gudang penyimpanan, semakin tinggi tumpukan leum di dalam gudang penyimpanan maka konsentrasi inlet gas amonia yang terukur juga
semakin meningkat, walaupun tidak selalu menunjukkan pola seperti itu. Volume leum di dalam gudang penyimpanan selalu bertambah setiap hari
hingga mencapai jumlah minimal 5 ton, untuk kemudian dibawa ke pabrik lain untuk diolah. Waktu untuk mencapai jumlah leum minimal 5 ton ini,
sekitar 7 hingga 10 hari, tergantung dari cuaca pada saat itu. Selama penelitian dilaksanakan di pabrik karet, periode pengambilan leum yaitu
saat volume leum mencapai minimal 5 ton adalah pada hari ke-9, 19 dan 28. Leum biasanya diambil pada siang hingga sore hari.
Demikian pula yang terjadi saat leum telah diambil dan dibawa ke pabrik lain sehingga gudang hanya berisi sisa-sisa leum serta air lindi yang
menggenang, hal ini juga akan berpengaruh pada besarnya konsentrasi gas amonia yang terukur. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi gas amonia
pada inlet akan mengalami penurunan. Adapun faktor lain yang memberikan pengaruh terhadap konsentrasi
gas amonia yang terukur pada inlet adalah faktor angin. Gudang penyimpanan leum yang berupa sebuah ruangan dengan ukuran kurang
lebih 6 x 5 x 4 meter ini, mempunyai ventilasi yang sangat banyak. Hal ini mengakibatkan gas amonia yang lepas dari proses degradasi anaerobik
leum dapat dengan mudah terbawa oleh angin. Kondisi tersebut meyebabkan konsentrasi gas amonia yang terukur pada inlet menjadi
sangat fluktuatif.
b. Outlet Gas Amonia
Berdasarkan pengukuran gas amonia dari lubang outlet biofilter, maka diperoleh data hasil pengukuran seperti yang tersaji pada Gambar 11
berikut.
2 4
6 8
10
K ons
ent ras
ppm
25 50
75 100
E fi
s iens
i
2 4
6 8
10
K o
n s
ent ras
ppm
25 50
75 10 0
E fi
s iens
i
2 4
6 8
10
K ons
en tr
as ppm
25 50
75 100
E fi
s iens
i
2 4
6 8
10
K ons
ent ras
ppm
25 50
75 100
E fi
s iens
i
2 4
6 8
10
K o
n s
e n
tr a
ppm
25 50
75 100
E fi
s iens
i
2 4
6 8
1 0
1 3
5 7
9 1 1
1 3 1 5
1 7 1 9
2 1 2 3
2 5 2 7
2 9 3 1
3 3
W aktu hari
K o
n s
e n
tr a
s p
p m
2 5 5 0
7 5 1 00
E fi
s ie
n s
i
O u tle t E fis ien s i
Gambar 11. Konsentrasi outlet dan efisiensi penghilangan gas amonia pada masing-masing 6 biofilter.
c 1
2
3
4
5
6
Gambar 11 merupakan hasil pengukuran gas amonia yang dilakukan pada lubang outlet dan efisiensi biofilter dalam menghilangkan gas
amonia, berturut-turut untuk biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6. Besarnya konsentrasi gas amonia dari masing-masing biofilter yang terukur pada
lubang outlet adalah berbeda-beda. Biofilter 1, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah,
sekam dan sludge. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas amonia lepas dari lubang outlet pada hari ke-7 dan ke-9, namun efisiensi
biofilter dalam menghilangkan gas amonia tetap diatas 95. Hari ke-7 efisiensi biofilter pengukuran pagi hari adalah 97,74 dan siang hari
adalah 98,15. Hari ke-9, efisiensi pada pagi hari turun menjadi 95,52, kemudian pada siang harinya naik kembali menjadi 98,24. Selanjutnya
efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke-10. Hari ke-18 dan 19, efisiensi kembali mengalami penurunan yaitu 98,46
dan 96,17, hari berikutnya efisiensi kembali mencapai 100 hingga hari ke 18. Efisiensi kembali menurun pada hari ke-26 dan 28 yaitu 98,99 dan
97,46, hari selanjutnya efisiensi naik menjadi 100 kembali hingga hari ke-33.
Biofilter 2, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah dan sekam. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas amonia lepas
dari lubang outlet pada hari ke-7 dan ke-9, namun efisiensi biofilter tetap diatas 95. Hari ke-7 efisiensi biofilter pengukuran pagi hari adalah
96,26 dan siang hari adalah 97,74. Hari ke-9, efisiensi pada pagi hari turun menjadi 94,65, kemudian pada siang harinya naik kembali menjadi
97,88. Selanjutnya efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke 16. Hari ke-17, 18 dan 19, efisiensi kembali
mengalami penurunan yaitu 98,15; 97,36 dan 95,42, hari berikutnya efisiensi kembali mencapai 100 hingga hari ke-25. Efisiensi kembali
menurun pada hari ke-26, 28 dan 30 yaitu 98,96; 97,44 dan 97,55, hari selanjutnya efisiensi naik menjadi 100 kembali hingga hari ke-33.
