Bahan Pengisi HASIL DAN PEMBAHASAN

Emisi kedua gas yang telah melebihi ambang batas baku mutu serta pengaruhnya yang negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan inilah yang menjadi alasan mengapa harus dilakukan pengolahan terhadap gas polutan yang lepas dari gudang penyimpanan leum.

4.2. Bahan Pengisi

Keberhasilan kinerja suatu biofilter salah satunya dipengaruhi oleh bahan pengisi yang digunakan, Ottengraf 1986 menyatakan bahwa bahan pengisi adalah jantung dari biofilter. Dengan demikian pemilihan bahan pengisi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembuatan suatu biofilter. Berikut merupakan kondisi bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini : Tabel 5. Kondisi bahan pengisi biofilter berupa kompos, tanah dan campuran bahan tambahan Biofilter Berat Basah kg Berat Kering kg Volume Kolom liter Kadar Air pH N total S total ppm C total 1 10,372 3,962 12,965 62,37 8,5 0,43 23,81 50,38 2 10,372 3,940 12,965 62,01 8 0,44 21,43 52,11 3 10,372 3,998 12,965 61,45 8 0,46 36,91 54,22 4 10,372 4,083 12,965 60,63 8,5 0,45 30,95 47,83 5 10,372 4,137 12,965 60,11 8,5 0,44 37,23 54,30 6 10,372 4,218 12,965 59,33 8 0,41 36,91 54,72 Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa berat basah bahan pengisi yang digunakan pada masing-masing kolom biofilter adalah sama yaitu 10,372 kg. Berat basah bahan pengisi ini menempati kolom biofilter dengan diameter 8 inci dan tinggi 40 cm. Berdasarkan pengukuran terhadap berat kering bahan yang dilakukan maka diperoleh masing-masing untuk biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut adalah 3,962; 3,940; 3,998; 4,083; 4,137 dan 4,218 kg. Hasil pengukuran berat kering bahan pengisi pada masing-masing biofilter adalah berbeda, kondisi ini berdasarkan pada kadar air yang dimiliki oleh masing-masing bahan pengisi. Berat basah yang sama dengan kondisi kadar air yang berbeda akan menghasilkan berat kering yang berbeda pula. Kadar air yang diukur pada awal penelitian masing-masing untuk biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut adalah 62,37; 62,01; 61,45; 60,63; 60,11 dan 59,33. Kondisi kadar air pada bahan pengisi sangat erat hubungannya dengan keberlangsungan hidup mikroorganisme di dalam biofilter. Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan makhluk hidup Wardana 1999, termasuk mikroorganisme dalam biofilter. Prosentase kadar air yang diperoleh dari pengukuran untuk masing-masing biofilter berada diatas 50, hal ini berarti kecukupan air bagi kehidupan mikroorganisme secara optimum di dalam biofilter telah terpenuhi. Devinny et al 1999 menyatakan bahwa kadar air di dalam biofilter yang optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme berada pada kisaran 40 – 80. Nilai pH dari hasil pengukuran masing-masing bahan pengisi untuk biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut adalah 8,5; 8; 8; 8,5; 8,5; 8. pH merupakan nilai yang menunjukkan suatu kesetimbangan antara asam dan basa pada suatu media. Nilai pH yang paling baik bagi perkembangan mikroorganisme tanah secara optimal adalah pH antara netral hingga alkalisbasa yaitu antara pada kisaran 7,0 - 8,5 Wild 1995. Bahan pengisi pada masing-masing biofilter memiliki nilai pH diatas 7, hal ini berarti kondisi pH semua bahan pengisi pada biofilter adalah netral. Komposisi bahan pengisi yang dominan berisi campuran kompos dan tanah ternyata memberikan pengaruh terhadap nilai pH. Menurut Devinny et al. 1999, kompos dan tanah mempunyai nilai pH yang netral yaitu antara 7 - 8,5. Dengan demikian kondisi pH bahan pengisi pada biofilter yang digunakan dalam penelitian telah terpenuhi, agar bakteri tumbuh dan berkembang secara optimal. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap N total bahan pengisi pada awal penelitian, maka diperoleh prosentase N total masing-masing untuk biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut adalah 0,43; 0,44; 0,46; 0,45; 0,44 dan 0,41. Unsur N atau nitrogenium merupakan hara makro yang menjadi salah satu unsur penyusun protein yang penting dalam tubuh makhluk hidup. Keberadaan unsur N dalam suatu media sangat dibutuhkan bagi perkembangan mikroorganisme di dalamnya. Hara makro adalah sebutan bagi unsur yang dibutuhkan serta terdapat dalam tubuh mikroorganisme dalam jumlah yang relatif besar. Unsur-unsur yang termasuk dalam hara makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, S dan Mg Wild 1995. Devinny et al. 1999 menyatakan bahwa bahan pengisi biofilter berupa kompos dan campuran bahan organik mempunyai kandungan untuk masing-masing unsur N, P dan K berturut-turut adalah 0,40; 0,15 dan 0,15. Hal ini juga didukung oleh Degorce-Dumas et al. 1997 yang menyatakan bahwa kadar N total dalam campuran kompos dan bahan organik lain berkisar antara 0,4 - 0,8. Berdasarkan hal tersebut, berarti kadar N total yang terkandung dalam bahan pengisi biofilter pada penelitian ini yaitu antara 0,41 - 0,46, berada pada kisaran prosentase nilai tersebut. Pengukuran yang dilakukan terhadap S total bahan pengisi pada awal penelitian, diperoleh prosentase S total masing-masing biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut adalah 23,81; 21,43; 36,91; 30,95; 37,23 dan 36,91 ppm. Unsur S termasuk dalam unsur penyusun protein pada sel hidup Fitzpatrick 1994. Menurut AAK 1991, unsur S, Ca dan Mg termasuk dalam kategori unsur makro sekunder, artinya unsur ini tidak dibutuhkan dalam jumlah yang terlalu banyak, namun harus terdapat cukup di dalam suatu media. Walaupun jumlah dari unsur S, Ca dan Mg tidak harus banyak, kehadiran salah satu unsur tersebut mutlak harus ada, jika tidak akan terjadi ketidaknormalan perkembangan mikroorganisme. Berdasarkan hasil pengukuran parameter S total yang telah dilakukan maka unsur S telah tersedia dalam bahan pengisi biofilter dalam jumlah yang cukup. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan terhadap C total bahan pengisi pada awal penelitian, diperoleh jumlah C total pada masing-masing biofilter 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 berturut-turut adalah 50,38; 52,11; 54,22; 47,83; 54,30 dan 54,72. Karbon atau C merupakan salah satu unsur esensial yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme. Unsur C adalah salah satu unsur utama penyusun karbohidrat, selulosa, glukosa dan sebagainya selain unsur H dan O Fitzpatrick 1994. Menurut Degorce-Dumas et al. 1997, kompos memiliki nilai C total sebesar 37 - 50. Hal ini berarti kisaran C total pada bahan pengisi yang digunakan dalam penelitian ini termasuk pada kisaran nilai tersebut.

4.3. Kondisi Proses selama Penelitian