lapisan tipis biofilm atau biolayer di dalam biofilter. Target komponen gas akan larut atau terserap ke dalam lapisan biolayer ini, selanjutnya dioksidasi dan
diuraikan oleh mikroorganisme yang hidup dalam bahan pengisi Yani 1999. Mikroorganisme menggunakan gas penyebab bau sebagai sumber energi dan
nutrien bagi kelangsungan hidupnya. Produk utama yang dihasilkan dari reaksi ini adalah H
2
O, CO
2
, garam mineral, beberapa senyawa organik dan sel-sel mikroorganisme Degorce-Dumas et al. 1997.
Gambar 3. Mekanisme penyerapan gas penyebab bau secara biologi
2.3. Bahan Pengisi
Bahan pengisi merupakan jantung dari sebuah biofilter Ottengraf 1986. Hal tersebut karena bahan pengisi atau packing material atau filter beds
merupakan inti operasional suatu biofilter. Pemilihan bahan pengisi yang tepat sangatlah penting diperhatikan untuk memaksimalkan efisiensi biofilter. Fungsi
bahan pengisi selain sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme, juga harus mampu menjamin ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme. Menurut Hirai et al. 2001, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan bahan pengisi untuk biofilter antara lain adalah :
Fase Gas Fase Cair
Mikroorganisme Gas
penyebab bau
Larut dissolution
Oksidasi Produk
Oksidasi
1. mempunyai kapasitas penyangga air yang tinggi 2. mempunyai tingkat porositas yang tinggi
3. mempunyai daya memadat compacting yang rendah 4. tidak mengalami penurunan kinerja walapun kadar air menurun
5. tidak berubah dalam jangka panjang 6. ringan
7. murah 8. mampu menyerap gas penyebab bau
9. mempunyai kapasitas penyangga yang tinggi terhadap produk akhir yang bersifat asam.
Bahan pengisi biofilter secara kimiawi dibagi menjadi dua jenis yaitu bahan anorganik dan bahan organik. Bahan anorganik misalnya berasal dari kalsinat
kristobalit, keramik, batu karang, arang aktif, lava dan sebagainya. Efisiensi penghilangan bau yang dicapai biofilter dengan menggunakan bahan pengisi
anorganik ini cukup tinggi. Beberapa permasalahan yang timbul dari penggunaan bahan anorganik ini adalah biaya yang cukup tinggi karena harga media memang
cukup mahal, serta belum tersedianya nutrien secara alami pada bahan tersebut. Sedangkan bahan pengisi organik adalah bahan pengisi biofilter yang
berasal dari residu-residu bahan alami misalnya tanah, kompos, serasah daun, kulit kayu, sabut kelapa, gambut, kulit padisekam dan sebagainya Cho et al.
2000. Bahan-bahan tersebut mudah diperoleh, murah, telah mengandung nutrien anorganik yang melimpah bagi kehidupan mikroorganisme serta telah ada
mikroorganisme alami pada bahan tersebut. Bahan pengisi yang digunakan sebagai media biofilter dalam penelitian ini
adalah kompos, tanah, kulit padisekam, serasah daun karet dan kulit kayu karet. a. Kompos
Kompos merupakan bahan organik yang mempunyai keragaman dan kelimpahan mikrorganisme yang tinggi, mempunyai kapasitas penyangga air
yang tinggi serta pH yang netral. Bahan kompos mempunyai tahanan terhadap penurunan permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan gambut. Namun
karena bahan ini juga cepat memadat, maka untuk memperbesar pori media dapat ditambahkan bahan tambahan lain Devinny et al. 1999.
b. Tanah Tanah dapat digunakan sebagai bahan pengisi pada biofilter sebab sangat
murah, sangat mudah didapat, tersedia dalam jumlah yang melimpah, serta mengandung populasi mikroba yang tinggi pula. Tanah secara alami bersifat
hidrofilik dan kemampuan untuk menahan kehilangan air lebih tinggi bila dibandingkan dengan kompos dan gambut walaupun dalam kondisi yang
kering. Namun kekurangan dari bahan pengisi tanah yaitu mempunyai daya penurunan tekanan yang besar dan sering terdapat garis-garis kecil pada
media untuk lewat aliran udara. Tanah juga mempunyai permeabilitas yang cukup rendah terhadap gas. Tanah sangat bagus digunakan untuk open-bed
biofilter Devinny et al. 1999.
c. Bahan pengisi tambahan Bahan tambahan yang ditambahkan dalam media pengisi biofilter
berfungsi untuk meningkatkan porositas campuran kompos dan tanah yang digunakan Sun et al. 2000. Alasan dipilihnya sekam atau kulit padi, kulit
kayu karet dan serasah daun karet sebagai bahan tambahan dalam penelitian ini adalah karena kemudahannya dalam memperoleh bahan tersebut di
perkebunan karet. Di perkebunan karet, bahan tersebut tersedia dengan jumlah yang melimpah dan tidak dimanfatkan kecuali oleh penduduk sekitar
sebagai bahan bakar.
2.4. Amonia