Amonia Bakteri Pengoksidasi Amonia Nitrifying bacteria

karena bahan ini juga cepat memadat, maka untuk memperbesar pori media dapat ditambahkan bahan tambahan lain Devinny et al. 1999. b. Tanah Tanah dapat digunakan sebagai bahan pengisi pada biofilter sebab sangat murah, sangat mudah didapat, tersedia dalam jumlah yang melimpah, serta mengandung populasi mikroba yang tinggi pula. Tanah secara alami bersifat hidrofilik dan kemampuan untuk menahan kehilangan air lebih tinggi bila dibandingkan dengan kompos dan gambut walaupun dalam kondisi yang kering. Namun kekurangan dari bahan pengisi tanah yaitu mempunyai daya penurunan tekanan yang besar dan sering terdapat garis-garis kecil pada media untuk lewat aliran udara. Tanah juga mempunyai permeabilitas yang cukup rendah terhadap gas. Tanah sangat bagus digunakan untuk open-bed biofilter Devinny et al. 1999. c. Bahan pengisi tambahan Bahan tambahan yang ditambahkan dalam media pengisi biofilter berfungsi untuk meningkatkan porositas campuran kompos dan tanah yang digunakan Sun et al. 2000. Alasan dipilihnya sekam atau kulit padi, kulit kayu karet dan serasah daun karet sebagai bahan tambahan dalam penelitian ini adalah karena kemudahannya dalam memperoleh bahan tersebut di perkebunan karet. Di perkebunan karet, bahan tersebut tersedia dengan jumlah yang melimpah dan tidak dimanfatkan kecuali oleh penduduk sekitar sebagai bahan bakar.

2.4. Amonia

Amonia merupakan produk dekomposisi senyawa organik yang tidak teroksidasi secara sempurna karena kondisi anaerobik. Amonia memiliki nilai kesetimbangan untuk pH yaitu 9,26. Menurut Saeni 1989 reaksi kimianya adalah sebagai berikut : NH 4 + H + + NH 3 Reaksi tersebut memiliki arti bahwa bila nilai pH lebih dari 9,26 maka keseimbangan terletak di sebelah kanan yaitu amonia dalam bentuk NH 3 , sedangkan jika nilai pH kurang dari 9,26 maka keseimbangan akan terletak di sebelah kiri yaitu amonia berbentuk NH 4 + Jenie dan Rahayu 2004. Amonia mempuyai bau yang sangat menyengat, sangat korosif terhadap logam serta berbahaya bagi kesehatan manusia. Emisi gas amonia menyebabkan gangguan kesehatan gangguan pada saluran pernafasan, iritasi selaput lendir mata, pusing serta gangguan kesehatan yang lainnya Soemirat 2002. Penerapan biofilter diharapkan mampu menghilangkan emisi gas amonia yang dihasilkan dari dekomposisi anaerobik leum pada industri karet. Berikut merupakan transformasi nitrogen yang mungkin terjadi di dalam biofilter. Gambar 4. Transformasi nitrogen yang terjadi dalam biofilter Brady 1990 Amonia NH 3 dari inlet Amonium NH 4 + absorpsi Biomassa mikroba im o b ilis as i Bahan pengisi mineralisasi Emisi Nitrit NO 2 - Nitrat NO 3 - Leaching Emisi : NO NH 3 N 2 O N 2 desorpsi denitrifikasi nitrifikasi Transformasi atau perubahan bentuk dari N yang mungkin terjadi di dalam sistem biofilter tersaji dalam Gambar 4. Gas NH 3 yang masuk dari inlet ke dalam biofilter akan berada pada kondisi berikut ini : 1 akan digunakan oleh mikroorganisme dalam bentuk bahan organik menjadi biomassa, 2 akan langsung keluar kembali tanpa ada perubahan bentuk, khususnya jika pH media tinggibasa, 3 dengan kondisi oksigen yang cukup akan dioksidasi menjadi nitrit, kemudian menjadi nitrat melalui proses nitrifikasi.

