penawaran menentukan jumlah ekspor x. Pengaruh nilai tukarnya adalah meningkatkan harga rupiah yangmencerminkan harga dollar dan meningkatkan suplai ekspor dengan demikian kurva penawaran slopenya naik dan menggeser jumlah ekspor dari x ke x 1 . Pada kenyataannya permasalahan tersebut tidak sesederhana dalam gambar karena melibatkan banyak faktor dan waktu dalam jangka yang panjang. A B Dimana : Pd = Harga domestik P w = Harga dunia sebelum dollar naik Q W = Kuantitas di pasar dunia sebelum dollar naik Q W ’ = Kuantitas di pasar dunia setelah dollar naik Q 1 = Kuantitas konsumsi dalam negeri Q 2 = Kuantitas ekpor D d = Pernintaan Domestik S d = Penawaran Domestik S w = Penawaran Dunia sebelum dollar naik S w ’ = Penawaran Dunia Setelah dollar naik D w = Permintaan Dunia Sumber: Halwani 2002 Gambar 1. Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Terhadap Ekspor S D d S w S w ’ D w Q w Q w ’ Q 1 Q 2 P d P w

3.3. Krisis Ekonomi