Getah Karet Beku atau Leum

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Getah Karet Beku atau Leum

Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar kedua di dunia setelah Thailand dan pengekspor berbagai bentuk produk olahan karet. Ada tiga jenis produk yang dihasilkan dalam pengolahan karet yaitu latek pekat, sheet atau Ribbed Smoke Sheet RSS dan karet remah atau Standard Indonesia Rubber SIR Wagiman 2001. Kegiatan pengolahan karet yang dimulai dengan penyadapan getah karet dari pohon hingga pengepakan Gambar 2, ternyata menghasilkan limbah yang lazim disebut dengan istilah leum. Leum adalah getah karet yang telah membeku, hal ini menyebabkan leum ini tidak dapat diolah pada proses pengolahan getah karet cair Lampiran 7. Leum masih dapat diolah menjadi bahan karet dengan teknologi yang memadai. Namun yang menjadi masalah adalah tidak semua pabrik atau industri karet mempunyai teknologi tersebut, sehingga leum harus dikirim ke pabrik lain untuk dilakukan pengolahan. Secara ekonomis pengiriman leum ke pabrik lain tidak dapat dilakukan setiap hari, karena biaya transport yang tinggi. Dengan demikian leum yang dihasilkan setiap hari tersebut, dikumpulkan dalam suatu gudang hingga mencapai jumlah tertentu sebelum kemudian dikirim ke tempat lain untuk diolah Warintek-Progressio 2000. Leum yang dikumpulkan dalam gudang penyimpanan mengalami penumpukan selama berhari-hari. Kondisi ini menyebabkan keadaan kekurangan oksigen pada tumpukan leum, terutama pada timbunan bagian bawah. Dengan keadaan ini maka terjadilah reaksi anaerobik yang memicu keluarnya gas-gas yang berbau busuk dan sangat menyengat. Menurut Hartikainen et al. 2000, proses degradasi anaerobik dari bahan organik akan menghasilkan emisi gas penyebab bau yang khas antara lain berasal dari lepasan senyawa-senyawa sulfida, amonia, karbon monoksida, karbon dioksida serta senyawa organik lain yang mudah menguap volatile organic compounds seperti metan, asam asetat, keton, aldehid dan sebagainya. Ditambahkan oleh Lee et al. 2002 bahwa gas-gas penyebab bau ini tidak berwarna serta bersifat sangat korosif terhadap logam. Emisi gas penyebab kebauan yang berasal dari gudang penyimpanan leum sangat mengganggu, dan yang lebih penting adalah gas ini dapat menimbulkan dampat negatif terhadap kesehatan, penurunan nilai estetika serta dampak negatif lainnya. Gambar 2. Proses pengolahan karet alam jenis Ribbed Smoke Sheet RSS Wagiman 2001 Lateks segar dari kebun + penambahan amonia Saringan Pencampuran Koagulasi dengan penambahan asam semut Pengenceran hingga kadar karet 20 Saringan Pengepakan Sortasi Gilingan sheet Perendaman dan pencucian Pengasapan Kegiatan penyadapan karet Getah karet beku LEUM Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian lingkungan hidup dan kesehatan, serta hal-hal yang menimbulkan pencemaran semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal tersebut menyebabkan banyak kelompok masyarakat yang menginginkan peraturan yang lebih tegas berkenaan dengan pencemaran lingkungan, salah satunya adalah masalah kebauan. Berkaitan dengan emisi gas penyebab kebauan dari industri yang menimbulkan ketidaknyamanan serta dapat mengganggu kesehatan bagi manusia maka pemerintah mengatur hal tersebut dalam suatu regulasi. Besarnya konsentrasi senyawa penyebab kebauan yang diperbolehkan terkandung dalam emisi gas buang suatu industri diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup mengenai baku mutu tingkat kebauan. Tabel 1. Baku Mutu Tingkat Kebauan No Parameter Satuan Nilai Batas Metode Pengukuran Peralatan 1. Amonia NH 3 ppm 2,0 Metode Indofenol Spektrofotometer 2. Metil Merkaptan CH 3 SH ppm 0,002 Absorbsi Gas Gas Khromatografi 3. Hidrogen Sulfida H 2 S ppm 0,02 Merkuri Tiosionat dan Absorbsi Gas Spektrofotometer Gas Khromatografi 4. Metil Sulfida CH 3 2 S ppm 0,01 Absorbsi Gas Gas Khromatografi 5. Stirena C 6 H 5 CHCH 2 ppm 0,1 Absorbsi Gas Gas Khromatografi KepMen LH No. 50MENLH111996

2.2. Biofilter