2.5. Bakteri Pengoksidasi Amonia Nitrifying bacteria

Tiga bentuk utama nitrogen sebagai bahan organik dalam makhluk hidup adalah sebagai penyusun protein, dinding sel mikroba dan asam nukleat. Oleh karena itu apabila terjadi dekomposisi bahan organik yang mengandung nitrogen maka unsur N akan lepas dalam bentuk amonia NH 4 + dan NH 3 Jenie dan Rahayu 2004. Keadaan lingkungan yang aerobik akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi amonia menjadi nitrit NO 2 - , dan masih pada kondisi yang sama nitrit dioksidasi menjadi nitrat NO 3 - . Proses nitrifikasi ini didukung oleh bakteri- bakteri yang disebut sebagai nitrifying bacteria. Proses nitrifikasi adalah perubahan dari amonia menjadi nitrat oleh kegiatan bakteri. Berikut merupakan daftar bakteri kemoautotrof pengoksidasi nitrogen. Tabel 2. Daftar Bakteri Pengoksidasi Nitrogen Genus Spesies Habitat Mengoksidasi amonia NH 3 menjadi nitrit NO 2 - Nitrosomonas europea tanah, air dan air limbah Nitrosospira briensis tanah Nitrosococcus nitrosus laut oceanus laut mobilis tanah Nitrosovibrio Tenuis tanah Mengoksidasi nitrit NO 2 - menjadi nitrat NO 3 - Nitrobacter widogradskyi tanah agilis tanah, air Nitrospira gracilis laut Nitrococcus mobilis laut Sumber : Jenie dan Rahayu 2004 Menurut Jenie dan Rahayu 2004 proses oksidasi amonia berlangsung dalam dua tahap kategori mikrobiologi yaitu : a. Perubahan dari NH 4 - menjadi NO 2 - Jenis bakteri Nitrosomonas seperti N. europea, N. briensis dan sebagainya mampu mengoksidasi amonia menjadi nitrit. Reaksinya adalah sebagai berikut : NH 4 + + 1,5 O 2 - NO 2 - + 2H + + H 2 O + 275 kJ Bakteri lain yang mampu mengubah amonia menjadi bentuk nitrit adalah Nitrosospira, Nitrosococcus dan Nitrosovibrio . b. Perubahan dari NO 2 - menjadi NO 3 - Jenis bakteri Nitrobacter seperti N. agilis, N. widogradskyi dan sebagainya mampu mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, dengan reaksi sebagai berikut : NO 2 - + 0,5 O 2 - NO 3 - + 75 kJ Bakteri lain yang juga dapat mengubah nitrit menjadi nitrat adalah Nitrospora dan Nitrococcus. Oksidasi dari amonia menjadi nitrit kemudian menjadi nitrat ini merupakan proses yang menghasilkan energi, energi inilah yang dimanfaatnya oleh bakteri nitrifikasi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Jenie dan Rahayu 2004, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya proses nitrifikasi adalah sebagai berikut : 1. Nilai pH, nilai pH yang optimum untuk mendukung terjadinya proses nitrifikasi adalah pada kisaran 6,6 sampai dengan 8,0. Laju nitrifikasi akan menurun bila pH berada dibawah nilai 6,0 dan hampir tidak dapat terbaca dibawah nilai 4,5. Nilai pH yang rendah juga akan mempengaruhi jumlah mikroorganisme, populasi terbanyak dapat dicapai pada nilai pH yang netral. Pada kondisi pH yang tinggi, NH 4 + akan menghambat pembentukan NO 2 - menjadi NO 3 - . 2. Aerasi atau suplai oksigen O 2 . Oksigen merupakan kebutuhan utama bagi semua kehidupan, hal inilah yang menyebabkan aerasi memegang peranan yang penting. Oksigen disediakan bagi kebutuhan hidup mikroorganisme. Kandungan oksigen yang rendah akan menyebabkan laju oksidasi amonia menjadi rendah, hal ini menyebabkan akumulasi nitrat dalam tanahpun akan menjadi sangat sedikit. Proses difusi oksigen dari udara ke dalam tanah dapat dilihat dari kelembaban dan struktur tanah. 3. Kelembaban. Pembentukan NO 3 - di dalam tanah dipengaruhi oleh kelembaban atau kadar air pada media. Tanah dengan kondisi kehilangan air yang tinggi akan menyebabkan proses nitrifikasi yang seharusnya terjadi, berubah menjadi sangat terhambat. Hal ini terjadi karena kehidupan mikroorganisme sangat dipengaruhi oleh kadar air dalam media. Demikian pula dengan pertumbuhan bakteri nitrifier akan menjadi lambat dengan ketidakhadiran air. 4. Temperatur. Proses nitrifikasi sangat dipengaruhi oleh temperatur. Proses ini akan melambat pada suhu dibawah 5 o C dan diatas 40 o C. Kondisi optimum adalah pada kisaran temperatur 30 sampai 35 o C. Interaksi antar temperatur, aerasi dan kelembaban memberi andil yang besar pada proses nitrifikasi.

2.6. Hidrogen Sulfida H