Bakteri Nitrosomonas sp di dalam Biofilter

diduga karena pengaruh faktor penambahan sludge. Biofilter 2, 4 dan 6 merupakan biofilter tanpa penambahan sludge. Sludge yang ditambahkan berfungsi untuk memperkaya bakteri pendegradasi gas polutan yang masuk ke dalam biofilter. Bakteri yang berasal dari sludge berperan pada awal pengoperasian biofilter karena mikroba yang secara alami ada dalam bahan pengisi pada awal pengoperasian biofilter masih dalam masa adaptasi. Menurut Degorce-Dumas et al. 1997 mikroorganisme yang berada dalam biofilter akan mengalami masa adaptasi pada awal pengoperasian, setelah masa tersebut dengan kondisi yang memadai bagi kehidupannya maka mikroorganisme ini akan mulai bekerja dengan baik.

c. Bakteri Nitrosomonas sp di dalam Biofilter

Penghitungan jumlah bakteri Nitrosomonas sp dilakukan dengan menggunakan metode MPN, data mengenai jumlah bakteri pada masing- masing biofilter disajikan pada Gambar 12 berikut ini : 2 4 6 8 1 2 3 4 S am p ling m inggu Lo g c fu g r bhn k er in g B iofilter 1 B iofilter 2 B iofilter 3 B iofilter 4 B iofilter 5 B iofilter 6 Gambar 12. Jumlah bakteri Nitrosomonas sp pada masing-masing 6 biofilter Penghitungan jumlah bakteri Nitrosomonas sp pada awal pengoperasian biofilter, untuk biofilter dengan penambahan sludge biofilter 1, 3 dan 5 jumlahnya berturut-turut adalah 1,6 x 10 5 ; 9,5 x 10 4 ; dan 1,6 x 10 5 , sedangkan untuk biofilter tanpa penambahan sludge biofilter 2, 4 dan 6 jumlahnya berturut-turut adalah 2,1 x 10 4 ; 7,0 x 10 3 dan 1,7 x 10 4 . Berdasarkan hasil penghitungan, terlihat bahwa bakteri Nitrosomonas sp yang terdapat di dalam biofilter dengan dan tanpa penambahan sludge memberikan jumlah yang berbeda, sehingga bisa dikatakan bahwa perbedaan ini karena pengaruh faktor penambahan sludge . Pengambilan sampel bakteri Nitrosomonas sp yang dilakukan pada minggu kedua, terlihat terjadi peningkatan jumlah bakteri Nitrosomonas sp pada masing-masing biofilter yaitu untuk biofilter dengan penambahan sludge berkisar antara 4,6 x 10 5 - 1,4 x 10 6 , sedangkan biofilter tanpa penambahan sludge berkisar antara 3,3 x 10 5 - 1,1.10 6 Gambar 12. Jumlah bakteri antara biofilter dengan dan tanpa penambahan sludge terlihat tidak jauh berbeda. Hal ini terjadi karena memang bahan pengisi yang digunakan adalah campuran antara kompos, tanah dan bahan tambahan yang secara alami telah mengandung bakteri yang kelimpahan dan keragaman tinggi. Secara alami nutrien yang terdapat dalam bahan pengisi organik telah cukup untuk menyediakan zat hara yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di dalam biofilter. Menurut Devinny et al. 1999, keuntungan menggunakan bahah pengisi kompos dan tanah adalah telah memiliki keragaman dan jumlah mikroorganisme yang tinggi dengan sendirinya, serta tidak perlu penambahan nutrien dari luar. Demikian juga pada saat pengambilan sampel bakteri Nitrosomonas sp yang ketiga, jumlahnya juga mengalami peningkatan dibanding pada saat sampling minggu sebelumnya, biofilter dengan penambahan sludge jumlahnya berkisar antara 7,0 x 10 6 - 2,5 x 10 7 , sedangkan biofilter tanpa penambahan sludge berkisar antara 9,5 x 10 6 - 2,1 x 10 7 kedua Gambar 12. Pengambilan sampel pada minggu empat, terlihat tidak terjadi panambahan jumlah bakteri Nitrosomonas sp yang berarti. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kondisi pH biofilter yang mulai menurun Gambar 9. Pengambilan sampel bakteri pada minggu keempat, pada saat nilai pH keenam biofilter berada pada kisaran 6 – 6,5. Hal ini diduga mengakibatkan turunnya aktivitas bakteri. Menurut Cho et al. 2000, gas polutan amonia yang didegradasi oleh nitrifying bacteria di dalam biofilter akan membetuk asam nitrat yang bersifat asam, sehingga akan menurunkan pH media biofilter. Ketika nilai pH mengalami penurunan, maka aktivitas kerja mikroorganisme di dalam biofilter menjadi terganggu. Hal ini didukung oleh Jenie dan Rahayu 2004 yang menyatakan bahwa aktivitas bakteri nitrifikasi akan mulai menurun pada saat pH media berada dibawah nilai 6,5.

d. Kapasitas Penghilangan N oleh Biofilter