muntah, pusing, sakit kepala dan pada konsentrasi bau yang tidak dapat ditolerir dapat menimbulkan kematian Soemirat 2002.
Pengendalian terhadap kebauan dapat dilakukan dengan pengolahan biologi, salah satunya dengan menggunakan biofilter. Biofilter adalah bioreaktor
pengolahan emisi gas penyebab kebauan yang terdiri dari kolom yang berisi bahan pengisi dengan mikroorganisme terimobilisasi di dalamnya. Teknik biofilter lebih
sering digunakan untuk mengolah gas penyebab bau karena bahan pengisi yang digunakan memiliki dua fungsi sekaligus yaitu sebagai bahan penyerap gas
polutan sekaligus sebagai tempat hidup mikroorganisme penyerap gas polutan Hartung et al. 2001. Teknik ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain
adalah biaya operasional yang rendah, energi yang dibutuhkan lebih sedikit, tidak membutuhkan bahan kimia atau bahan bakar fuels, mudah dalam perawatan
serta ramah lingkungan Hirai et al. 2001 dan ditambahkan oleh Lee et al. 2002 biofilter mampu digunakan untuk menangani beberapa gas polutan secara
bersamaan. Adapun mekanisme kerja dari biofilter adalah penyerapan gas polutan pada
fase padat oleh bahan pengisi hingga jenuh, kemudian gas tersebut dilarutkan dalam fase cair, dilanjutkan dengan biodegradasi oleh mikroorganisme yang
terimobilisasi di dalam bahan pengisi Hartikainen et al. 2000.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan teknik biofilter dalam mengatasi permasalahan emisi gas penyebab bau pada
industri karet. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan kapasitas penyerapan emisi gas penyebab bau pada masing- masing biofilter pada gudang penyimpanan leum industri karet.
2. Menentukan campuran bahan pengisi tambahan terhadap kinerja biofilter berdasarkan kemampuannya menghilangkan emisi gas bau dari gudang
penyimpanan leum industri karet.
1.3. Kerangka Pemikiran
Teknik biofilter merupakan sebuah teknik yang dapat diterapkan dalam usaha pengolahan emisi gas bau pada industri karet. Untuk memaksimalkan
efisiensi biofilter, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyeleksi bahan pengisi packing material terbaik dengan mikroorganisme terimobilisasi di
dalamnya. Bahan pengisi dapat dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu bahan
pengisi organik dan anorganik. Namun demikian bahan pengisi organik lebih menjadi pilihan sebab bahan ini lebih murah dibandingkan dengan bahan
anorganik. Bahan organik yang berasal dari residu biologi seperti kompos, gambut, tanah, kulit kayu, serasah daun telah banyak digunakan sebagai bahan
pengisi biofilter. Penelitian biofilter menggunakan kompos, serpihan kulit kayu dan gambut sebagai bahan pengisi mampu menghilangkan amonia NH
3
, bau dan senyawa organik yang mudah menguap VOC antara 75-85 Sun et al. 2000.
Penelitian lain mengenai biofilter menggunakan kompos sebagai bahan pengisi mampu menyerap gas H
2
S antara 99,3-100 Sun et al. 2000. Penambahan sludge ke dalam biofilter diharapkan mampu memberikan
tambahan mikroba pendegradasi polutan, sehingga kinerja biofilter menjadi lebih baik. Penelitian mengenai biofilter dengan penambahan sludge pada bahan
pengisi gambut, dilaporkan telah berhasil menyisihkan amonia hingga 100 sampai hari ke 12 dan diatas 70 sampai akhir penelitian Degorce-Dumas et al.
1997. Diagram alir kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1 berikut ini :
Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran pada penelitian ini.
1.4. Perumusan Masalah