Letak dan luas Kondisi sosial ekonomi masyarakat

4.1.7 Potensi wisata

Kawasan TNGC memiliki objek wisata alam yang telah dikelola sebelum penetapan statusnya sebagai taman nasional. Potensi wisata terdapat di kawasan TNGC cukup unik, variatif dan memiliki nilai jual yang tinggi. Potensi tersebut mencakup potensi fisik maupun hayati antara lain panorama alam, keindahan air terjun, pemandian air panas, bentang alam, kawasan persawahan, aliran sungai yang mengalir dapat dijadikan alternatif wisata bagi para wisatawan. Beberapa objek wisata alam yang selama ini telah diusahakan di kawasan TNGC dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Objek wisata alam di TNGC No Kabupaten Nama lokasi Jenis daya tarik 1 Kuningan Telaga Remis Danau Situ Cicerem Danau Bumi Perkemahan Cikole Aktivitas berkemah Pemandian Paniis dan Bumi Perkemahan Singkup Aktivitas berkemah Sumur Cikajayaan Wisata air Bumi Perkemahan Cibeureum Aktivitas berkemah Jalur Pendakian Linggarjati Aktivitas pendakian Jalur Pendakian Palutungan Aktivitas pendakian Bumi Perkemahan Hulu Ciawi Aktivitas berkemah Bumi Perkemahan Cibunar Aktivitas berkemah Bumi Perkemahan Balong Dalam Aktivitas berkemah Pemandian Alam Cibulan dan Sumur Tujuh Wisata air Lembah Cilengkrang Air terjun Pemandian Alam Cigugur Wisata air Bumi Perkemahan Palutungan dan Curug Putri Aktivitas berkemah 2 Majalengka Jalur Pendakian Apuy Aktivitas pendakian Bumi Perkemahan Cipanten Aktivitas berkemah Curug Sawer Air terjun Situ Sangiang Wisata air Sumber : BTNGC 2006

4.2 Daerah Penyangga TNGC

4.2.1 Letak dan luas

Daerah penyangga TNGC terletak melingkari kawasan TNGC yang meliputi 46 desa di 14 kecamatan dan 2 kabupaten. Ada 25 desa di 7 kecamatan di Kabupaten Kuningan di sekitar kawasan TNGC sebelah timur dengan luas keseluruhan desa tersebut sebesar 105.5 km 2 . Sementara itu, ada 20 desa di 7 Kecamatan di Kabupaten Majalengka di sekitar kawasan TNGC sebelah barat dengan luas keseluruhan desa tersebut sebesar ± 107.31 km 2 .

4.2.2 Kondisi sosial ekonomi masyarakat

1 Kepadatan penduduk Luas wilayah desa-desa sekitar taman nasional yang masuk Kabupaten Kuningan adalah 105.5 km 2 . Jumlah penduduk dari desa-desa tersebut sebesar 64666 jiwa dengan kepadatan penduduk 612.96km 2 BPS Kabupaten Kuningan 2003. Sedangkan luas wilayah desa-desa sekitar taman nasional yang masuk Kabupaten Majalengka adalah ± 107.31 km 2 , dengan jumlah penduduk mencapai 287439 jiwa, laki-laki berjumlah 144096 jiwa dan perempuan sebanyak 143341 jiwa BPS Kabupaten Majalengka 2003. 2 Mata pencaharian Mata pencaharian penduduk Kabupaten Kuningan yang berada di sekitar kawasan TNGC terdiri dari petani sebanyak 65476 orang 68.79, industri sebanyak 2323 orang 2.46 dan sektor jasa sebanyak 27097 orang 28.55. Besarnya jumlah petani menunjukkan besarnya jumlah masyarakat yang bergantung pada lahan pertanian dengan luas kepemilikan lahan pertanian oleh petani hanya mencapai 0.2 ha . Adapun komoditas pertanian yang dihasilkan diantaranya padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan mata pencaharian penduduk Kabupaten Majalengka yang berada di sekitar kawasan TNGC sebagian besar di sektor pertanian 34, baik di lahan milik, penggarap atau buruh tani dengan komoditi yang ditanam di atas lahan ladangkebuntegalan adalah sayuran-sayuran dan buah-buahan. Mata pencaharian lain yaitu 33 di sektor industri pengolahan, 17 di sektor perdagangan dan sisanya tersebar di sektor jasa, angkutan, perkebunan, perikanan dan perdagangan. 3 Penggunaan lahan Secara umum pola penggunaan lahan masyarakat di sekitar TNGC terdiri dari tanah sawah dan bukan sawah kebun, hutan rakyat, perkebunan, perumahan dan tanah pekarangan. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Kuningan adalah seluas 5644.48 ha yang terbagi menjadi lahan sawah 15026 ha berdasarkan sistem pengairan irigasi teknis, setengah teknis, irigasi sederhana, irigasi desa maupun tadah hujan dan bukan sawah 4141.88 ha yang terdiri dari kebun, hutan rakyat, hutan negara, perkebunan dan lain-lain BPS Kabupaten Kuningan 2003. Adapun penggunaan lahan di sekitar kawasan TNGC yang berada di wilayah Kabupaten Majalengka secara umum diklasifikasikan menjadi lahan sawah dan lahan kering. Pada tahun 2003 tercatat bahwa luas lahan sawah di Kabupaten Majalengka sedikit mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2002 yaitu dari 51045 ha menjadi 50937 ha. Hal ini disebabkan adanya peralihan fungsi lahan dari sawah menjadi tanah tegalan atau perumahan. Penggunaan lahan di kawasan barat Majalengka sampai dengan tahun 2005 didominasi untuk tanah ladangtegalan yaitu seluas 3047.55 ha. 4 Sosial budaya Berdasarkan data BPS Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka tahun 2003, sebagian besar penduduk yang ada di 14 kecamatan sekitar kawasan TNGC umumnya memeluk agama Islam 98, sedangkan sebagian kecil beragama Kristen Protestan dan Katolik 2. Interaksi masyarakat desa dengan kelompok hutan Gunung Ciremai telah lama berlangsung sejak kawasan tersebut belum ditunjuk sebagai taman nasional. Berbagai aktivitas dilakukan masyarakat, baik secara ekologi, ekonomi dan sosial berhubungan dengan kawasan tersebut, termasuk beberapa situs yang terdapat di dalam kawasan Gunung Ciremai yang merupakan bagian dari kegiatan ritual kepercayaan dan budaya bagi sebagian masyarakat di sekitar dan di luar kawasan Gunung Ciremai.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penutupan Lahan di Kawasan TNGC

Penutupan lahan merupakan status lahan secara ekologi dan penampakan permukaan lahan secara fisik, yang dapat berubah karena adanya intervensi manusia, gangguan alam dan suksesi tumbuhan secara alami. Penggunaan lahan merupakan perubahan keadaan lahan yang disebabkan oleh adanya kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia untuk berbagai kepentingan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Penutupan lahan dan penggunaan lahan yang ada di TNGC berdasarkan hasil survei dikelompokkan menjadi tujuh kategori. Tipe penutupan dan penggunaan lahan tersebut adalah hutan alam, hutan tanaman, semak, ladang, lahan terbuka, badan air dan tidak ada data. Penutupan dan penggunaan lahan di TNGC disajikan pada Gambar 5. Gambar 5 Penutupan dan penggunaan lahan. a Hutan alam; b Hutan tanaman pinus; c Semak belukar; d Ladang; e Lahan terbuka; f Badan air.