Bakteri Thiobacillus sp di dalam Biofilter

Biofilter 6, bahan pengisi yang digunakan adalah kompos, tanah dan kayu karet. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan gas hidrogen sulfida lepas dari lubang outlet pada hari ke-8 dan ke-10, dengan efisiensi 99,27 dan 96,32. Selanjutnya efisiensi menjadi 100 kembali pada keesokan harinya hingga hari ke-33. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap konsentrasi outlet gas H 2 S pada Gambar 16, terlihat bahwa pola outlet pada masing-masing biofilter ternyata memiliki korelasi dengan konsentrasi pada inlet gas hidrogen sulfida Gambar 16. Namun memang tidak seperti pada gas amonia yang terlihat lebih nyata, lepasnya gas hidrogen sulfida jauh lebih kecil dibandingkan dengan gas amonia sebab konsentrasi inlet gas hidrogen sulfida yang masuk pun lebih kecil. Dapat dikatakan hampir seluruh gas hidrogen sulfida yang masuk ke dalam biofilter dapat diserap dengan baik oleh biofilter. Secara keseluruhan untuk penyerapan terhadap gas hidrogen sulfida, biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 mampu mempertahankan efisiensinya diatas 96 hingga hari ke-33.

c. Bakteri Thiobacillus sp di dalam Biofilter

Penghitungan jumlah bakteri Thiobacillus sp dilakukan dengan menggunakan metode TPC, data mengenai jumlah bakteri disajikan pada Tabel 10 berikut ini : Tabel 10. Jumlah bakteri Thiobacillus sp di dalam masing- masing biofilter Biofilter Jumlah Thiobacillus sp I II III IV 1 1,9 x 10 6 3,8 x 10 6 3,1 x 10 7 2,3 x 10 6 2 5,0 x 10 5 1,1 x 10 6 2,6 x 10 7 1,9 x 10 6 3 1,4 x 10 6 3,9 x 10 6 2,2 x 10 7 3,1 x 10 6 4 2,0 x 10 5 1,0 x 10 6 1,2 x 10 7 2,1 x 10 6 5 1,7 x 10 6 4,5 x 10 6 3,1 x 10 7 2,5 x 10 6 6 2,4 x 10 5 1,2 x 10 6 1,9 x 10 7 1,8 x 10 6 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Sampling minggu log c fu g -bh n k er in g Biofilter 1 Biofilter 2 Biofilter 3 Biofilter 4 Biofilter 5 Biofilter 6 Gambar 17. Jumlah bakteri Thiobacillus sp pada masing-masing 6 biofilter Penghitungan jumlah bakteri Thiobacillus sp pada awal pengoperasian biofilter, untuk biofilter dengan penambahan sludge biofilter 1, 3 dan 5 jumlahnya berturut-turut adalah 1,9 x 10 6 ; 1,4 x 10 6 dan 1,7 x 10 6 , sedangkan untuk biofilter tanpa penambahan sludge biofilter 2, 4 dan 6 jumlahnya berturut-turut adalah 5,0 x 10 5 ; 2,0 x 10 5 dan 2,4 x 10 5 . Dari hasil penghitungan tersebut, terlihat bahwa bakteri Thiobacillus sp yang terdapat di dalam biofilter dengan dan tanpa penambahan sludge memberikan jumlah yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa perbedaan jumlah bakteri tersebut karena pengaruh faktor penambahan sludge yang telah dilakukan. Pengambilan sampel bakteri Thiobacillus sp yang dilakukan pada minggu kedua, terlihat terjadi peningkatan jumlah bakteri pada masing- masing biofilter yaitu untuk biofilter dengan penambahan sludge berkisar antara 3,8 x 10 6 - 4,5 x 10 6 , sedangkan biofilter tanpa penambahan sludge berkisar antara 1,0 x 10 6 - 1,2 x 10 6 Tabel 10. Jumlah bakteri antara biofilter dengan dan tanpa penambahan sludge terlihat tidak berbeda, yaitu sama berada pada posisi 10 6 . Hal ini terjadi karena memang bahan pengisi yang digunakan adalah campuran antara kompos, tanah dan bahan tambahan yang secara alami telah mengandung bakteri yang kelimpahan dan keragaman tinggi, nutrisi yang dibutuhkan bakteri pun telah tersedia dalam bahan pengisi tersebut. Menurut Devinny et al. 1999 penggunaan bahan pengisi kompos dan tanah untuk media biofilter, mempunyai keuntungan yaitu secara alami telah memiliki mikroorganisme, serta tidak perlu penambahan nutrien dari luar. Demikian juga pada saat pengambilan sampel bakteri Thiobacillus sp yang ketiga, jumlahnya juga mengalami peningkatan dibanding pada saat pengambilan sampel kedua, biofilter dengan penambahan sludge jumlahnya berkisar antara 2,2 x 10 7 - 3,1 x 10 7 , sedangkan biofilter tanpa penambahan sludge berkisar antara 1,2 x 10 7 - 2,6 x 10 7 Tabel 10. Pengambilan sampel pada minggu empat, terlihat jumlah bakteri Thiobacillus sp sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan pengambilan sampel ketiga. Hal ini diduga dipengaruhi oleh kondisi pH biofilter yang mulai menurun Gambar 9, sehingga aktivitas bakteri juga sedikit mengalami penurunan. Menurut Cho et al. 2000 gas polutan hidrogen sulfida yang didegradasi oleh bakteri di dalam biofilter akan membetuk asam sulfat yang bersifat asam, sehingga akan menurunkan pH media biofilter. Ketika nilai pH mengalami penurunan, maka aktivitas kerja mikroorganisme di dalam biofilter menjadi terganggu. Namun demikian diduga jumlah bakteri ini akan tetap stabil seperti ini karena bakteri Thiobacillus sp mampu hidup pada range pH yang tinggi yaitu 5 hingga 8, tetapi ada beberapa jenis bakteri Thiobacillus yang mampu hidup pada pH mencapai 2 Paul and Clark 1989.

d. Kapasitas Penghilangan S oleh Biofilter