Biofilter 3, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah, daun karet dan sludge. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas
amonia lepas dari lubang outlet pada hari ke-7 dan ke-9, namun efisiensi biofilter tetap diatas 95. Hari ke-7 efisiensi biofilter pengukuran pagi
hari adalah 98,00 dan siang hari adalah 98,35. Hari ke-9, efisiensi pada pagi hari turun menjadi 95,44, kemudian pada siang harinya naik
kembali menjadi 97,84. Selanjutnya efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke-17. Hari ke-18 dan 19, efisiensi
kembali mengalami penurunan yaitu 98,08 dan 97,74, hari berikutnya efisiensi kembali mencapai 100 hingga hari ke-27. Efisiensi kembali
menurun pada hari ke- 28 dan 30 yaitu 97,99 dan 98,20, hari selanjutnya efisiensi naik menjadi 100 kembali hingga hari ke-33.
Biofilter 4, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah dan daun karet. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas amonia
lepas dari lubang outlet pada hari ke-7 dan ke-9, namun efisiensi biofilter tetap diatas 95. Hari ke 7 efisiensi biofilter pengukuran pagi hari adalah
97,87 dan siang hari adalah 96,57. Hari ke-9, efisiensi pada pagi hari turun menjadi 94,02, kemudian pada siang harinya naik kembali menjadi
97,78. Selanjutnya efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke-17. Hari ke-18 dan 19, efisiensi kembali
mengalami penurunan yaitu 97,81 dan 96,72, hari berikutnya efisiensi kembali mencapai 100 hingga hari ke-26. Efisiensi kembali menurun
pada hari ke 27, 28 dan 30 yaitu 97,25; 97,25 dan 97,55, hari selanjutnya efisiensi naik menjadi 100 kembali hingga hari ke-33.
Biofilter 5, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah, kayu karet dan sludge. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas
amonia lepas dari lubang outlet pada hari ke-7 dan ke-9, namun efisiensi biofilter tetap diatas 95. Hari ke-7 efisiensi biofilter pengukuran pagi
hari adalah 97,89 dan siang hari adalah 98,04. Hari ke-9, efisiensi pada pagi hari turun menjadi 95,40, kemudian pada siang harinya naik
kembali menjadi 97,32. Selanjutnya efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke-17. Hari ke-18 dan 19, efisiensi
kembali mengalami penurunan yaitu 98,95 dan 96,89, hari berikutnya efisiensi kembali mencapai 100 hingga hari ke-27. Efisiensi kembali
menurun pada hari ke 28 dan 29 yaitu 96,62 dan 98,77, hari selanjutnya efisiensi naik menjadi 100 kembali hingga hari ke-33.
Biofilter 6, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah dan kayu karet. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas amonia
lepas dari lubang outlet pada hari ke-7 dan ke-9, namun efisiensi biofilter tetap diatas 95. Hari ke-7 efisiensi biofilter pengukuran pagi hari adalah
97,31 dan siang hari adalah 98,54. Hari ke-9, efisiensi pada pagi hari turun menjadi 95,95, kemudian pada siang harinya naik kembali menjadi
99,31. Selanjutnya efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke 16. Hari ke-17, 18 dan 19, efisiensi kembali
mengalami penurunan yaitu 98,58; 97,93 dan 96,34, hari berikutnya efisiensi kembali mencapai 100 hingga hari ke-25. Efisiensi kembali
menurun pada hari ke-26, 28 dan 30 yaitu 97,35; 98,85 dan 98,61, hari selanjutnya efisiensi naik menjadi 100 kembali hingga hari ke-33.
Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi gas amonia pada lubang outlet biofilter Gambar 11, terlihat bahwa pola konsentrasi gas amonia
yang lepas dari outlet masing-masing biofilter ternyata memiliki korelasi dengan konsentrasi gas amonia pada inletnya Gambar 10. Pengukuran
pada hari-hari dimana efisiensi penghilangan gas amonia biofilter menjadi menurun adalah saat konsentrasi inlet gas amonia yang masuk ke dalam
biofilter mengalami peningkatan, walaupun tidak selalu menunjukkan pola demikian. Hal ini diduga akibat adanya pola yang tidak teratur dari
konsentrasi inlet gas amonia, sehingga biofilter membutuhkan waktu untuk dapat beradaptasi dengan pola masukan inlet yang tidak stabil
tersebut. Menurut Lee et al 2002, short-lived peaks atau puncak-puncak lepasan gas akan terbentuk pada grafik akibat perubahan konsentrasi inlet
gas yang mendadak, sebelum mikroorganisme mencapai re-aklimatisasi. Namun demikian secara keseluruhan, biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
mampu mempertahankan efisiensinya diatas 95, kecuali biofilter 2 dan 4 yang pada hari ke 9 efisiensinya turun menjadi 94,65 dan 94,02, tetapi
kemudian pada hari berikutnya dapat stabil kembali hingga akhir penelitian. Penurunan efisiensi yang terjadi pada biofilter 2 dan 4 ini
diduga karena pengaruh faktor penambahan sludge. Biofilter 2, 4 dan 6 merupakan biofilter tanpa penambahan sludge. Sludge yang ditambahkan
berfungsi untuk memperkaya bakteri pendegradasi gas polutan yang masuk ke dalam biofilter. Bakteri yang berasal dari sludge berperan pada
awal pengoperasian biofilter karena mikroba yang secara alami ada dalam bahan pengisi pada awal pengoperasian biofilter masih dalam masa
adaptasi. Menurut Degorce-Dumas et al. 1997 mikroorganisme yang berada dalam biofilter akan mengalami masa adaptasi pada awal
pengoperasian, setelah masa tersebut dengan kondisi yang memadai bagi kehidupannya maka mikroorganisme ini akan mulai bekerja dengan baik.
c. Bakteri Nitrosomonas sp di dalam Biofilter