Sistem Informasi Geografi SIG Penginderaan Jauh

Wijaya 2004 menyatakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penutupan lahan diantaranya adalah pertumbuhan penduduk, mata pencaharian, aksesibilitas dan fasilitas pendukung kehidupan serta kebijakan pemerintah. Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di suatu wilayah telah mendorong penduduk untuk membuka lahan baru untuk digunakan sebagai pemukiman ataupun lahan-lahan budidaya. Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah berkaitan erat dengan usaha yang dilakukan penduduk di wilayah tersebut. Perubahan penduduk yang bekerja dibidang pertanian memungkinkan terjadinya perubahan penutupan lahan. Semakin banyak penduduk yang bekerja dibidang pertanian, maka kebutuhan lahan semakin meningkat. Hal ini dapat mendorong penduduk untuk melakukan konversi lahan pada berbagai penutupan lahan. Menurut Darmawan 2002, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penutupan lahan adalah faktor sosial ekonomi masyarakat yang berhubungan dengan kebutuhan hidup manusia terutama masyarakat sekitar kawasan. Peubah sosial ekonomi yang berpengaruh dominan terhadap perubahan penutupan dan penggunaan lahan adalah kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, luas kepemilikan lahan, perluasan pemukiman dan perluasan areal pertanian Yatap 2008.

2.3 Sistem Informasi Geografi SIG

Sistem Informasi Geografis SIG adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi ESRI 1990. Sistem informasi geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk a akuisisi dan verifikasi data, b kompilasi data, c penyimpan data, d perubahan dan updating data, e manajemen dan pertukaran data, f manipulasi data, g pemanggilan dan presentasi data dan h analisis data Bern 1992 dalam Prahasta 2005. Menurut Prahasta 2005, sistem informasi geografi merupakan sistem yang menangani masalah informasi yang bereferensi geografis dalam berbagai cara dan bentuk. Masalah informasi tersebut mencakup tiga hal, yaitu: 1 Pengorganisasian data dan informasi. 2 Penempatan informasi pada lokasi tertentu. 3 Melakukan komputasi, memberikan ilustrasi keterhubungan antara satu dengan lainnya serta analisa spasial lainnya.

2.4 Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji Lillesand Kiefer 1990. Informasi tentang objek disampaikan pada pengamat melalui energi elektromagnet yang merupakan pembawa informasi sebagai penghubung komunikasi. Oleh karena itu kita dapat menganggap bahwa data penginderaan jauh pada dasarnya merupakan informasi intensitas panjang gelombang yang perlu diberikan kodenya sebelum informasi itu dapat dipahami secara penuh. Proses pengkodean ini setara dengan interpretasi citra penginderaan jauh yang sangat sesuai dengan pengetahuan kita mengenai sifat-sifat elektromagnetik Lo 1995. Citra Landsat merupakan citra satelit untuk penginderaan sumberdaya bumi. Thematic Mapper TM adalah suatu sensor optik penyiaman yang beroperasi pada cahaya tampak dan inframerah bahkan spektral Lo 1995. Thematic Mapper dipasang pada Landsat dengan tujuan untuk perbaikan resolusi spasial, pemisahan spektral, kecermatan dan radiometrik dan ketelitian geometrik. Karakteristik spektral terkait dengan panjang gelombang yang digunakan untuk mendeteksi objek-objek yang ada di permukaan bumi. Semakin sempit range panjang gelombang yang digunakan, maka semakin tinggi kemampuan sensor itu dalam membedakan objek. Pengetahuan menyeluruh mengenai karakteristik spektral dari data penginderaan jauh sangat dibutuhkan pada penggunaan teknik analisis dengan bantuan komputer. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Saluran citra Landsat TM Saluran Kisaran gelombang Kegunaan 1 0,45-0,52 Peningkatan penetrasi ke dalam tubuh air, mendukung analisis sifat khas pengunaan lahan, tanah dan vegetasi. 2 0,52-0,60 Pengamatan puncak pantulan vegetasi pada spektrum hijau yang terletak diantara dua saluran spektral serapan klorofil. Pengamatan ini dimaksudkan untuk membedakan jenis vegetasi dan penilaian kesuburan. 3 0,63-0,69 Saluran terpenting untuk memisahkan vegetasi. Saluran ini terletak pada salah satu bagian serapan klorofil dan memperkuat kontras antar kenampakan vegetasi dan non- vegetasi 4 0,76-0,90 Saluran yang peka terhadap biomassa vegetasi, juga untuk identifikasi jenis tanaman. Memudahkan pembedaan tanah dengan tanaman, serta lahan dan air. 5 1,55-1,75 Penentuan jenis tanaman, kandungan air pada tanaman dan kondisi kelembaban tanah. 6 2,08-2,35 Pemisahan formasi batuan 7 10,40-12,50 Saluran inframerah termal, bermanfaat untuk klasifikasi vegetasi, analisis ganguan vegetasi, pemisahan kelembaban tanah dan sejumlah gejala lain yang berhubungan dengan panas. Sumber : Lillesand Kiefer 1990

2.5 Pembangkitan Data Penutupan Lahan dengan Citra Landsat